.Sunghoon menatap lamat pria cantik yang masih tertidur disampingnya Jake Shim sekretarisnya dulu kini naik tingkat jadi istri CEO Park Sunghoon tampan nan gagah ini. Sunghoon membawa Jake ke dalam kedekapan hangatnya dan melesakkan wajah si cantik beranak dua itu ke dadanya.
Hal ini sudah jadi kebiasaan Sunghoon sejak menikah dengan Jake, ia sengaja bangun lebih dulu agar bisa melihat wajah cantik sang istri tertidur pulas dengan mulut sedikit terbuka.
Karena gemas Sunghoon ingin menubrukkan bibirnya sayang sekali suara ketukan pintu menggagalkan keinginannya, "Cck anak itu sudah besar masih saja."
Dan Jungwon bersama Riki bergandengan tangan saat Sunghoon membuka pintu.
"Daddy ... mau papa ... abang sama adek gak bisa tidur ... " Jungwon bicara lebih dulu, Riki menatap sang ayah memelas.
"Lho bang ini udah jam 4 pagi, balik ke kamar lagi, papa tidur, adek balik juga," Anak berusia 14 tahun dan 10 tahun itu menyendu supaya daddy-nya luluh.
"Hikss .... papa .... " Riki mengeluarkan jurus andalan semua anak-anak yaitu menangis.
"Lho abang adek? Kenapa? Mas kamu apain anak-anak?" Jake terbangun mendengar suara tangisan Riki.
Akhirnya mereka tidur berempat karena Sunghoon tidak bisa melawan orang yang paling berharga dalam hidupnya ini, Sunghoon berada diujung kanan sedangkan Jake diujung kiri diantara mereka ada anak-anak.
Jake memperhatikan wajah tampan suaminya yang terlihat lebih dewasa atau kasarnya semakin tua, namun semakin tampan dan hot, banyak janda binal diluaran sana mengincar Sunghoon, itu yang Jake tahu.
"Sayang aku tau kamu pasti bosen denger ini, tapi terima kasih sudah bertahan sejauh bersamaku dan melahirkan anak-anakku dengan seluruh tenagamu," airmata Jake menetes mendengar perkataan manis itu, Sunghoon memperbaiki posisinya dan memeluk anak sulungnya erat.
Senyum terpatri dibibir masing Sunghoon maupun Jake melemparkan kebahagiaan lewat senyuman itu, "Aku tidak bisa bayangkan jika kamu tidak mau bangun lagi saat itu, mungkin jika itu terjadi aku sudah berada di rumah sakit jiwa sekarang."
"Oh daddy mau gila ya?" Jungwon terbangun karena sesak sang ayah memeluknya.
"Jangan dad nanti gak ada yang datang ke sekolah abang lagi kalo daddy gila." Remaja itu berusaha melepaskan diri saat Sunghoon berusaha menciumnya.
"DAD abang udah besar! Papa! Daddy usil!"
Riki terbangun lalu melihat kakak dan ayah bercanda, "Berisik!!" Ketusnya.
Jake tertawa memperhatikan mereka hatinya menghangat masa ini sudah banyak kebahagiaan tercurah padanya walaupun kadang ada kendala itu bukan masalah baginya, Jake punya banyak cinta karena dia selalu mendapatkan cinta disini.
Tawa menggelegar dikamar besar nan mewah milik pasangan Park itu, sekarang si bungsu diserang ayah dan kakaknya dengan gelitikan.
"Papa tolong! Adek geli!! Ahaahahaaaaa .... abang!"
Jake tetap berbaring nyaman ditempatnya membiarkan mereka bercanda sepuasnya nanti kalau Riki atau Jungwon menangis baru mereka akan berhenti.
"HUWAAA ....... " Kan apa yang Jake katakan Riki menangis saat Sunghoon mencium basah seluruh pipi anak berusia 10 tahun itu.
.
Riki tidak mau berdekatan dengan daddy-nya sejak tadi sampai Jake bingung, masalahnya anak ini terus menempel padanya padahal.
"Dek temenin daddy main golf sana! Papa mau ke belanja dulu," Sunghoon menatap penuh anak itu.
"No! Daddy nakal mau sama papa aja nanti daddy cium lagi!" Sunghoon menghampiri sang anak lalu berjongkok dibawah anak itu.
"Daddy gendong deh, papa mau belanja nanti kamu ganggu kayak lusa kemarin."
Riki memekik heboh dan langsung naik kebahu sang ayah, "Yeay!! Dadah papa .... ayo daddy adek udah siaap ... "
Jake merasa bersyukur Sunghoon menjadi ayah siaga untuk anak-anaknya sesibuk apapun pria itu akan menyempatkan waktu sekedar bergurau, Sunghoon ayah yang luar biasa bahkan Jake kadang marah karena anak-anaknya terlalu dimanjakan.
Ingatan Jake pada suatu peristiwa, Jungwon menghajar temannya dengan alibi ingin latihan taekwondonya selama ini tidak sia-sia saat itu korban tentu tak terima menuntut Jungwon atas kasus kekerasan, Sunghoon begitu santai datang ke kantor polisi dan melemparkan sejumlah uang dan berkata, "Itu ganti rugi atas perbuatan anakku, dan anak Park Sunghoon tidak pernah salah ataupun meminta maaf pada orang miskin seperti kalian." Cukup kejam.
Apapun kenakalan si sulung maupun si bungsu tidak akan membuat Sunghoon marah malahan pria itu bangga.
Sunghoon punya uang, kekuasaan dan kedudukan itu semua akan dia gunakan untuk keluarga kecilnya, secinta itu pria itu pada Jake dan anak-anaknya.
"Abang boleh nakal asal jangan mempermainkan cinta seseorang." Itu amanat Sunghoon karena apa? Cinta lah yang membuat anak itu ada hingga sekarang.
"PAPA! DADDY GAK MAU AJAK ABANG! LIAT ADEK DIGENDONG ABANG MAU JUGA!! "
.
Nih bonus ya ... habis ini gak ada lagi ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."