"I don't even know how I feel"

153 48 7
                                    

"Udah siap semua?"

Seperti yang sudah diagendakan sebelumnya, hari ini Kezia dan beberapa teman organisasinya akan pergi ke salah satu daerah terpencil untuk melakukan pengabdian masyarakat. Mereka diharuskan berkumpul di kampus saat matahari masih malu untuk menampakkan dirinya.

"Udah dong." Kezia mengangguk dengan semangat.

"Berapa lama di sana?" Tanpa turun dari motor, Fajri merapihkan rambut.

"Sebulan." Kezia membenarkan posisi tas ranselnya. Fajri terdiam, menatap Kezia.

"Se...bulan?" Tanya Fajri pelan, memastikan dia tidak salah mendengar. Kezia mengangguk yakin. "Tanggal berapa sampe sini lagi?" Tanya Fajri cepat.

"Em..." Kezia mengeluarkan smartphone dari saku celananya. "Tanggal 21 kyknya." Kezia menatap layar smartphone yang menunjukkan kalender digital.

"Lama ya." Fajri tersenyum tipis.

"Lumayan, katanya perjalanannya juga satu hari penuh. Mungkin kalau kita istirahat di pertengahan jalan, bisa dua hari sampe sana." Kezia kembali memasukkan smartphone ke dalam saku celananya.

"Lu hati-hati ya di sana." Fajri mengelus pelan rambut Kezia.

"Siap, kan banyak temen juga." Kezia tersenyum lebar, menunjukkan deretan behelnya.

"Iya." Fajri mengangguk kecil, senyumnya sangat tipis.

"Kezia masuk dulu ya." Kezia melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 05.55 WIB. "Takut udah pada kumpul." Kezia kembali membenarkan posisi tas ranselnya yang terlihat cukup penuh.

"Oh, iya. Semangat ya." Fajri mengepalkan tangannya dan tersenyum -memberikan semangat kepada Kezia.

"Semangat!" Kezia ikut mengepalkan tangan dan tersenyum. "Bye." Kezia membalikkan badan dan langsung berlari menuju tempat kumpul organisasinya, dengan salah satu tangan yang melambai ke arah Fajri.

Fajri tersenyum tipis, memperhatikan punggung Kezia yang semakin menjauh. Setelah Kezia hilang dari pandangan, Fajri mengeluarkan smartphone dari saku celananya dan membuka kalender digital. Fajri mendesah pelan.

"Tanggal 21 ya?" Ucap Fajri pelan.

꙰꙰꙰

"Kezia." Adith melambaikan tangan dari kejauhan, tersenyum lebar ke arah datangnya Kezia.

"Hey, Dith." Kezia membalas lambaian tangan Adith sembari berlari mendekatinya.

"Lu dateng sama Bang Shan?" Tanya Adith ketika Kezia sudah sampai di dekatnya.

"Bukan dong." Kezia menggeleng cepat, senyumnya tak luntur.

"Lah, terus sama siapa? Kenapa kagak bareng saja sama gue tadi?" Adith sedikit mengerutkan dahinya.

"Ada deh, kepo lu." Kezia tak ingin teman kampusnya mengetahui tentang Fajri.

"Ye... Naik angkutan umum ya lu?" Tebak Adith.

"Kagak lah, bisa-bisa gue telat kalau naik angkutan umum." Jawab Kezia cepat.

"Terus..."

"Dith." Fenly berjalan santai menghampiri mereka berdua, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Eh, Fen. Kenapa?" Refleks, Adith menoleh ke arah datangnya Fenly.

"Lu dipanggil Kak Ridwan tuh." Fenly menunjuk ke arah Kak Ridwan dengan dagunya.

"Oh, oke. Thank you, Fen. Gue ke sana dulu ya, Zi." Adith menoleh sekilas ke arah Kezia sebelum akhirnya berlari kecil meninggalkan Fenly dan Kezia berdua.

Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang