"I want to end it right now"

175 43 3
                                    

Terdapat beberapa kalimat dewasa pada chapter kali ini, mohon untuk tidak ditiru yaa!!

꙰꙰꙰

"Good job, Ji!"

Tiga bulan sudah terlewati, musim dingin dan salju pertama bagi Fajri sudah dilalui. Kini waktunya musim semi hadir dan menggantikan kedinginan yang telah musim dingin berikan selama tiga bulan ke belakang. Musim peralihan ini sering dianggap lebih menyenangkan dibandingkan dengan musim lainnya. Musim di mana suhu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Musim di mana hewan-hewan kembali setelah bermigrasi ataupun hibernasi. Musim di mana daun dan bunga kembali tumbuh mekar. Tak lupa, musim di mana biasanya puncak pertandingan olahraga dirayakan.

Setelah terkurung di dalam rumah selama beberapa bulan, Fajri memanfaatkan musim semi untuk melalukan aktivitas di luar rumah. Kini Fajri sedang bermain basket di lapang kampus bersama beberapa teman internasional yang sudah dia kenal pada kelas bahasa. Berhasil mencetak three points sebanyak tiga kali berturut-turut, Fajri mendapatkan banyak pujian dari teman-temannya.

"Whoa, I didn't expect that you are really good at this. (Gue kagak nyangka lu bagus banget dalam hal ini.)" Seorang pria bertubuh tinggi dengan nama punggung Bryan menghampiri Fajri dengan senyum bangga.

"It's nothing. (Itu bukan apa-apa.)" Fajri tersenyum tipis sembari menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Let's take a break. (Ayok istirahat.)" Bryan merangkul Fajri dan membawanya ke sisi lapang untuk beristirahat sejenak. Fajri hanya mengikuti langkah teman barunya asal Washington, DC. tersebut.

"AJI."

Terdengar suara teriakan laki-laki dari arah pintu masuk lapangan. Refleks, beberapa orang di dalam lapangan tersebut menoleh ke arah sumber suara yang cukup menggema, terutama orang yang dipanggil namanya. Terlihat Mavin dan Bastian yang berlari ke arah Fajri. Fajri menatap heran kedatangan dua temannya itu.

"Lu liat Marsha kagak?" Tanpa basa basi, Mavin langsung menyampaikan maksudnya menghampiri Fajri saat latihan sembari mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Bryan menurunkan perlahan rangkulannya.

"Gue udah tiga bulan terakhir ini kagak denger kabar dia." Ucap Fajri pelan sembari menggelengkan kepalanya perlahan.

"Lu liat ini." Mavin memberikan smartphone miliknya yang menunjukkan salah satu akun gosip media sosial kampusnya.

Fajri membaca dengan seksama penjelasan bahasa Inggris dalam potongan video yang diunggah akun tersebut.

"Oh, Videmarsha!" Bryan yang ikut membaca tulisan pada smartphone Mavin tiba-tiba membuka suara. Refleks, ketiga laki-laki yang berada di sekitar Bryan menoleh ke arahnya. "I watched that video. (Gue udah nonton video itu.)" Ucap Bryan polos ketika tiga pasang mata menatap ke arahnya. Fajri membelalakkan matanya kaget mendengar pengakuan dari Bryan, begitu pula dengan Mavin dan Bastian.

"Sekarang dia dimana?!" Fajri kembali melontarkan pertanyaan kepada Mavin dan Bastian.

"Kalau gue tau, gue kagak bakal dateng ke sini buat ketemu lu." Mavin mendesah pelan.

"Devin." Ucap Bastian singkat. Refleks, Mavin dan Fajri menoleh heran ke arah Bastian.

"De... Devin Sanjaya?" Tanya Fajri pelan, tak yakin dengan pertanyaannya sendiri.

"Lu kenal?" Bastian menatap kaget Fajri.

"Gue pernah ketemu dia sebelum liburan musim dingin." Jelas Fajri singkat. "Lu kenapa tiba-tiba nyebut nama dia?"

"Dia temen Marsha dulu, gue yakin dia tau tentang keberadaan Marsha." Jawab Bastian dengan yakin. "Gue tadi liat dia di lobi." Lanjut Bastian cepat.

Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang