<$elamat Membaca>•••
Dua hari berlalu, semenjak penemuan bunga. Sang penemu bunga itu juga rasanya tidak peduli dengan itu semua. Bunga yang berwarna putih sekarang telah menjadi berwarna cokelat karena layu.
Sementara sang penemu bunga, masih tertidur di kasur empuknya. Membiarkan bunga yang sudah kering itu dan mati itu. Pengawet pada bunga itu sudah tidak dapat bertahan lagi.
Sang penemu bunga itu–Yellysa– sepertinya telah terbangun. Yellysa melihat kearah meja belajarnya dan menemukan bunga yang sudah layu.
Memang Yellysa tidak menyentuh bunga itu. Sejak saat Yellysa menemukan bunga, ia juga tidak ada niatan untuk mencari orang yang mengirim bunga itu.
Yellysa berjalan ke arah meja belajarnya. Ia mengambil bunga layu itu lalu membuangnya ke tempat sampah. Sudah, itu adalah akhir bunga itu.
Yellysa pergi ke kamar mandi untuk mandi. Ia harus bersiap-siap untuk ke sekolah.
Selama di sekolah setelah kejadian di halte bis. Kennandra sepertinya adalah orang yang seperti ekornya. Bukanya Yellysa kepedean, tapi Kennandra seperti ingin mengikutinya.
Entahlah Yellysa tidak tahu. Setiap ia pergi ke luar kelas, pasti Yellysa akan berpapasan atau menemukan Kennandra.
Tapi rasanya sangat aneh, karena gedung kelas 12 dan gedung kelas 11 berbeda. Tapi Yellysa selalu melihat Kennandra di gedung kelas 11.
Yellysa hanya merasa bodoamat dengan orang itu. Entah orang itu akan membunuhnya lagi atau karena tidak sengaja berpapasan saja. Tapi tetap saja Yellysa akan tetap merasa bodoamat.
•••
Sekarang Yellysa harus mempertahankan sikap bodoamat nya. Orang yang di bicarakan tadi, sepertinya sedang mengawasi Yellysa.
Kennandra orang kita bicarakan tadi sedang menatap Yellysa dari area parkiran. Yellysa yang baru sampai ke sekolah dan sekarang ia di gerbang. Yellysa menghela nafas, kejadian ini juga sama dengan kemarin.
Sekarang sifat bodoamat Yellysa hilang. Sifat itu tergantikan dengan sifat kesal dan penasaran. Yellysa tidak kuat lagi, ia melangkahkan kakinya ke area parkiran. Dan berdiri di depan orang itu. Salahkan sifat kepo Yellysa.
"Hai Kak! gedung kelas 12 di sana loh, kok gak masuk." Kata Yellysa dengan nada ramah. Ia bersikap seolah sedang menyapa kakak kelas.
Sementara yang di sapa masih diam dan tidak menjawab sapaan Yellysa. Ia masih tidak percaya kalau Yellysa berada di depannya dan menyapanya.
Yellysa yang tidak mendapat balasan menjadi kesal dan jengkel. Rasa penasarannya sudah hilang sekarang.
Segera Yellysa berbalik arah dan mulai melangkahkan kakinya. Sebelum melangkahkan kakinya, Yellysa merasa ada tangan yang menyekal tangannya.
Yellysa langsung berbalik dan menatap orang yang menyekal tangannya."Kenapa lo berubah." Nada datar itu mengudara setelah Yellysa membalikan badannya.
"Kenapa. Karena gue udah gak suka sama lo." Ucapan Yellysa yang membuat orang di depannya terdiam mematung lalu melepaskan cekalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasy[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...