Maaf untuk para pembaca, tulisan ini tidak bermaksud menyinggung
siapapun. Semua ini tanpa rekayasa dan tanpa dibuat-buat. Sekali lagi saya ingin mengatakan Kiko enak tau.<$elamat Membaca>
•••
Di sebuah ruangan ada tiga laki-laki dan satu perempuan. Satu perempuan itu adalah Yellysa. Dan tiga laki-laki itu adalah Axellan, Macario, dan Sarfeen.
Yellysa duduk di sofa single. Setelah Yellysa masuk ia duduk lalu diam. Mendengarkan basa-basi Macario dan Sarfeen sudah dapat membuat ruangan itu tidak sunyi.
Yellysa masih diam. Jantungnya berdetak kencang. Sedari tadi Axellan selalu menatap dirinya. Jika Yellysa menatap ke arah Axellan, maka pandangan mereka akan bertemu. Yellysa memilih menatap Macario dan Sarfeen saja.
"Nona Yellysa apakah nona ingin bergabung?" Pertanyaan yang membuat Yellysa panik. Dia belum menyiapkan jawaban dan alasan.
"En.. ayah saya tidak mengijinkan, Tuan."
Yellysa tidak berani menatap mata ketiga orang itu. Dia juga panik jika alasan tidak masuk akal darinya akan diketahui. "Benarkah!? Tetapi ayah anda membolehkan nona. Jadinya nona akan bergabung.
Selesai. Yellysa benar-benar tamat. Ingin membuat alasan Yellysa tidak bisa lagi. Ingin membual tapi takut diketahui. "Baiklah. Tetapi tuan-tuan boleh memilih waktunya terlebih dahulu."
"Bagaimana menurutmu Axellan?" Macario bertanya kepada Axellan yang dari tadi diam. Dan sepertinya selalu mengawasi mangsanya. "Hmm.."
"Baiklah, tuan. Saya sudah harus pulang, dan belajar." Yellysa menjabat tangan mereka semua. Tapi tangan Yellysa gemetar saat menjabat tangan Axellan.
"So cute!"
"Permisi!!" Yellysa pergi dengan cepat. Ia ingin segera pergi. Apalagi getaran dari tangannya masih terasa. Dan Yellysa merinding saat bersalaman dengan Axellan.
•••
Kemarin Yellysa tidak bisa tidur dengan tenang. Jika terlelap pasti ia akan bangun lagi. Pikirannya selalu berpikir keras. Dan membuat ia tidur larut malam dan bangun terlalu pagi.
"Yell!! Sekarang lo kayak kembaran Lo." Yellysa berada di kelas sekarang. Dan tentunya ada Saquilla sahabat baik (jahat) Yellysa. "Yellysa punya kembaran?" Tanya Emilia.
"Kagak lah! Lihatlah raut muka, wajah teman kita ini!" Ujar Saquilla sambil menggoyang-goyangkan dagu Yellysa. Dan langsung ditepis oleh Yellysa.
"Yellysa cuma kurang tidur. Dimana kembarannya?" Emilia sepertinya masih belum paham. "Ck! Kak Emilia!! Lihat mata Yellysa. Mirip yang di China itu lho!!"
Emilia belum paham tentang teka-teki mudah seperti ini. "Gak tau!! Gue pengen belajar aja deh." Emilia pun duduk di kursinya lalu membaca buku pelajaran.
Yellysa tidak peduli dengan kedua orang itu. Yellysa mengantuk, suasana di kelas membuat ia tambah mengantuk. Ingin sekali tidur disini, walaupun tidak senyaman di kasur.
"Eh! Bukanya itu Flomi! Anak kelas sebelah!" Ucapan Saquilla tidak digubris oleh Yellysa. Yellysa masih memejamkan matanya ingin tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasi[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...