Sesudah pasangan senior Park itu pergi Jake berjalan ragu mendekati boss-nya yang duduk disofa, dan ikut duduk disamping Sunghoon.
Tangan Jake mengelus lembut bahu Sunghoon sampai sang empu terpaku dan menatap lamat pria manis bersurai coklat itu.
Sunghoon dari tadi menunduk karena serasa bahunya berat seakan ada beban berat disana namun sentuhan lembut Jake memberinya kekuatan untuk menjadi lebih kuat.
"Saya memang tidak tahu masalah anda apa, tapi marah tuan besar pasti ada kesalahan fatal yang anda buat, saya bekerja pada beliau sekitar 7 bulan lebih? Saya sedikit mengerti sifat beliau dan nyonya yang sangat penyabar bahkan marah? Pasti ini bukan masalah sepele." Jake memberi jeda pada perkataannya.
"Pak lebih baik anda datang nanti malam mungkin anda akan nanti ada titik temu pada masalah yang sedang anda alami, dan sedikit meringankan beban anda pak."
Sebelum menjadi sekretaris Sunghoon, Jake sudah lebih dulu menjadi sekretaris tuan Park hanya sebentar sebelum kedudukan beliau digantikan Sunghoon, dan untuk nyonya Park mereka saling kenal tapi hari ini mengejutkan wanita menyebut mama untuk Jake.
"Ini berbeda Shim, ini sangat rumit dari yang dua tua bangka itu bayangkan! Rasa malu, marah, sedih dan bingung tercampur jadi satu, aku bahkan membenci diri sendiri." Sunghoon mengacak rambutnya yang semula rapi sekarang berantakan .
"Tapi pak jika anda tidak mau terus menghindar masalah anda semakin besar." Jake merapikan rambut boss-nya itu karena sedikit tidak enak dipandang.
Sunghoon membawa tangan Jake yang sibuk merapikan surainya ke wajah tampannya dan menggerakan tangan kecil Jake itu untuk mengelus lembut pipinya yang memerah akibat tamparan tadi.
Sedangkan sang sekretaris terkikik kecil Sunghoon seperti anjing yang minta dimanja.
"Jangan tertawa Shim." Ujar Sunghoon datar.
"Datang saja pak anda pasti bisa." Jantung Sunghoon berdetak cepat mendengar kata-kata tulus dari Jake.
"Aku mau tapi kau ikut." Jake menghela nafas tidak lama mengangguk.
Ruangan Sunghoon hening setelah itu mereka berdua sama-sama diam sibuk dengan pemikiran masing-masing, Jake maupun Sunghoon memikirkan perasaan mereka.
"Pak kerja! Nanti kalau perusahaan bangkrut gara-gara boss nya malas malasan!." Jake beranjak berjalan menuju ruangannya sendiri.
"Untung saya suka kamu, Shim." Gumam Sunghoon yang dapat didengar Sunghoon sendiri.
Jake menghentikan langkahnya saat kelupaan sesuatu didepan pintu baru akan memegang kenop pintu Jake berbalik badan.
"Pak Lucy kemana ya dari minggu lalu tidak kelihatan sekarang banyak Jisung yang datang acc laporan?."
Boss muda itu menyeringai menatap Jake yang terlihat bingung, Jake yang membaca raut wajah boss-nya itu memutar bola mata dan ia tebak pasti Sunghoon sudah melakukan sesuatu.
"Dia saya pindahkan ke luar kota untuk selamanya dan posisinya diganti Park Jisung itu." Kan apa Jake bilang.
"Tidak profesional." Cibir Jake dan menghilang dibalik pintu.
"Nanti wanita gatal itu menyebutmu sayang Shim." Senyum puas terpatri membuat pria itu berkali lipat lebih tampan.
.
.
.
.Aku baru update maafkan, kedepannya jangan nungguin karna aku mau menghilang dulu tapi cuma sebentar kok gak lama.
Makasih baca ceritaku, dan semangat terus sama kehidupan kalian.
Satu lagi aku sayang banget sama baby boy ku Jake Shim dia pinter anak baik dan selalu bikin ketawa. Jake pinter banget aku sayang jadi karena Jake pinter aku juga harus pinter.
Bye bye
Book ini pasti aku tamatin tapi gak gantung kok jadi aku pasti balik
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."