"Doesn't compare him with them"

174 43 2
                                    

"Nak Sha, lagi apa?"

Waktu masih menunjukkan pukul 06.05 waktu setempat, tetapi Marsha sudah berhadapan dengan banyak alat dapur dan bahan masakan. Mendengar suara asisten rumah tangganya, Marsha langsung membalikkan tubuhnya.

"Eh, bi." Dengan menggunakan apron hitam ditubuhnya, Marsha tersenyum lebar ke arah Bibi sembari memegang sebuah pisau dapur di tangan kanannya.

"NAK SHA?! NGAPAIN MEGANG PISAU?" Dengan panik, bibi berlari kecil mendekati Marsha. Marsha menatap kaget sekaligus heran ketika bibi merebut pisau dari genggamannya.

"Bi..."

"Nak Sha, kalau ada apa-apa, cerita sama bibi. Jangan aneh-aneh." Bibi menjauhkan pisau tersebut dari Marsha.

"Bi, Marsha lagi masak." Jelas Marsha cepat.

"Hah?" Bibi menatap kaget Marsha.

"Iya. Ini Marsha lagi nyiapin makanan." Marsha menunjuk beberapa bahan masakan yang sudah dia olah.

"Nak Sha ngapain masak? Itu kan tugas bibi." Bibi memegang kedua lengan Marsha.

"Gak apa-apa, bi. Marsha mau bawa makan sendiri hari ini ke kampus." Marsha tersenyum manis ke arah bibi.

"Ini bibi gak lagi mimpi, kan?" Bibi menampar pipinya sendiri. "Aw..." Marsha terkekeh kecil melihat bibi kesakitan.

"Emang sebegitu mustahil kah Marsha masak sendiri?" Senyum di wajah Marsha tak meluntur.

"Wah, pasti Nak Sha lagi bahagia nih." Bibi seolah sudah dapat membaca senyuman Marsha yang sudah lama tak terlihat di wajahnya. "Cerita dong." Bibi menyenggol lengan Marsha.

"Gak ada apa-apa kok, bi." Marsha menghindari pandangan bibi sembari tersenyum malu.

"Bibi bantu masak ya." Bibi tersenyum lebar melihat Marsha pagi ini, setelah sekian lama dia tak melihat sosok Marsha yang ceria dan tersenyum manis pada pagi hari. "Nak Sha mau bawa makan apa ke kampus?"

꙰꙰꙰

"Kalian bawa bekel apa?"

Dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan kini duduk di atas hamparan rumput yang luas setelah lelah berlari seharian. Masing-masing dari mereka mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya.

"Mamah masakin Fiki pempek tadi pagi." Seorang anak laki-laki bertubuh tinggi -yang memanggil dirinya Fiki membuka kotak makan dengan semangat.

"Kezia dibawain buah sama roti bakar." Seorang anak perempuan berbehel -yang memanggil dirinya Kezia ikut membuka kotak makan merah muda miliknya.

"Wah, kyknya enak." Anak laki-laki bergigi kelinci itu tersenyum lebar melihat makanan dari kedua temannya.

"Aji bawa apa?" Tanya Fiki kecil kepada temannya -yang dipanggil Aji.

"Oh, iya." Fajri kecil mengambil kotak makan dan segera membukanya.

"Itu apa?" Tanya Kezia kecil dengan polos.

"Ini namanya kerang." Fajri kecil menunjuk salah satu sisi kotak makannya.

"Ini namanya tiram. Fiki pernah makan." Fiki kecil menunjuk sisi lain kotak makan Fajri kecil.

"Iya, bener. Kezia belum pernah makan?" Fajri kecil menatap heran Kezia kecil.

"Belum." Kezia kecil menggeleng pelan.

"Kalau gitu, Kezia cobain nih." Fajri kecil menyodorkan kotak makannya ke arah Kezia kecil sembari tersenyum lebar.

"Boleh?" Kezia kecil tersenyum lebar ke arah Fajri kecil.

Secret Admirer 2 || UN1TY × StarBe (ft. TNBGB 1 & 2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang