💎Happy reading💎
"Heeeee? Jadi ini dulu rumahnya Torano?" tanya Laguna heboh saat Barara baru menjelaskan pada semuanya perihal rumah yang kini mereka tempati.
Saat Barara menjelaskan perihal rumah ini, banyak yang kaget kecuali Akira. Karena dari awal, saat Torano bilang di sini juga kampung halamannya pada orang-orang yang melemparinya dengan batu, Akira mulai memikirkan di mana kira-kira dulu posisi rumah Torano. Kemudian, saat sampai di rumah ini Barara bertindak seolah ia pemilik rumah dan menyambut kedatangan Torano setelah sekian lama tidak lagi pulang ke sana. Dari sana, Akira bisa menyimpulkan kalau ini adalah rumah Torano yang sempat ia pertanyakan tadinya.
"Torano! Aku hanya akan bertanya satu hal. Tolong, yang satu ini dijawab. Setelah itu aku tidak akan bertanya lagi. Janji," mohon Nikie tiba-tiba sambil merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada.
"Apa?" tanya Torano.
"Aku tidak yakin kau mau menjawabnya, tapi---"
"Kutanya sekali lagi. Apa pertanyaanmu?" tanya Torano dingin.
"Ba--baiklah, tapi tolong tatapanmu sedikit melunak. Aku ngeri melihatnya tahu."
Torano diam saja dan Nikie malah jadi malu karena perkataannya tidak mendapat reaksi apa-apa. Sebagai pencair keadaan, Nikie berdehem singkat dan bertanya setelahnya.
"Kenapa kau dipanggil ... maaf ... monster?" tanya Nikie hati-hati.
Seharusnya Nikie tahu pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling tidak ingin Torano jawab. Seharusnya dari tadi Nikie sudah mempersiapkan kemarahan Torano saat ia bertanya perihal masa lalu Torano. Karena saat Nikie selesai mengucapkan kata monster dalam kalimatnya, dinding di belakang Torano retak karena aura besar yang Torano keluarkan secara tiba-tiba. Kepalanya menunduk dalam dan napasnya terdengar tak beraturan.
"Kau berisik, Nikie," jawab Torano. Jelas sekali lelaki itu sedang menahan amarah. Lelaki itu tentu sadar diri untuk tidak melukai temannya sendiri.
Sebenarnya kalau mengatakan perihal teman, Torano masih belum mengerti kata 'teman' itu maknanya apa. Torano tidak mengerti saat orang-orang berujar kalau mereka berteman. Yang Torano tahu hanya bagaimana ia merasa kehilangan saat satu di antara mereka tidak ada di rumah. Torano selalu gelisah saat satu atau dua orang di antara murid Barara belum pulang ke rumah saat menjalankan misi dari Barara. Kalau saja kepada seorang teman itu harus memiliki rasa simpati, akan lebih aneh lagi jadinya. Karena bahkan saat berada di dekat mereka, Torano kadang-kadang suka berniat melakukan percobaan pembunuhan pada mereka. Torano benar-benar tidak mengerti dengan cara pikirnya.
"Maaf," balas Nikie ketakutan.
"Yahoooo. Hari ini beristirahatlah sepuas-puasnya. Karena besok akan menjadi hari pertama kalian melakukan misi di tempat ini." Barara tiba-tiba muncul dari arah dapur yang hanya berbataskan dinding tipis saja. Tak ada pintu yang memisahkan dapur dengan ruang utama.
"Jangan bercanda. Kau mau aku melakukan apa di tempat ini? Yang ada aku hanya akan dilempari batu seperti tadi."
"Kebetulan sekali misi pertamamu besok adalah membawa setidaknya satu orang yang bisa kau yakinkan dia kalau kau bukan monster."
"Apa-apaan? Tidak, aku menolak," tolak Torano tidak terima. Karena ia yakin tidak akan bisa membuat orang percaya kalau dia bukan monster. Semua orang di sini seperti menjadikan kejadian mengerikan Torano di masa lalu sebagai cerita untuk menakuti anak-anak mereka. Lalu, saat ia benar-benar kembali, semua orang benar-benar takut padanya.
"Tidak masalah. Kau akan menerima hukumannya kalau begitu."
"Baik. Akan kuterima apa pun hukumannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Beast
FantasyTentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-a...