<$elamat Membaca>
•••
Suara langkah kaki dari sepatu Yellysa menggema. Yellysa masih berada di ruang meeting yang sunyi itu. Yellysa berjalan menuju tempat untuk dirinya presentasi kali ini.Kepercayaan diri Yellysa berangsur-angsur menghilang. Apalagi dengan kehadiran tiga orang yang sangat Yellysa kenali di waktu kehidupannya dulu.
Semua orang di sana menatapnya. Tapi hanya satu tatapan yang membuat Yellysa grogi. Dengan mic mini yang hinggap di area pipinya. Yellysa mulai bersuara menjelaskan semua yang ia rangkum.
Berkali-kali Yellysa terus mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Bahkan sempat bertatapan lama dengan Kennandra. Tapi matanya selalu melirik kecil orang yang menatapnya dengan tajam.
Semua orang berdecak kagum dengan presentasi Yellysa kali ini. Mereka tidak percaya, jika anak tunggal tuan Rubels memiliki bakat seperti ayahnya.
Kecuali satu orang atau tiga orang. Satu orang itu tersenyum separuh yang terlihat menakutkan. Tapi tidak ada yang dapat melihat karena orang itu berada di bagian paling depan.
Yellysa dapat melihat jelas, ekspresi orang itu. Karena memang orang itu tepat berada di depanya. Mungkin hanya berjarak 2 atau 3 meter saja. Walaupun hanya curi-curi pandang sedikit, tapi Yellysa sudah tahu.
Yellysa tetap lanjut berbicara menerangkan dengan panjang lebar. Tangan Yellysa terus bergerak. Dan jika diperhatikan, Yellysa sudah terlihat sangat profesional.
Bukan hanya tangannya yang gerak. Kakinya juga ikut bergerak melangkah ke sana kemari dengan perlahan. Dan yang pasti, Yellysa ingin menjauh dari orang itu.
Jika Yellysa ingat-ingat kembali, aura orang ini masih sama. Wajah juga tidak ada yang berubah. Dan cara pandang orang itu juga masih sama. Cara pandang orang itu terkesan angkuh dan sombong, menunjukan betapa besarnya kedudukan orang itu.
"Terima kasih, untuk semua yang hadir hari ini......."
Yellysa menjelaskannya tentu dengan bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional. Karena para pebisnis di ruangan ini bukan berasal dari Indonesia saja.
Tepuk tangan menggema di ruangan itu. Mereka kagum dengan penampilan Yellysa. Banyak yang di tambahkan dalam presentasi hari ini. Dan semua pebisnis pun tanpa ragu-ragu menandatangani proyek baru R.B Company.
Yellysa membungkukkan badannya 90 derajat untuk menunjukkan kesopanan kepada para pebisnis. Dan mulai mengundurkan diri dari tempatnya tadi.
•••
Yellysa dapat menghela nafas dengan tenang sekarang. Dirinya sudah terbebas dari ruangan yang membuat ia grogi. Atau terbebas dari tatapan tajam seseorang. Yellysa mengambil tas selempangnya lalu pergi untuk pulang.
"Udah selesaikan?"
"Udah. Oke ayo balik!"
Yellysa berjalan ke arah lift sambil bersenandung kecil. Sesekali menyapa dengan ramah karyawan yang menyapa dirinya juga. Berjalan dengan langkah lebar karena ingin cepat pulang ke rumah.
"Bukankah ini nona Rubels!?"
Suara itu membuat Yellysa menghentikan langkahnya. Ia berbalik untuk menghadap ke arah orang yang bersuara tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasy[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...