💎Happy reading💎
"Kau yakin mau masuk ke dalam sana?" tanya Ayumi memastikan pada Akira yang ingin masuk ke salah satu kedai.
"Kalau kau tidak mau, tunggu saja di sini. Lagipula aku tidak membutuhkan bantuanmu."
Dari sekian banyak kesempatan untuk mendapatkan koin, Akira lebih memilih mencoba menawarkan diri untuk bekerja di salah satu kedai. Berharap Sang Pemilik Kedai menerimanya bekerja untuk satu hari saja dan memberi dua koin perak sebagai upahnya. Akira hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan misi dari Barara. Yang membuat Akira kesal hanya satu, kenapa dari sekian banyak orang, kenapa yang menjadi temannya adalah Ayumi?
Jujur saja, setiap kali melihat Ayumi, entah kenapa Akira masih kesal padanya. Kalau saja itu karena Ayumi adalah serigala, bukankah ia sudah menerima takdir dan memaafkan kesalahan ayahnya? Lagipula, Ayumi tidak tahu apa-apa. Seharusnya Akira tahu menjadikan Ayumi salah satu orang yang ia benci karena Ayumi adalah serigala itu salah. Mungkin karena Akira pernah benar-benar percaya pada serigala dan menjadikan serigala itu yang paling ia kagumi di dunia. Lalu, saat serigala itu membuatnya kecewa dan patah, Akira terlalu menanam kuat pada hatinya kalau ia membenci serigala.
Akira memejamkan matanya sebentar. Hanya untuk menenangkan hatinya yang entah kenapa tiba-tiba merasa resah. Detik berikutnya Akira membuka langkah, hendak masuk ke dalam kedai yang ada di depan mata. Sebelum cengkeraman pada pergelangan tangannya membuat Akira urung untuk melangkah.
"Padahal sudah dua tahun lamanya. Apa selama itu tidak bisa membuat kita menjadi teman? Aku masih ingat pertemuan pertama kita, dengan mudahnya kau bilang kalau kau membenciku. Apa rasa bencimu itu tidak berkurang bahkan setelah dua tahun berlalu?"
Akira menarik tangannya, tidak pelan, tapi juga tidak bisa dibilang kasar. Setidaknya cukup untuk melepaskan genggaman Ayumi dari tangannya. "Apa, sih yang kau bicarakan?"
Tanpa menunggu jawaban dari Ayumi, Akira melangkah masuk ke dalam kedai. Di dalam sana, langsung banyak mata yang menatapnya dan berhenti dari aktifitas mereka. Bahkan ada yang membiarkan tangannya tertahan di udara saat ingin memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Bukankah dia salah satu teman Tora?"
"Apa dia berbahaya?"
"Oi, yang benar saja."
Akira tidak menghiraukan mereka. Anak itu terus melangkah maju menuju ke tempat pemilik kedai berada. Akira tidak peduli pada orang-orang di sekitarnya. Walau begitu, ia bisa tahu kalau sekarang Ayumi mengekor di belakangnya.
"Permisi, Bibi. Kami butuh koin---"
"Si--silahkan ambil ... berapa pun yang kau butuhkan," potong wanita paruh baya itu sambil mengulurkan kotak koinnya dengan tangan bergetar.
Akira mulai panik saat ia dikira ingin merampok. Kalau berita ini sampai ke Barara, habis sudah.
Akan tetapi, Ayumi menjadi penyelamatnya di sana. Anak itu berujar sangat tenang dan memasang tampang paling meyakinkan sedunia kalau ia tidak bermaksud apa-apa. Tidak untuk merampok atau melakukan hal berbahaya.
"Kami bukan mau merampok, Bi. Kalau boleh, apa Bibi mengizinkan kami berdua bekerja sehari di sini? Sebagai imbalannya kami hanya minta dua koin perak. Kami tidak akan melakukan apa-apa, kami tidak bermaksud jahat."
"E--eh?"
"Tenang saja, Bi. Bekerja seharian dan hanya meminta dua koin perak, bukankah itu menguntungkan Bibi? Kumohon!"
🦊🦊🦊
"Hei, kau! Bisa tambah minumnya?" Satu pelanggan mengangkat tangan dan menyuruh Ayumi mengantarkan minuman untuknya dan Ayumi langsung bergegas membawakan minuman ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasyTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...