"I'm just trying to make her happy"

196 50 12
                                    

"Lah, rapih banget lu. Mau ke mana?"

Kezia keluar dari kamarnya dengan menggunakan baju tutleneck yang dibalut kemeja oversize. Celana jeans dan sepatu putih ikut melengkapi penampilan Kezia pagi hari ini. Rambut hitam panjang Kezia terurai indah. Dengan make-up simple berwarna peach, Kezia tersenyum lebar -menunjukkan deretan behel ke arah Shandy.

Shandy -yang sedang duduk santai di ruang tamu sembari bermain smartphone kini menatap heran adik perempuannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sudah seminggu sejak Kezia bertemu dengan Fajri, dia terlihat sangat senang. Tak sedikitpun senyum luntur dari wajah manis Kezia. Walaupun Shandy merasa adiknya mulai terlihat gila, dia ikut senang ketika Kezia bisa menikmati setiap detik waktunya.

"Mau jalan dong." Kezia duduk tepat di samping Shandy.

"Sama siapa?" Tanya Shandy sembari menoleh ke arah Kezia.

"Tebak coba." Senyum Kezia masih tercetak di wajahnya.

"Siapa lagi kalau bukan Aji." Jawab Shandy malas dan kembali memainkan smartphone. Kezia tersenyum malu, tak menjawab. "Berdua doang?" Pandangan Shandy tak lepas dari smartphone.

"Iya." Kezia mengangguk antusias.

"Tugas lu udah beres?" Shandy membuka salah satu akun media sosial miliknya.

"Udah dong." Jawab Kezia sombong. "Kezia kan rajin, gak kyk abang." Kezia menjulurkan lidahnya mengejek.

"Dih, lu rajin tuh keturunan dari gue tau." Shandy mengacak-acak rambut Kezia.

"ISH, BANG SHAN!" Kezia memanyunkan bibirnya, kesal.

"Permisi."

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"TUH KAN, AJI UDAH DATENG." Kezia memukul kecil pundak Shandy dan langsung merapihkan rambutnya.

"Udah, Zi. Lu gitu aja jalan sama Aji." Shandy tertawa puas melihat rambut Kezia yang sedikit berantakan. "MASUK AJA, JI." Shandy berteriak mempersilakan seseorang di luar untuk segera masuk.

Pintu utama terbuka perlahan. Terlihat seorang laki-laki masuk dengan langkah kecil.

"Permisi, kak." Laki-laki itu tersenyum tipis di ambang pintu.

"Ait?" Kezia mengerutkan dahinya heran ketika melihat seseorang di depannya bukanlah orang yang dia tunggu.

"Lu lagi? Ngapain ke sini?" Raut wajah Shandy mendadak serius.

"Em, saya mau ngobrol sama Kezia, kak." Jawab Fauzan pelan.

"Harus banget ke sini?" Shandy mengerutkan dahinya kesal.

"Saya udah coba kontak Kezia tadi, nomornya gak aktif." Fauzan berusaha sesopan mungkin.

"Oh, maaf." Jawab Kezia cepat, dia hampir saja lupa meninggalkan smartphone di kamarnya dalam keadaan mati. "Mau ngomong apa emangnya?" Tanya Kezia.

"Em, bisa ngobrol di luar?" Tanya Fauzan ragu, melirik Shandy.

"Di sini aja, kenapa harus di luar?" Ucap Shandy acuh tak acuh.

"Maaf, kak. Saya izin berbicara berdua dengan Kezia." Fauzan menundukkan tubuhnya sedikit.

"Gue kagak bakal ganggu. Duduk aja." Shandy kembali memainkan smartphone santai.

"Em..." Fauzan melirik Kezia ragu.

"Bang, udah lah." Kezia sedikit membujuk Shandy di sampingnya.

"Kalian ngobrol aja, gak apa-apa." Jawab Shandy cepat, tak beranjak sedikitpun.

"Bang." Panggil Kezia pelan. "Bentar doang." Kezia memegang lengan Shandy.

Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang