💎Happy reading💎
Sepanjang perjalanan, Torano bisa melihat bagaimana orang-orang menatap ngeri kepadanya. Torano juga bisa mendengar dengan jelas bagaimana langkah orang-orang di sana bergegas menjauh, lalu setelah merasa cukup jauh, mereka mulai berbisik yang masih bisa Torano dengar dengan jelas.
"Apa-apaan ini?" Pada akhirnya Torano membuka suara. Mulai muak mendengar ocehan tak berguna di sekeliling mereka. Ocehan yang semua ditujukan pada Torano saja.
Tanpa menyebut nama pun Barara tahu kalau kini Torano berujar padanya. Barara tahu Torano tidak terima dibawa ke sini oleh Barara. Bagaimanapun juga Torano pernah menghadapi masa-masa sulit di sini. Tepatnya saat ia belum mengenal Barara seperti saat ini. Torano pernah menjadi begitu dibenci. Karena kejadian di masa lalu yang Torano sendiri tak ingin semua itu terjadi.
"B--bukannya itu Tora?"
"Monster itu kembali. Lariii!" Orang-orang di sekitar lelaki yang berteriak itu berlari menjauh dari jalanan yang mereka berdelapan lalui.
"Monster!"
"Di--a yang waktu itu? Ba--bagaimana bisa dia masih hidup?"
"Usir monster itu!"
Torano menekan kuat gigi-giginya. Kedua tangan lelaki itu juga sudah mengepal kuat. Torano mulai memejam dan berhenti setelahnya.
Torano tahu saat ia berhenti berjalan, semua orang terdiam dengan kaki gemetaran. Torano tahu mereka semua ketakutan. Padahal Torano tidak pernah ingin dianggap mengerikan.
"Kenapa monster itu kembali?" Setelah hampir tiga detik semua terdiam, suara seorang lelaki tua terdengar memecah kesunyian. Lalu, suara bising lain juga mulai terdengar bersahutan. Bahkan lebih ramai dari sebelum Torano berhenti berjalan. Kebanyakan dari mereka merutuki Torano dengan sebutan monster mengerikan.
"DIAM, SIALAN!" Napas Torano mulai tak beraturan. Ini yang paling Torano benci. Dianggap monster oleh orang-orang yang bahkan tak ia kenali. Hanya ada beberapa wajah familiar yang Torano ketahui, selebihnya Torano yakin mereka hanya ikut-ikutan mencaci.
Saat Torano tiba-tiba memekik, tidak hanya orang-orang di sana yang terkejut. Bahkan teman-temannya pun terkejut mendengar teriakan lantang milik Torano. Kecuali Barara yang sudah memprediksikan ini semua akan terjadi. Karena Barara tahu orang-orang di kampung halaman Torano, menganggap Torano monster yang begitu keji.
Satu yang tidak Barara prediksikan adalah anak-anak kecil yang mungkin seumuran Nujio ikut berlari. Bertanya-tanya pada yang lebih tua apa benar Torano itu monster yang itu. Entah 'itu' yang mana yang mereka pertanyakan. Apa perbuatan Torano di masa lalu begitu menggemparkan? Sampai-sampai ceritanya mengalir ke anak-anak yang mungkin berusia sekitar tujuh sampai sembilan tahun.
Kalau Barara sangkut-pautkan dengan kejadian yang membuat nama Torano ditakuti, mungkin waktu itu bocah-bocah itu baru pandai berjalan, atau mungkin ada yang baru dilahirkan, bahkan Barara yakin ada anak-anak waktu kejadian itu masih berada dalam kandungan.
"Ke--kenapa kau kembali? Keluar dari desa kami!" Lelaki berkumis tebal yang berdiri di sisi jalan sebelah kanan mengangkat tangan. Mengepalkan tangan yang ia angkat seolah ia ingin melayangkan sebuah pukulan.
Lalu, sorak-sorak dari yang lain mulai terdengar bersahutan. Menyuruh Torano keluar dari desa mereka.
Torano sudah sepenuhnya menunduk. "Kalian lupa ...?" Torano menjeda ucapannya di sana, hanya sekedar untuk menghela lebih banyak udara. Kemudian ia kembali melanjutkan dengan nada yang jauh lebih pelan, "Ini juga desaku."
Teman-teman Torano tampak tidak mengerti, apalagi Fero yang malah kebingungan sambil memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Bingung pada sesuatu yang tengah terjadi. Satu yang bisa Fero simpulkan hanyalah, sebelum menjadi murid Barara, Torano pernah tinggal di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasyTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...