"Zi, mau ke kantin?" Adith memasukkan beberapa buku ke dalam ranselnya.
"Gue kagak ikut dulu ya, Dith. Gue ada janji." Kezia tersenyum tipis ke arah Adith.
"Janji?" Refleks, Adith menoleh heran ke arah Kezia. "Sama siapa?"
"Temen sekolah gue dulu." Kezia memasukkan bukunya ke dalam ransel.
"Mau gue anter?" Adith menawarkan diri dengan cepat.
"Kagak perlu." Kezia berdiri dan tersenyum tipis ke arah Adith. "Gue duluan ya." Kezia berjalan meninggalkan Adith.
Beberapa menit berlalu, Kezia akhirnya sampai ke tempat tujuannya. Sebuah restoran yang sudah menjadi langganan. Bukan hanya karena menu yang disuguhkan cukup menggugah selera, salah satu pekerja di sana juga membuat Kezia datang berkali-kali.
Kezia melangkah masuk ke dalam restoran, kedua ekor matanya langsung mencari sosok yang dia ingin temui. Kezia mengedarkan pandangan ke sekitarnya hingga dia menemui sosok perempuan berambut panjang di pojok ruangan. Tanpa menunggu lama, Kezia berlari kecil menuju perempuan tersebut.
"Abelle." Senyum Kezia merekah ketika berdiri tepat di depan perempuan tadi.
"Kezia." Abelle menoleh ke arah Kezia dan ikut tersenyum.
"I missed you so much. (Gue kangen banget sama lu.)" Kezia langsung memeluk erat tubuh Abelle.
"Me too. (Gue juga.)" Abelle membalas pelukan Kezia.
Setelah dirasa cukup untuk menyalurkan rasa rindu mereka, Kezia melepas pelukannya dan duduk di hadapan Abelle.
"Gimana kabar lu?" Tanya Abelle membuka obrolan.
"Ya, seperti yang lu liat sekarang." Kezia tersenyum. "Oh, iya. Fiki kagak ikut?" Kezia mengedarkan pandangannya.
"Dia tadi cuma nganter gue ke sini, katanya mau ke kampus lagi, ada acara organisasi." Jelas singkat Abelle dan dibalas dengan anggukan pelan dari Kezia. "Terus Aji sekarang gimana?" Tanya Abelle pelan.
"Aji..."
"Hey."
Seorang laki-laki datang menghampiri kedua perempuan di sana. Refleks, Kezia dan Abelle menoleh ke arah sumber suara. Zweitson berdiri tegak dengan buku kecil dan alat tulis dalam genggamannya.
"Pesen dulu kali, nanti lanjut lagi ceritanya." Ucap Zweitson yang sudah bersiap untuk menulis pesanan.
Kezia dan Abelle saling bertatapan. Detik selanjutnya, mereka tertawa kecil.
"Iya, iya. Caffe Latte satu ya, kak." Abelle mengangkat jari telunjuknya sembari tersenyum lebar.
"Choco Caramel Milkshake satu ya, kak." Kezia mengikuti Abelle.
"Baik." Jari Zweitson mulai menuliskan pesanan di atas kertas kosong. "Ada yang bisa saya bantu lagi?"
"Setelah pesanan diantar, tolong temani kami cerita di sini ya, kak." Kezia tertawa kecil.
"Siap, mohon tunggu pesanannya ya. Nanti saya akan kembali." Zweitson tertawa kecil sebelum akhirnya berjalan pergi untuk memberikan pesanan Kezia dan Abelle.
"Gue kangen ngobrol dan ketawa berempat." Kezia menatap punggung Zweitson yang sudah cukup jauh. "Semua bisa kyk semula lagi kagak ya, Bel?" Tanya Kezia tanpa menoleh ke arah Abelle.
"Zi." Abelle mengelus lembut lengan Kezia. "Walaupun mungkin semua kagak bisa kembali seperti semula, gue yakin semua akan baik-baik aja." Abelle berusaha untuk meyakinkan Kezia.
"Tapi gak ada satupun yang membaik, Bel." Kezia menoleh ke arah Abelle. "Semesta hanya memihak pada gue satu kali, dan gue udah lepas kesempatan itu." Kezia menunduk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]
Fanfiction"Mereka adalah kisah dari masa lalu, bolehkah kita menjalani masa depan bersama?" -Videmarsha Anasuciara Prasbawara "Banyak yang berusaha untuk meluluhkan perasaanku. Namun, percayalah aku selalu menyiapkan ruang untukmu di hatiku." -Kezia Lizina Al...