💎Happy reading💎
"Ada yang datang!"
Torano yang baru muncul dari luar rumah langsung memberikan kabar itu pada Ayumi dan Nikie. Sementara Akira yang sedari tadi berdiam diri di kamar langsung bergabung mendengar perkataan Torano barusan.
"Fero dan Nujio di mana?" tanya Akira.
Kalau ada yang datang dan itu adalah musuh, dua bocah itu harus ada bersama mereka. Jangan sampai dua bocah itu terkena serangan musuh yang belum jelas mereka siapa. Akira tidak mau mereka berdua dalam bahaya.
"Di halaman belakang," jawab Ayumi. Entah kenapa mendengar ada orang yang datang membuat Ayumi langsung merasa tegang. Rupanya kedatangan Aretta dan Gaara beberapa hari lalu masih membuat Ayumi was-was dengan keadaan. Takut musuh kembali menyerang saat ia belum siap menghadang.
Mendengar jawaban Ayumi, Akira lantas berlari ke halaman belakang. Disusul Torano yang malah ikut-ikutan. Akira tahu lelaki itu sedang mengkhawatirkan Nujio. Dan Akira sendiri ke sini memang hanya untuk mencari Fero.
Sampai di sana, Akira langsung menyeret tangan Fero tanpa aba-aba. Berbeda lagi dengan Torano yang justru langsung menaikkan tubuh Nujio ke atas bahu seperti membawa karung beras. dan membawanya ke dalam rumah. Akira yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala. Panik, sih boleh-boleh saja, tapi bisa tidak Torano jangan terlalu berlebihan seperti itu?
"Ada apa, Kak?" tanya Fero yang masih kaget saat tadi tiba-tiba Akira menarik tangannya.
"Kata Torano, ada yang datang. Entah itu musuh atau bukan yang jelas kita harus waspada mulai sekarang."
Sementara Nujio yang berada di atas bahu Torano, yang tanpa sengaja dagunya terhantuk-hantuk ke punggung Torano mulai bingung.
"Kaaaak, ada apa ini?" tanya Nujio. Sakit hati sebenarnya Torano menggendongnya seperti seorang penculik saja.
"Ada yang datang. Sekarang posisi mereka semakin dekat," katanya, lantas menurunkan Nujio karena memang sudah sampai di dalam rumah.
Akira yang menyusul juga sudah melepas tangan Fero. Akira di sana langsung bisa menyaksikan bagaimana Ayumi dan Nikie panik hanya karena ada yang datang. Tidak ada jaminan yang datang itu adalah musuh. Walau begitu, tetap saja juga tidak ada jaminan kalau orang yang datang itu bukan musuh.
Akira mengaktifkan insting binatang buasnya dan Fero seperti melakukan hal serupa. Dari perasa aura keduanya yang cukup peka, Fero dan Akira merasakan ada dua orang mendekat ke sana. Semakin mendekat dan aura mereka cukup kuat.
"Hanya dua orang saja."
Mendahului Fero dan Akira, Ayumi berujar karena memang lebih dulu mengaktifkan insting binatang buasnya dari mereka berdua.
"Justru itu. Karena mereka hanya berdua, kemungkinan besar mereka kuat." Torano menyibak alas meja di ruang utama dan mengambil pisau kecil yang memang sering ia simpan di sana. Berjaga-jaga kalau yang datang memang musuh bagi mereka.
"Jangan ada yang panik. Kita sambut mereka dengan wajah biasa. Kalau memang dua orang itu musuh, setidaknya dia tidak akan meremehkan kita karena menampilkan wajah biasa saja. Kalau kita terlihat panik, orang itu akan sangat yakin bisa mengalahkan kita," ujar Akira menyuarakan isi hatinya.
Perlahan, semua orang mulai menampilkan ekspresi seperti biasa. Tidak ada lagi wajah panik seperti sebelumnya. Setidaknya mereka harus terlihat tenang saat dua orang itu datang ke hadapan mereka.
Enam orang yang ada di sana mulai merapat pada pintu. Mengintip ke halaman depan di mana dua orang itu sudah kelihatan puncak hidungnya.
Samar-samar terdengar keduanya bercakap-cakap perihal rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasiTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...