💎Happy reading💎
Area Selatan ternyata bukan pilihan yang tepat untuk dijadikan tujuan. Karena saat Laguna dan Nikie ingin memasuki daerah Selatan, mereka dihadang oleh pasukan berbaju merah dengan samurai di tangan. Setelah dijelaskan tujuan mereka pun orang-orang itu tidak memberi izin masuk ke dalam. Alhasil, Laguna dan Nikie harus menunggu malam hari untuk menyusup masuk ke dalam.
Caranya dengan menyamar menjadi pasukan berbaju merah yang sudah lebih dulu pemilik bajunya mereka lumpuhkan. Hanya Laguna saja sebenarnya yang memberi mereka pelajaran. Karena Nikie bahkan tidak bisa apa-apa dan hanya akan bisa melawan saat dirinya yang lain mengambil alih raganya. Sialnya dirinya yang lain tidak bisa keluar begitu saja. Harus menunggu dirinya dalam bahaya terlebih dahulu baru bisa dirinya yang lain itu mengambil alih kesadaran Nikie.
"Apa tidak akan ketahuan?" tanya Nikie ketakutan.
"Tenanglah! Aku melihat ada beberapa dari mereka yang berpakaian merah tubuhnya pendek seperi bocah, jadi mereka tidak akan curiga."
Gelapnya malam membuat mereka bisa menyelinap dengan leluasa. Sialnya mereka tak tahu sekarang harus pergi ke mana. Mereka bahkan tak tahu bola itu di simpan di area bagian mana. Yang jelas pasti bukan di rumah-rumah. Mungkin di suatu tempat yang jarang sekali ada orang di sana.
"Kalau kau menjadi Barara, di mana bola itu akan kau sembunyikan, Nikie?"
"Mmm ... tentunya di tempat yang jarang ada orang di sana. Atau tempat berbahaya yang hanya aku saja yang bisa melaluinya."
"Kalau tempat seperti itu ada, kira-kira di mana?"
"Mana aku tahu. Aku bahkan tidak pernah ke sini sebelumnya. Coba tanya paman yang ada di sana. Barang kali dia tahu."
"Jangan konyol! Kita harus berbicara apa padanya? Kau mau kita mati konyol di sini?" Laguna menatap malas ke arah Nikie. Sama sekali tak mengerti dengan jalan pikir temannya ini.
"Serahkan padaku."
Nikie mendekat ke arah paman yang tadi ditunjuknya. Terlebih dahulu ia memperbaiki suara agar terdengar seperti suara seorang pria.
"Paman!" panggil Nikie memulai pembicaraan.
"Prajurit, ya? Ada apa? Sepertinya aku belum pernah melihatmu sebelumnya."
"Tentu saja. Aku juga tidak pernah melihat Paman sebelumnya. Aku orang baru di sini dan karena Fazor kekurangan prajurit, dia melantikku."
"Ah begitu. Benar juga. Belakangan ini banyak sekali orang yang pindah ke sini."
"Oh iya, Paman. Aku dengar di sini ada tempat yang berbahaya. Apa benar ada tempat seperti itu? Dan kalau boleh tahu, kenapa tempat itu berbaya?"
Nikie hanya mencoba peruntungannya saja. Gadis itu bahkan tak tahu tempat ini benar ada yang berbahaya atau tidaknya. Karena sejauh Nikie mengetahui tentang Selatan, yang ia tahu hanya desa penuh kemakmuran. Namun, siapa yang tahu 'kan? Bisa saja daerah berbahaya itu ada di Selatan. Tak peduli desa ini begitu aman.
"Iya, ada. Paman harap kau tidak ke sana. Di sana terlalu bahaya dan tidak ada orang yang kembali dari sana."
"Di mana itu, Paman? Aku tidak akan ke sana. Aku hanya ingin tahu lokasinya saja."
Paman itu menunjuk arah kiri dan menerangkan sedikit jalan ke arah sana. Juga mengatakan kenapa tempat itu berbahaya. Katanya di sana ada gas tidur yang entah berasal dari mana. Yang jelas setiap ada orang yang datang ke sana, gas tidur itu akan aktif dan berakhir menidurkan orang yang mencoba masuk ke dalam sana. Setelahnya monster mengerikan yang entah seperti apa bentuknya akan melahap tubuh mereka yang tertidur di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasyTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...