Sudah berkali-kali Jake menghela nafas dari tadi pagi dan hela nafas Jake terpanjang jatuh pada jam pukul 20.34 karena Sunghoon sengaja menahannya sampai pria itu selesai m dengan berkasnya.
Belum lagi kesal Jake saat berada direstoran yang akan dibooking berakhir tidak baik masih ada, bagaimana tidak Sunghoon memarahi manager restoran yang merupakan kenalan Jake.
Sunghoon bilang teman Jake itu cari perhatian pada Jake, dan ada kata-kata Sunghoon membuat mereka hampir baku hantam. Restoran tidak jadi dibooking dan pindah ketempat lain.
"Pak sudah selesai?, saya mau belanja bulanan." Jake duduk bosan disopa ruangan megah itu.
"Terserah saya dong, mau kapan selesai." Sunghoon hanya tidak mau ruangannya sunyi dan sendirian setidaknya protesan Jake membuat suasana lebih berwarna.
Park Sunghoon yang datar dan pemarah hanya berekspresi bersama Jake.
"Ya terserah saya juga dong pulang lebih dulu." Tiru Jake.
"Hanya berlaku pada saya karena disini saya boss mengerti, Shim?." Jake berdehem malas.
"Kau itu sekretaris jadi jika aku belum pulang kau juga tidak boleh."
Sunghoon tersenyum tipis saat Jake berdecak kesal.
"Sekretaris aja, bukan apa-apa." Sunghoon menatap Jake menggoda.
"Memangnya kau mau jadi apa, Shim?." Rupanya Jake salah bicara.
Jake diam saja malu sekali dikira nanti dia dibilang suka lagi pada bossnya yang menyebalkan itu dan Jake lebih memilih mengamati ruangan kerja Sunghoon.
"Kalau istri saya gimana, Shim?."
"Kok bahas istri!, sowry bapak bukan tipe ideal saya." Padahal dalam hati Jake mengumpat karena Sunghoon kriteria idamannya hanya sifatnya saja yang kurang.
"Tapi kamu tipe ideal saya kok, Shim." Wajah Jake memerah memang sialan sekali bossnya ini. Jake ingin berteriak hal yang sama seperti Sunghoon katakan.
Malam ini suara tawa Sunghoon terdengar berbeda mungkin perasaan Jake saja yang terbawa suasana karena tawa Sunghoon sangat keren dan jantan.
"Diam pak, cepat selesaikan saya mau cepat."
"Mau cepat apa, Shim, menikah?." Jake ingin menenggelamkan diri rasanya, suara Sunghoon jadi cool berwibawa Jake jadi makin salah tingkah.
"Pak jangan sampai vas bunga ini mendarat diwajah bapak." Sunghoon tertawa lagi sangat menyenangkan menggoda Jake sekarang apalagi wajah merahnya terlihat menggemaskan Sunghoon ingin menyimpan untuk diri sendiri.
Sunghoon menyelesaikan pekerjaannya tanpa sadar dan itu karena ocehan Jake yang dari tadi menggerutu seperti ibunya saat kamar berantakan.
"Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga." Detik itu juga sebuah gumpalan kertas mendarat mulus diwajah Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
AcakEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."