20

10.5K 1.4K 52
                                    

Diunit milik sekretarisnya Sunghoon duduk santai disofa putih gading kaki menyilang juga bergerak layaknya boss pemilik ruangan, Jake melongos pergi masuk kekamarnya sendiri dan mengunci pintu kamar takut Sunghoon tiba-tiba random membuka ruangnya beristrirahat.

Sunghoon tersenyum tidak jelas gara-gara membayangkan jika pulang bekerja nanti ada Jake menunggunya dirumah. Jadi tidak sabar menikahi pria cantik itu, batin Sunghoon.

Mengamati sekitar ruangan Sunghoon kagum saat kesibukan melanda tempat Jake masih sebersih dan serapi ini, barang tersusun rapi dari terkecil sampai terbesar bahkan semua barang terkumpul sesuai warna yang terlihat menenangkan berada ditempat ini makin lama, aroma manis Jake menguar keseluruh ruangan.

"Pak? Mau pulang kapan?" Jake keluar dari kamarnya dengan wajah segar dan sudah mengenakan piyama birunya.

"Kamu ngusir saya Shim?" Tanpa banyak fikir Jake mengangguk lalu berjalan menuju dapur.


"Biasanya saya kalo bertamu ketempat orang pasti disediain teh atau gak kopi, makan dulu baru pulang," Jake tampak tidak peduli Sunghoon mengikutinya juga menyindirnya.

Jake membuka kulkas ia mengeluarkan beberapa bahan makanan sesuai keperluannya, menu makan malam kali ini Jake akan membuat sup ayam porsi 3 orang. Kenapa 3 orang? Sebagai sekretaris pria Shim itu tahu porsi makan pas untuk boss-nya mau tidak mau.

Sambil menunggu Jake memasak Sunghoon mengajak pria cantik itu mengobrol malam menikmati waktu rehat, mereka membicarakan banyak hal dari pekerjaan sampai apa saja yang terlintas dipikiran masing-masing.

"Kamu kayaknya cocok jadi ibu rumah tangga, Shim."

Celetukan Sunghoon membuat Jake terdiam ketika sibuk menyiapkan peralatan makan diatas meja makan, kemudian pria cantik itu menghela nafas lelah.

"Mending makan aja pak terus pulang, tidur, daripada ngomong ngelantur terus."

Makan pun Jake dan Sunghoon mengobrol santai, sungguh makan malam paling istimewa bagi pria bermarga Park itu. Tapi tidak bagi Jake daritadi dia gondok Sunghoon selalu menggodanya hingga pipinya memerah.

"Aduuh kenyang .... " seperti bapak-bapak Sunghoon bersendawa sambil mengelus perutnya.

"Kok anda kayak ayah saya sih gitu?" Jake jadi merindukan ayahnya di Australia.

Selesai makan Sunghoon tidak langsung pulang malah bersandar nyaman diheadboard sofa, Jake pasrah sudah jadi memilih menyalakan televisi menonton apa saja daripada gabut dan marah pada boss-nya itu.

Sunghoon melonggarkan dasinya dan membuka jas yang ia kenakan menaruhnya sembarangan.

"Shim punggung saya sakit sekali," Sunghoon memberi kode sekretarisnya itu supaya dipijat manja.

"Oh semoga cepat sembuh pak," Jake bersandar pada sofa matanya fokus pada televisi.

Boss tampan itu berdecak sebal memang kesabarannya menyadarkan Shim ini di uji sekali, haruskah dia to the point? Sekretarisnnya dikode gak peka juga Sunghoon berasa jadi suami yang baik sekarang. Entah apa hubungannya.

"Pijat Shim!" Jake menoleh pada Sunghoon.

"Astaga pak.... sabar Jake ini Park Sunghoon," bukannya marah karena Jake tidak sopan Sunghoon malah tertawa gagah.

"Kamu mau jadi Park Jake?" Jantung Jake berdetak cepat tapi ingat pak Sunghoon punya ayang wajahnya berubah datar, pasti boss-nya ini bercanda lagi.

"Sana ajak ayang anda saja, saya kurang minat marganya gak bagus," Mata Sunghoon melotot.

"Marga saya gak bagus?! Baik nanti saya ganti marga kamu mau bantu?" Untung saja ini calonnya kalau yang lain bisa Sunghoon pecat sekarang juga.

Jake menggeleng pria cantik itu beranjak mengambil posisi berdiri dibelakang si tampan menyebalkan itu, "Saya gak mau suruh ayang bapak saja." Sunghoon tersenyum tipis rupanya jelmaan puppy itu cemburu.

"Dia juga gak mau saya gak jadi ganti marga deh," matanya terpejam menikmati pijatan Jake.





.

Sekretaris Shim [sungjake] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang