Empat Belas🦊

361 46 20
                                    

💎Happy reading💎

Torano, Ayumi, dan Nujio yang mendapat lokasi di Timur tentu harus memiliki persediaan paling banyak. Karena Timur adalah lokasi paling jauh dari Utara. Untuk sampai ke sana saja mereka harus mendaki Bukit Kachi terlebih dahulu. Ditambah lagi Nujio yang sering meminta berhenti lantaran anak itu lelah sekali. Torano yang paling bertenaga di sana tampak mulai bosan tiap kali Nujio meminta mereka untuk berhenti.

"Ayolah, Torano! Setidaknya kau gendong Nujio saja. Kau 'kan kuat. Kalau begini, kapan sampainya coba? Teman-teman yang lain pasti sudah menemukan bolanya. Sedangkan kita bahkan belum sampai di Timur," maki Ayumi yang kesal sendiri melihat Torano yang selalu cuek tiap kali Nujio menyuruh berhenti. Anak itu selalu saja terlihat tak mau peduli. Seolah misi ini hanya main-main saja baginya. Padahal Nujio sudah seperti orang mau mati.

"Jangan berbicara seolah kau dekat denganku. Memangnya kau itu siapa berani memberiku perintah?" tanya Torano. Anak itu bahkan sama sekali tak merasa kasihan pada Nujio yang terlihat kepayahan.

"Cih ... apa semua macan itu sepertimu? Kenapa kau sombong---"

Kalimat Ayumi terpotong saat tiba-tiba ada benda runcing menusuk lehernya, dan Ayumi tidak bodoh untuk tahu dalam satu kali gerakan singkat saja lehernya akan putus seketika. Kuku-kuku panjang yang bertengger di lehernya pasti akan menusuk lehernya lebih dalam saat ia bergerak sedikit saja.

"Kak Torano, hentikan! Kita ini satu tim, seharusnya tidak boleh bertengkar satu sama lain," lerai Nujio yang sudah bangkit dari posisinya. Mata anak itu menatap tajam ke arah Torano yang juga menatapnya.

Dengan sendirinya tangan Torano yang bertengger di leher Ayumi turun begitu saja. Sepertinya Torano baru saja terkena hipnotis dari Nujio. Sialan, padahal Torano ingin memaki Ayumi lebih lama lagi.

"Baiklah," ucap Torano, "dan kau, Ayumi. Jangan sesekali menyebutku macan. Kalau tidak, kau sendiri akan tahu akibatnya. Aku bahkan tak peduli kau anaknya Barara."

"Menyebalkan. Kenapa aku harus satu kelompok denganmu? Seharusnya aku bersama Fero saja. Anak itu asyik, tidak sepertimu---"

"Silahkan! Fero ke Barat loh, silahkan pergi ke Barat dan susul dia. Sendiri pun aku tak masalah."

Cukup sampai di sana saja kesabaran Ayumi. Anak itu lantas terdiam setelah kalimat itu Torano sudahi. Setiap kali berdebat dengan Torano, pasti Ayumi yang akan mengalah. Mengingat mulut tajam Torano yang tak bisa terkalahkan oleh siapa-siapa. Torano hanya akan berbicara jika itu dibutuhkan saja, tapi kalimat yang keluar selalu tajam dari mulut wanita.

Satu lagi. Mengalah mungkin selalu menjadi pilihan yang tepat untuk Ayumi. Karena kalau sudah adu fisik, Torano pasti lebih unggul dari Ayumi. Dulu, sebelum Fero dan Akira muncul dan menjadi murid Barara, Torano adalah murid Barara yang paling hebat kemampuannya. Mungkin sekarang masih sama. Hanya saja sikap yang anak itu punya benar-benar bikin panas kepala. Sama sekali tidak ada ramah-ramahnya.

Sepuluh menit berlalu, mereka bertiga kembali berjalan dengan Ayumi yang memimpin di depan. Gerbang Timur sudah terlihat dari kejauhan. Namun, Nujio sepertinya memang sudah benar-benar kelelahan. Buktinya saja anak itu sangat jauh tertinggal di belakang.

Torano berhenti sejenak untuk menunggu Nujio yang tertinggal beberapa langkah. Membiarkan Ayumi berbicara sendirian sambil menunjuk beberapa batang pohon di samping kanan kirinya. Tepat saat Nujio sampai di dekatnya, Torano mengangkat tubuh kecil itu dan meletakkannya di pundaknya. Rasanya ringan sekali sampai Torano sama sekali tak merasa keberatan. Sedangkan Nujio yang sudah bertengger di pundak Torano tampak terkejut, tapi tersenyum setelahnya.

"Terima kasih, Kak Torano."

"Aku bukan kakakmu, jadi jangan panggil aku kakak."

"Eh? Lalu, aku harus panggil apa? Kakak 'kan lebih tua."

Half BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang