Rapat berlangsung dari jam 2 siang sekarang para petinggi perusahaan sudah berkumpul suasana tampak kondusif Jake mencatat semua hal penting di notebook kemudian baru akan dia resume setelah rapat selesai, entah kenapa Jake merasa kalau semua orang di aula kadang mencuri pandang padanya.
Sunghoon berbicara perihal proyek impian yang hampir setengah rampung, pria itu tampak gagah berwibawa berdiri di podium mimbar, aura pemimpin menguar jelas seakan menegaskan sang penguasa.
Jake fokus mencatat namun tuan besar Park menyenggol lengannya kebetulan mereka duduk berdekatan di antara Jake dan tuan besar Park ada Sunghoon tapi bangku pria itu kosong.
"Kamu cantik sekali hari ini nak," sudah ke sekian kali Jake mendengar pujian tersebut.
"Anda sudah mengatakan 3 kali tuan," Jake terkekeh pelan, "Jangan panggil aku tuan panggil saja papa," Kini giliran tuan Park yang terkekeh.
"Jangan menolak kamu sudah lama tau aku nak, kamu sudah seperti anak kandung ku sendiri." Jake mengangguk.
Tidak lama Jake dan tuan besar Park kembali memperhatikan Sunghoon yang sepertinya tidak lelah bicara, kadang Sunghoon menatap Jake namun pria cantik itu tidak tahu karena hanya memperhatikan power point hebat milik boss-nya itu.
"Sudah saya jelaskan jadi saya mohon bantuan kerja sama, kerja cepat, kerja tepat dan disiplin laporan perlu kalian lebih tekankan, saya akhiri terima kasih."
Semua bertepuk tangan memang bukan tanpa alasan Sunghoon menjadi CEO menggantikan sang ayah kerja pria itu sangat mengagumkan, meskipun sedikit aneh bagi Jake hanya dia yang tahu sisi Sunghoon yang itu.
Kini tuan besar yang berdiri di podium mimbar pria paruh baya itu tersenyum bisnis menatap seluruh bawahannya, iya setinggi apapun Sunghoon tetap jauh dibawah pria tua itu sebab beliau lah pemimpin semua orang yang hadir sekarang.
"Ada beberapa yang ingin kusampaikan pada kalian berkaitan dengan masa depan tempat kita bernaung sekarang, pertama tentang perencanaan cabang jepang, kedua pengangkatan jabatan beberapa di antara lain, dan ketiga masa depan CEO kalian sekarang." Jake sudah menyiapkan mentalnya untuk ini.
Sunghoon tersenyum tipis pria ini malah fokus pada Jake karena si cantik ini beberapa hari belakangan sering mengacuhkannya.
"Jadi yang pertama dulu, pembangunan cabang baru di jepang nanti akan ada list karyawan yang di tugaskan di sana mereka akan naik jabatan, cabang kita ini di pimpin menantu saya kakak ipar Sunghoon kita rahasiakan namanya, sedikit informasi orangnya galak, " ucap tuan besar dengan nada jenaka.
"Kedua, ada kenaikan jabatan beberapa karyawan dan penempatan divisi untuk itu. List akan di sebarkan seminggu dari sekarang, jadi kinerja kalian akan mempengaruhi kenaikan jabatan," Jake jadi semangat tapi dia berfikir lagi, dia naik jabatan jadi apa lagi gaji Jake setara manager.
"Ini yang penting, boss kalian Park Sunghoon akan melangsungkan pernikahan dengan pria Australia, tebak saja siapa orangnya mungkin ini bersifat pribadi tapi aku sebagai ayah sangat bahagia jadi kalian dapat bonus akhir bulan ini." Semua yang ada di aula tersenyum senang, tak terkecuali Jake tapi sedih juga orang Australia ya? Sama sepertinya berarti.
Jake orang Australia dia merantau kesini iseng melamar pekerjaan lulus kuliah ternyata beruntung, dan Jake meninggalkan keluarga besarnya untuk bekerja.
"Siapa calon pak Sunghoon, tuan?" Direktur Jung bertanya dengan senyum jahil, dia tahu siapa kok orangnya.
"Bekerja disini juga calon menantuku itu," tuan Shim melirik Jake namun yang di lirik malah melemparkan pandangannya keseluruh ruangan.
'Orang Australia? Bekerja disini? Oh Kak Felix?' Batin Jake.
Kebetulan orang yang Jake maksud ikut rapat, seketika Jake insecure semua orang tahu betapa tampan dan cantiknya manager divisi umum itu, mata pria mungil itu memanas.
Sedangkan Sunghoon meringis pasti Jake salah sangka sekretarisnya ini cukup bodoh dan polos satu lagi tidak peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."