"I get why I'm here now"

175 47 3
                                    

"Ji? Aji?"

Mendengar Kezia sudah sadar, Fauzan menatap Kezia kaget. Meskipun dalam keadaan mata yang masih terpejam, Kezia berkali-kali menyebutkan nama yang sama.

"Zi? Lu udah sadar?" Tanya Fauzan cepat sembari menggenggam salah satu tangan Kezia.

"Aji." Panggil Kezia lemah, matanya masih terpejam.

"Kezia, ini gue. Ait." Fauzan menatap Kezia penuh harap.

Perlahan, Kezia membuka kedua kelopak matanya. Cahaya lampu menyorot masuk ke dalam mata Kezia. Refleks, Kezia berusaha untuk menutupi cahaya tersebut dengan salah satu tangannya.

"Zi, syukurlah lu udah sadar." Fauzan bernafas lega.

"A... Ait?" Kezia menurunkan perlahan tangannya.

"Iya. Ini gue." Senyum Fauzan mulai merekah.

"Kezia di mana?" Kezia mengedarkan pandangan ke sekitarnya.

"Lu lagi di rumah sakit, Zi." Jelas Fauzan.

"Ru... Rumah sakit? Kenapa?" Kezia berusaha untuk duduk. "Aw..." Tiba-tiba kepala Kezia terasa cukup pusing.

"Lu tiduran aja dulu ya." Dengan sigap, Fauzan menahan tubuh Kezia.

"Kenapa Kezia bisa ada di sini?" Tanya Kezia pelan.

"Lu tadi ditabrak." Ucap Fauzan pelan.

"Ditabrak?" Kezia mengerutkan dahinya, berusaha mengingat sesuatu.

"Lu kagak perlu inget kejadian apapun dulu ya." Fauzan berusaha untuk menenangkan Kezia.

"Zweitson." Panggil Kezia pelan. "Dia di mana?" Tanya Kezia.

"Dia di luar." Ucap Fauzan pelan.

"Kezia boleh ketemu dia?" Kezia menatap Fauzan sendu.

"Gue panggil dulu ya." Fauzan berdiri dan melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Tak selang berapa lama, Zweitson masuk ke dalam ruangan Kezia.

"Kezia." Zweitson menghampiri Kezia dengan cepat.

"Son. Maaf." Ucap Kezia pelan.

"Kagak." Zweitson menggelengkan kepalanya cepat. "Lu kagak perlu minta maaf." Zweitson duduk di samping Kezia.

"Lu pasti nunggu gue lama, kan?" Kezia menatap Zweitson sedikit menyesal.

"Zi, lu kagak perlu pikirin itu ya." Zweitson menepuk pelan lengan Kezia. "Lu harus banyak istirahat sekarang."

"Son, gue..."

"KEZIA."

Teriakan wanita paruh baya dari arah pintu dapat mengalihkan perhatian Kezia dan Zweitson. Terlihat mamah Kezia dengan wajah yang sudah penuh keringat dan air mata, diikuti oleh Shandy di belakangnya.

"Kamu kenapa bisa gini, sayang?" Mamah menghampiri Kezia dengan wajah yang sangat khawatir.

Zweitson berdiri perlahan dari tempat duduk dan berjalan sedikit menjauh, mendekati Shandy. Tanpa menunggu lama, mamah langsung duduk di samping brankar Kezia.

"Mah, Kezia gak apa-apa kok." Kezia tersenyum tipis, berusaha menenangkan mamah.

"Gak apa-apa gimana? Tangan kamu sampe diinfus gini." Mamah memegang tangan kanan Kezia perlahan. "Bagian mana yang sakit?" Mamah menatap Kezia dari ujung kepala hingga kaki.

"Mah, mamah gak perlu khawatir ya." Ucap Kezia pelan. "Bentar lagi juga Kezia sembuh kok." Kezia tersenyum tipis.

"Kenapa, Son?" Bisik Shandy kepada Zweitson yang berdiri di sampingnya.

Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang