Sunghoon memaksa Jake pulang bersama berakhir setengah jam mereka negoisasi untuk mencapai kata mufakat, Jake terpaksa mengalah karena Sunghoon mengancam jatah cutinya di perpendek dan harus masuk lembur sampai batas waktu yang tidak di tentukan, sialan memang tapi Jake bisa apa? Dia hanya karyawan bawahan Sunghoon selaku boss-nya.
Sepanjang perjalanan Jake hanya diam dan memejamkan matanya, ia merasa badannya lelah sekali.
"Shim." Jake berdecak kemudian membuka matanya.
"Apasih pak, saya tuh capek jangan ajak ngomong!" Sunghoon diam seketika, hanya beberapa saat pria itu menghidupkan radio dan mengeraskan volumenya.
Jake menatap tajam boss tampan itu, bukannya takut lalu mematikan radio yang terdengar musik berputar Sunghoon malah tertawa bahagia, sangat bahagia Jake marah itu lucu dan menggemaskan.
Mata Jake bergulir malas, "Stop pak! Saya turun disini anda lanjutkan aja perjalanan." Sunghoon mana peduli.
Bugh!
"SHIM?!"
Baru saja Jake memukul kencang pergelangan tangan Sunghoon yang memegang kemudi, sekarang Jake yang tertawa.
"Lagi? Ayo tambah volumenya sekalian saja kita karaoke di mobil," Sunghoon malah mengeraskan volumenya full.
"Saya gak punya mikropon Shim kita balik arah beli sebentar?"
Melihat hidung Jake kembang kempis Sunghoon tertawa lepas sangat lepas, ini namanya Jake bisa dibawa pulang langsung gak buat dirinya sendiri makin hari Sunghoon makin cinta dengan sekretarisnya ini.
"Saya bercanda Shim," Aneh bagi Jake, Sunghoon itu garing gak seru tapi sayang banyak duitnya.
Bugh!!
"Saya bercanda pak, ahahaahahahhahaaaaaa ....... " Cukup menyebalkan Jake tertawa mengejek setelah memukulnya, tapi Sunghoon malah ikut tertawa.
"Ha ha ha. Aneh ya pak Sunghoon sekarang," raut wajah Jake terlihat julid.
"Kamu makin cantik ya sekarang."
Jake memilih diam kalau di teruskan makin aneh pembicaraan mereka, juga menutup rasa malunya di puji tulus oleh pria yang akan beristri itu.
.
.
.
Sampai di gedung apartemen Sunghoon memaksa mengantar Jake sampai unitnya biar gentleman katanya.
"Pak kalo orang liat terus kita jadi pembicaraan, terus calon anda denger bisa-bisa saya di labrak lagi ..... "
Sunghoon memasukan satu tangannya di saku celana satunya lagi memencet tombol lift. Pria itu cukup jengah Jake sangat jenius, sayang tingkat kepekaannya dibawah minus. Untung sayang, itulah batin Sunghoon.
"Siapa yang berani labrak kamu, Shim. Orang kamu galak lebih dari saya."
"Iya juga ya?" Jake malah berfikir sekarang.
Betapa polosnya pria mungil yang berdiri di samping Sunghoon itu, wajahnya serius seakan memikirkan apa yang boss-nya itu katakan,
"Jangan banyak mikir." Jake terkikik imut.
Sampai diunitnya Jake mengucapkan terima kasih pada Sunghoon. Namun pria itu malah masuk menerobos kedalam unit apartemennya.
"Lho kenapa masuk, pulang pak udah malam juga ... "
"Terserah saya dong, sudah saya capek antar kamu sampai sini, biar saya istirahat dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."