💎Happy reading💎
Fero suka melihat bagaimana Laguna memainkan rambutnya dengan leluasa. Apalagi saat ini Laguna tampak serius melatih pengerasan ujung rambutnya. Saat sedang fokus begitu, Fero bisa melihat tatapan mata Laguna yang terlihat berbeda. Gadis itu terlihat lebih bersemangat dan matanya berbinar cerah.
Saat sedang asyik mengamati Laguna, tiba-tiba Fero bisa merasakan seseorang menyeret tangannya begitu saja. Saat Fero memutar kepala ke arah orang yang kini masih menarik kasar tangannya, ia terkejut karena mendapati Torano yang menjadi pelakunya. Untuk pertama kalinya Torano menyentuh Fero duluan. Biasanya lelaki itu tidak akan melakukan kontak fisik dengan siapa pun. Ah, kecuali Nujio yang entah kenapa bisa begitu dekat dengan Torano.
"Kak, sakit!" pekik Fero, mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Torano, tapi hasilnya sia-sia.
Baru saat ia dan Torano sampai di halaman belakang rumah yang terlihat lebih gelap dari biasanya---mungkin karena pepohonan yang semakin tinggi, Torano baru melepaskan cengkeramannya pada tangan Fero yang kini sudah memerah.
"Kenapa tiba-tiba menyeretku begitu?" tanya Fero tak terima Torano menyeretnya begitu saja. Dengan kasar pula.
Torano menarik kuat leher baju Fero, kemudian menyeret Fero lebih dekat ke arahnya. Tatapan lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan kalau ia sedang marah, tapi perlakuannya membuat Fero ketakutan luar biasa.
"Dengar! Apa pun yang terjadi, jangan sekali-kali kau mengkhianati kami! Kau paham 'kan?"
Torano tidak yakin Fero akan tiba-tiba mengkhianati mereka. Torano tahu Fero hanyalah anak biasa yang tidak ada niatan jahat dalam dirinya. Akan tetapi, secarik kertas yang ia temui kemaren pagi membuat Torano berpikir kalau itu mungkin saja.
'Di cawan yang sama, serigala menghianati kawanannya'. Di baris pertama, bait kedua. Torano bahkan sampai hapal semua isi yang tertulis di sana. Bukan karena otak Torano yang gampang mengingat, tapi karena Torano yang sering membaca ulang setiap kata yang tertulis di sana. Mencoba mencari makna di balik setiap kata. Berharap ia bisa menemukan secercah petunjuk yang mungkin mengarah ke kata 'bahaya'. Lalu, saat Torano mengerti maksudnya, sebisa mungkin Torano menghindari itu agar tidak terjadi di hari yang akan datang. Seperti kalimat yang mengatakan serigala menghianati kawanannya, Torano yakin kalau bukan Fero, berarti Ayumi yang akan mengkhianati mereka. Makanya Torano menyuruh Fero untuk tidak mengkhianati mereka apa pun alasannya.
"Kakak bertingkah aneh dari kemaren. Sebenarnya ada apa?" tanya Fero, sama sekali tidak mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Torano.
"Berjanjilah! Kau tidak akan menghianati kami, kalau kau berhianat bahkan dalam hal kecil sekalipun ... akan kutunjukkan padamu neraka itu seperti apa."
Fero tidak mengerti kenapa tiba-tiba Torano bersikap begini. Yang jelas, apa pun yang terjadi, Fero tidak pernah berniat menghianati teman-temannya. Karena hanya di sini Fero benar-benar merasa diperlakukan layaknya manusia biasa. Juga, di sini Fero bisa menunjukkan siapa dirinya tanpa harus takut semua orang menjauhinya.
"Baiklah, Kak! Tapi, tolong tangan---"
"Berjanjilah!" pekik Torano.
Belum sempat Fero menjawab apa-apa, tangan Torano yang tadi mencengkeram kuat leher bajunya kini sudah terlepas begitu saja. Tangan kanan Torano terputar ke belakang dengan Akira yang menjadi dalang di balik itu semua.
"Kau ... mau mati, ya?" tanya Akira dengan sorot mata seperti siap membunuh Torano kapan saja.
Torano bisa merasakan tenaga Akira yang lebih kuat dari biasanya. Untungnya saat ini tenaga Akira masih belum melebihi Torano, kalau tidak, mungkin Torano akan kepayahan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasyTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...