<$elamat Membaca>
•••
Hari ini adalah hari Yellysa bersekolah lagi. Yellysa tidak bisa mengambil cuti terus-terusan. Walaupun dirinya sudah lulus di kehidupannya yang lalu, dan yang pasti tidak akan percaya kalau Yellysa bilang dirinya sudah lulus sekolah menengah.
Orang lain dapat melihat jeleknya kondisi muka Yellysa sekarang. Memang orang yang dibincangkan sedang dalam suasana hati yang tidak baik.
Yellysa melalui saja siswa siswi yang berlalu-lalang dan menyapanya. Semua hanya bisa diam saja karena memang belum ada yang mendekati Yellysa terang-terangan. Mereka belum berani, apalagi dengan Yellysa mode seperti ini.
Mereka juga sangat tahu bahwa Yellysa sedang dalam mood buruk. Mereka tahu karena Yellysa adalah tipe orang yang tidak bisa menyembunyikan suasana hatinya.
Dulu saja saat Yellysa sedang marah para murid di sekitarnya memilih pergi, daripada terkena amukan dari Yellysa. Jadinya mereka semua menjaga batasan dari Yellysa. Apalagi jika amarah dalam diri Yellysa bangkit.
Dan yang bisa menghentikan Yellysa adalah Saquilla. Mereka juga berpikir, bagaimana bisa Saquilla dapat menjadi teman Yellysa. Padahal sifat mereka sangat bertolak belakang.
Yellysa sekarang sudah berada di lorong sekolah yang akan mengantarkannya ke kelas. Sungguh Yellysa benar-benar tidak baik-baik saja. Dan itu bermulai saat kemarin.
Yellysa melihat pintu kelasnya tertutup rapat. Entah apa yang orang kelas itu lakukan. Yellysa langsung mempercepat langkahnya dan mengambil ancang-ancang mendobrak pintu itu.
Brak!!
Satu dobrakan berhasil membuat pintu itu terbuka dengan keras. Yellysa memilih mendobrak menggunakan kakinya. Dan suara dobrakan pintu mengejutkan para siswa di kelas itu.
Para teman sekelas Yellysa langsung menatap ke arah pintu masuk, dengan seorang gadis cantik yang mereka kenal berada di sana.
Yellysa menghiraukan saja tatapan-tatapan itu. Dengan cepat melangkah ke arah bangkunya. Yellysa sudah duduk di bangkunya. Dan dua orang berstatus sahabatnya langsung mendekati mejanya.
"Wihh, dah balik aja nih! Ada cogan kagak, di sana pasti isinya CEO semua. Kaya pula. Kalau ada cogan bagi tau dong Yell!" Ucap Saquilla yang langsung saja berbicara tanpa rem pada Yellysa yang sedang dalam mood yang buruk.
Dasar sahabatnya satu ini. Tidak tahu kah bahwa dirinya sedang tidak ingin diganggu. Dan bisakah sahabatnya yang ini diam untuk waktu ini.
"Cogan teros!! Ku kasih Abang gue deh, ikhlas gue." Ujar Emilia yang ingin memberikan kakaknya begitu saja. "Di pikir-pikir dulu, makasih." Memang bagi Saquilla kembaran Emilia itu juga termasuk golongan pria tampan, hanya saja temperamennya saja yang buruk.
"Dasar lo! Ehh. Yell, gimana meeting nya?"
Yellysa hanya diam, dan juga ekspresi wajahnya memburuk. Ia tidak mau mengingat tentang meeting kemarin. Dan meeting kemarin juga membuat kedamaiannya hilang.
"Gagal pasti. Iya kan!! Hiya..hiya!!" Ucap Saquilla yang tidak malunya dan itu membuat ekspresi Yellysa makin buruk.
"WOY!!! Duduk gak LO!! Cikgu besar dateng!!!" Perintah dari ketua kelas membuat seluruh penghuni kelas duduk rapi di bangku masing-masing. Dan juga para murid di kelas itu mengeluarkan buku yang sudah terjadwal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasy[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...