Lima🦊

632 86 41
                                    

💎Happy reading💎

"Ferooo!" teriak Akira kencang. Napas anak itu sudah tak lagi beraturan.

Detik pertama saat kesadarannya sepenuhnya pulang, yang terlintas dalam kepala hanyalah Fero saja. Akira masih tak mengerti apa yang terjadi padanya, tapi Akira tahu bahwa kini ia tak lagi berada di hutan seperti sebelumnya.

Perlahan, pintu kayu yang ada di hadapan Akira mulai terbuka. Menampakkan sosok bocah kecil yang namanya baru saja Akira gemakan sekuat tenaga. Untuk sesaat Akira bisa bernapas lega. Karena ternyata anak itu baik-baik saja.

"Kakak! Syukurlah kau sudah sadar. Kau tidurnya lama sekali," lirih Fero. Kemudian anak itu menghambur dalam pelukan Akira. Mencoba mencari kehangatan yang semalam sempat menghilang dari tubuh Akira.

"Aku takut. Kenapa kau bangunnya lama sekali? Ini sudah mau sore tahu," rengek Fero.

Semalam Fero terkejut saat tubuh Akira oleng seketika. Kemudian Akira terjatuh bersamaan dengan dirinya yang belum sadar sepenuhnya pun ikut terjatuh. Saat Fero memanggil-manggil nama Akira, lelaki itu tak merespon apa-apa. Bahkan saat Fero mencoba menggenggam telapak tangannya, yang mampu ia rasakan hanya dingin yang begitu menyiksa. Setelahnya ada dua makhluk aneh yang mendekati mereka. Dari tatapannya saja Fero sudah tahu kalau dua makhluk itu ingin memakan mereka berdua.

Fero baru akan merubah wujudnya menjadi serigala. Fero tahu dengan kekuatannya yang benar-benar terkuras untuk berjalan, tak mungkin ia bisa menang melawan dua makhluk aneh di hadapannya. Namun, ada Akira yang entah sebab apa tertidur yang harus ia jaga.

Fero baru akan bangkit dari posisinya, tapi tiba-tiba dua makhluk menyeramkan itu langsung roboh seketika. Kemudian saat tubuh mereka sepenuhnya menyentuh tanah, tubuh keduanya perlahan mengurai dan menghilang setelahnya.

"Orang baru, ya?"

Tiba-tiba Fero mendengar suara orang dari arah yang tak bisa ia jangkau dengan mata. Yang ternyata berasal dari salah satu pohon besar yang tumbuh bebas di sekitar mereka. Di sana ada seorang laki-laki tengah duduk di atas pohon sana.

"Si--siapa kau?"

Lelaki itu turun dengan cara melompat ke arah mereka berdua. Padahal batang pohon itu sebegitu tingginya. Kalau Fero yang melompat dari sana, Fero yakin kedua kakinya akan patah, tapi orang itu bahkan tak merasakan apa-apa. Saat kakinya menginjak tanah, Fero yakin ia sama sekali tak mendengar suara apa-apa. Hanya tenang, tapi Fero bisa merasakan angin kencang menimpa wajahnya, menerbangkan tiap helai rambutnya. Dari jarak sedekat ini Fero baru tahu kalau lelaki di hadapannya itu tengah memejamkan mata.

"Dari mana?" tanyanya.

Fero tak langsung menjawab tanya yang mengudara. Ada satu hal yang ingin Fero pastikan, tapi ia tak berani bertanya. Tentang siapa lelaki yang kini berada di hadapannya dan kenapa lelaki itu memejamkan mata. Atau jangan-jangan dia buta?

"Da--dari Selatan," jawab Fero masih terbata.

"Pembohong. Kau datang dari arah Barat dan aku masih bisa mencium aroma Barat dari tubuh kalian berdua."

Sepertinya Fero sedang berhadapan dengan orang yang tak biasa. Terbukti dari cara lelaki itu menebak dengan mudah. Fero tidak berniat berbohong sama sekali. Sebelum datang ke sini Kakek Pupa berkata bahwa kemungkinan Fero dan Akira berasal dari Selatan. Namun, sepertinya lelaki itu bertanya bukan dari mana tempat asal mereka, tapi dari arah mana mereka datang. Tempat Kakek Pupa berada di area Barat. Itulah mengapa lelaki itu menganggap Fero membohonginya.

Half BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang