<$elamat Membaca>
•••
Hari kedua di negeri orang. Tapi Yellysa sangat bosan. Ia berencana untuk pergi ke pantai yang ia lihat kemarin. Dan ia lihat dari balkon, kondisi pesisir pantai sedang sepi pengunjung. Mungkin ada beberapa orang yang menikmati sejuknya pantai.
Yellysa memakai celana training. Ia juga memakai jaket agar tidak kedinginan. Matahari belum terbit di negara ini. Tapi jika di Indonesia jam sekarang ini sudah terang. Yellysa tidak mempermasalahkan hal itu.
Yellysa mulai keluar dari pintu depan vila. Kondisi dalam vila cukup sepi. Tetapi di luar sangat ramai dengan penjaga berbaju hitam.
Ada yang berpatroli dan ada yang diam menjaga area gerbang. Dan Yellysa bingung. Sepenting itu Axellan.
Ia melangkah ke gerbang vila. Tapi ia ditahan oleh penjaga. "Nona, anda tidak diperbolehkan keluar vila." Tegas penjaga itu.
"Hah? Tapi aku mau kel-"
"Tidak boleh nona. Ini perintah tuan."
"Nurut aja kalian sama tuan Lo. Mau keluar gak dibolehin." Batin Yellysa yang kesal.
"Ya udah deh!" Yellysa pergi meninggalkan area gerbang. Ia tidak putus asa. Ia harus mencari jalan keluar yang lain.
Ia akan menggunakan kesempatan di negara ini untuk liburan. Mungkin liburan sebentar saja.
Yellysa masuk ke vila lagi. Ia lalu masuk ke kamarnya dan pergi ke balkon. Ia harus mencari jalan keluar selain gerbang depan. Dan juga harus tidak di jaga siapapun.
Tapi vila ini aneh. Bagaimana bisa penjaga bertebaran seperti itu. Yellysa pastikan semua penjaga itu bukan dari pemilik vila.
Yellysa bingung sendiri. Semua celah dijaga. Baik pintu depan belakang atau pintu darurat saja pasti di jaga.
Vila yang keluarga Yellysa punya pasti sepi dan tenang. Tapi vila ini tidak.
Ponsel Yellysa berbunyi. Yellysa segera membuka dan itu adalah sebuah pesan.
Pesan itu dari Axellan. Dan pesan yang dikirim Axellan...
"Tidak boleh keluar." Yellysa membuat-buat suara dan nadanya menjadi suara yang Axellan sering gunakan. Lalu ia tertawa sendiri.
Tapi ia juga bosan karena tidak diperbolehkan keluar
Karena sekarang masih pagi, jadi Yellysa menghubungi sahabatnya saja untuk menghilangkan rasa bosan. Di tempat tinggalnya mungkin sudah sore. Sangat cocok untuk berkomunikasi sekarang.
Yellysa memakai laptop, lalu ia mencoba video call dengan kedua sahabatnya. Yellysa menunggu hingga salah satu mengangkat panggilan videonya. Yellysa berbaring dan menunggu.
"YELLYSA! OMG!!"
Teriakan itu mengejutkan Yellysa. Yellysa melihat ke arah layar laptop. Dua suara sahabatnya keluar begitu keras dari speaker laptopnya.
Yellysa melihat ke arah layar. Di muka sahabatnya muncul dengan jarak yang begitu dekat. Mereka sepertinya mendekatkan muka ke kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be The Protagonis? [END]
Fantasy[WARNING! ADA BANYAK KEMUSTAHILAN DI SINI KARENA INI CERITA FANTASI!] Yellysa Morphine Rubels, nama yang cantik dan orang yang cantik, tapi tidak dengan sikap dan sifatnya. Sikap dan sifat yang jahat membuat banyak orang yang membencinya...