03. Lima Belas🦊

109 13 17
                                    

💎Happy reading💎

Ternyata, dulu Ayumi pernah hidup dalam hangatnya keluarga yang utuh. Dulu, ia punya ayah yang berwibawa dan memiliki ibu yang tangguh. Tak lupa, Ayumi memiliki dua teman perempuan yang cukup loyal saat itu.

"Bu! Kenapa belakangan ini Bibi Arin sering datang ke sini?" tanya Ayumi.

Sang ibu menggeleng. "Anak kecil tidak boleh tahu."

Selanjutnya Ayumi membalas dengan bibir yang sengaja ia majukan. Selalu saja setiap ia meminta penjelasan, pasti Ibu menjawab dengan jawaban yang menyebalkan.

"Oh iya, katanya Ibu punya adik laki-laki, kenapa paman tidak pernah berkunjung ke sini?"

Saat itu, Ayumi mungkin sudah berumur sembilang tahun. Umur di mana untuk pertama kalinya ia dihadapkan dengan yang namanya kehilangan. Di mana ia kehilangan seorang yang begitu disayangi.

"Tanya ayahmu! Paman itu teman akrabnya ayah."

"Heeee? Benarkah? Nanti pasti kutanyakan, tapi sekarang aku mau main sama ibu saja."

Ibu lagi-lagi hanya tersenyum. Tangan kanannya membelai surai Ayumi yang waktu itu sebatas punggung.

"Mau ke pantai?" tanya Isabela---ibunya Ayumi.

Ayumi menegakkan punggung, lalu menatap Isabela dengan mata berbinar. "Mauuuuu!"

Isabela mengangkat jari, lalu memetiknya satu kali, dan dalam waktu yang sesingkat itu, tahu-tahu di hadapan Ayumi sudah ada pantai dengan air yang sangat jernih. Bahkan udara sejuk khas daerah pantai mulai menerpa wajah dengan damai.

"Waaaaaaaah! Bagaimana Ibu melakukannya? Aku juga ingin bisa melakukannya."

"Nanti kalau Ayumi sudah besar, pasti kekuatan ini akan ibu berikan pada Ayumi."

"Benarkah? Kalau begitu aku bisa keliling dunia dalam sekejap?"

Isabela menggelengkan kepala. Selanjutnya ia menjentikan jemari kembali, dan tahu-tahu mereka kembali berada di tempat semula. Berada di rumah, lebih tepatnya ruang utama.

"Sayangnya yang Ayumi lihat tadi tidaklah nyata. Semua hanya ilusi. Itulah kekuatan milik ibu, ilusi. Bibi Arin yang sering datang itu juga memiliki kekuatan yang sama. Sama seperti Ayumi, Ayumi itu bisa jadi serigala 'kan? Nah, itu anugerah, Ayumi harus bisa menggunakan anugerah itu untuk kebaikan."

Ayumi mengangguk mantap sebagai jawaban. Tak lama setelahnya terdengar derit pintu yang di buka dari luar. Perlahan, sosok Barara mulai muncul dengan baju kotor bercampur tanah. Tadi, lelaki itu pamit ingin pergi memancing ke sungai, entah kenapa sekarang justru seperti seseorang baru pulang dari sawah.

"Ayah pulang!" pekik Ayumi, kemudian berjalan pelan ke tempat di mana Ayumi dan Isabela berada.

Terlebih dahulu lelaki itu menghampiri istrinya. Menyapukan tangannya ke bagian baju yang tidak kotor, untuk kemudian memegang kepala Isabela. Barara sedikit membungkuk dan mencium dahi Isabela sebentar.

"Ayah! Ayah, aku juga," pekik Ayumi. Bocah itu sudah berdiri dari duduknya.

Barara mengerutkan dahi, pura-pura tidak mengerti maksud Ayumi. Sampai akhirnya Ayumi menunjuk dahinya sendiri. Yang mana langsung Barara sentil dan tersenyum setelahnya.

Sementara Ayumi menggosok dahinya yang memerah dan menatap kesal ke arah Barara.

Barara membungkukkan badan untuk mengecup singkat dahi Ayumi. Membuat Ayumi tersenyum di tempatnya, tapi tak lama. Karena setelahnya Ayumi menaiki meja sehingga ia bisa menjangkau wajah Barara. Selanjutnya gadis itu menyentil dahi Barara dan tertawa lepas setelahnya.

Half BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang