<$elamat Membaca>
•••
Pemandangan sangat indah dari atas balkon. Angin yang berhembus membuat kulit terasa sejuk. Cuaca cerah pun membuat orang-orang ingin liburan.
"Ini kerja atau liburan?" Tanya Yellysa yang berdiri di balkon kamarnya.
Setelah tidur beberapa jam, Yellysa bangun. Dan kenyataan menamparnya. Ia harap peristiwa di bandara sampai kasur itu hanya mimpi. Tapi nyatanya tidak.
Yellysa berada di balkon villa tempat ia tinggal. Sejauh mata memandang, ia dapat melihat pantai Florida yang cantik. Dengan banyak pengunjung disana. Yellysa pun berpikir ia seperti sedang liburan.
Memandangi biru lautan Miami Beach membuat Yellysa enggan beranjak. Yellysa ingin kesana.
Tapi Yellysa masih punya rasa malu jika keluar kamar. Apalagi jika bertemu atau berpapasan dengan Axellan.
Setelah lama menatap pemandangan di depannya. Sekarang Yellysa teringat dengan nasibnya.
Yellysa merasa bahwa ia diculik, padahal bukan begitu. Yellysa hanya melebih-lebihkan saja.
Tetapi besok ia akan menghadiri konferensi tertutup. Tapi kata tertutup membuat Yellysa tidak tenang.
Bisa saja ia di jedor di situ. Mereka jauh-jauh mengajak Yellysa ke AS hanya untuk melenyapkan dirinya. Negatif thinking dulu.
Yellysa berpikir keras. "Hm.. tapi mereka semua kurang bukti," Yellysa menjeda ucapannya "jadi gue aman dong?"
Yellysa merasa aman untuk sesaat. "Tapi gue jelasinnya gimana?" Yellysa berpikir lagi. Tidak mungkin ia mengatakan jika ia berasal dari masa depan.
Pikiran Yellysa tidak bekerja. Apalagi ia tidak pandai mencari alasan yang tepat. Yellysa harus bilang apa?
"Oh! Atau mungkin gue di kurung sampe gue bersuara gitu? No.." Yellysa membayangkan novel dengan perempuan ditahan dan disiksa terlebih dahulu.
Yellysa tidak sanggup membayangkannya. Lebih baik ia dimusuhi ayahnya saja.
Bicara tentang itu, ponsel Yellysa hilang. Ia belum memegang ponselnya setelah penerbangan lagi.
Lupakan pemandangan cantik didepannya. Sekarang ia risau karena hp-Nya hilang. Handphone itu penting.
Yellysa mengobrak-abrik kamarnya itu. Membuka laci dan lemari berharap ia menemukannya.
Barang di kopernya sudah dibereskan. Yellysa apresiasi itu. Tapi sekarang hartanya hilang.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu yang pelan itu membuat Yellysa melihat ke arah pintu. Segera ia mendekati pintu dan membukanya.
(Di sini pakainya Bahasa Inggris 👍)
"Nona, makan malam sudah siap. Dimohon untuk segera ke ruang makan," ucap seorang maid sambil memperlakukan Yellysa seperti seorang putri.
"Baiklah!" Setelah lama mencari, Yellysa tidak tahu jika langit sudah mulai berubah. Dan juga sekarang adalah waktunya makan. Yellysa belum makan dari tadi.
Lupakan ponsel, makanan lebih penting!
Yellysa mengikuti maid tersebut. Ia belum tahu seluk-beluk villa yang besar ini. Kemungkinan besar ia nyasar jika pergi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasy[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...