...
Flasback
"Aku hamil Sunghoon."
Sunghoon langsung berdiri dari sofa sambil menggeleng tidak percaya ucapan kekasihnya Lee Heeseung, Sunghoon berusaha mengingat kapan dia berhubungan badan dengan Heeseung dan pria itu menggeleng dia tidak pernah melakukannya.
Beranjak remaja Sunghoon di ajarkan tentang nilai moral oleh papanya, dia tidak sehina itu berhubungan tanpa status yang jelas.
"Tidak mungkin! Kapan? Kapan kita melakukannya?!" Tanpa sadar Sunghoon membentak sang kekasih.
"Kamu lupa?! Kamu ingat bulan lalu pulang keadaan mabuk?! Dasar brengsek!"
Siapa yang tidak panik dihadapkan kenyataan begini apalagi dirinya hanya mahasiswa semester 5, dan ayahnya menjanjikan kekuasaan jika ia berhasil lulus lebih cepat dengan hasil yang memuaskan.
"Kita tidak melakukannnya!" Sunghoon ingat itu, saat bangun dia keadaan pakaian lengkap seperti saat pergi.
"Ini anakmu Sunghoon, aku mohon tanggung jawab!" Heeseung berlutut dihadapan Sunghoon.
"Bukan itu bukan anakku! Sial itu bukan anakku!!" Tangisan Heeseung membuat dadanya sesak, Sunghoon menarik pemuda yang lebih tua darinya itu berdiri.
"Maaf kak aku tidak bisa, ayahku akan memberikan kekuasaannya padaku dan aku memilih itu bukan anakmu.'
Bugh
Bugh
Bugh
Jay menghajar brutal Sunghoon, brengsek sekali sepupunya ini Jay tahu dan mendengar semuanya saat masuk apartement Sunghoon karena ingin mengambil barangnya.
"Lo kurang ajar banget tau gak!!"
Bugh
"Kak hee hamil anak lo bangsat dan lo buang dia setelah ada hasilnya? Papa gak pernah ngajarin lo begini sialan!!"
Duagh
Dak
Sunghoon tidak melawan, entah kenapa dia merasa pantas mendapatkan ini.
"Lo biadap Park Sunghoon mending lo mati bangsaat!!!"
Buuughh
Sunghoon pingsan dipukul memakai sapu oleh Jay.
.
.
.
Sunghoon bangun sudah berada dikamar pribadinya kediaman Park, meringis pelan memegang kepalanya ternyata diperban, Jay memang tidak main-main.
"Sudah bangun?" Sang mama menatap khawatir Sunghoon.
"M-mama kenapa Sunghoon disini?" Wanita cantik memakai gaun coklat itu mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya.
"Tadi mama ditelpon Jay katanya kamu masuk dibawa kerumah sakit kelahi sama Jay, dia marah sama kamu sampai gak mau nemuin kamu tadi padahal dia khawatir banget sama kamu," rupanya Jay masih peduli padanya yang brengsek ini.
Rambut sekelam malam Sunghoon di elus lembut oleh sang mama, wanita itu tampak sayu.
"Kamu hamilin anak orang?" Tubuh Sunghoon menegang.
"Jangan bohong mama tau dari Jay, dan katanya kamu gak mau tanggung jawab?"
Plaak
Pipi Sunghoon memerah ditampar mamanya, dengan ringan pipinya di elus lagi penuh kasih sayang.
"Mama gak ngajarin kamu jadi begini sayang," pipi Sunghoon di cium oleh sang mama.
"Kamu tanggung jawab, papa nanti mama yang urus."
.
.
.
.
Hari ini hari special kalau kata mamanya, mau tahu apa? Saudara Sunghoon beda ayah akan datang dan berkenalan dengannya Sunghoon sih biasa saja tapi mamanya sangat semangat.
"Jay ada juga?" Di meja makan penuh makanan Sunghoon makan lebih dulu namun mamanya sama sekali tidak protes. Siapa yang berani pada anak tunggal Park yang satu ini.
"Ada kok papi juga ada, Sunghoon kangen ya...... dasar anak-anak sok kelahi tapi nanti cari satu sama lain,"
Mama mengangkat panggilan telepon dari seseorang, lalu tidak lama Sunghoon mendengar sorak meriah dari ruangan lain namun pemuda itu tidak peduli dia asik memakan puding rasa kopi buatan sang mama.
"Cepet masuk aja, Jay sini duduk deket Sunghoon," saat mendongak Sunghoon langsung tersedak.
"UHUUK UHUK AKKH...."
Heeseung terkejut melihat Sunghoon disana, apalagi Sunghoon hampir kehabisan nafas dia karena tersedak, Jay juga menepuk punggungnya tidak main-main bukan lebih baik malah copot paru-parunya.
Setelah lebih baik Sunghoon menatap mamanya yang tersenyum bahagia.
"Iya ini saudara kamu sayang, namanya Heeseung."
Jay membeku jantungnya berpacu cepat lalu menatap Sunghoon dengan tatapan mata kosong.
"Heeseung akan tinggal di rumah ini sama kita," ucap sang ayah yang baru datang.
Entah keberanian dari mana Sunghoon berdiri menatap semua keluarga tegas.
"Mama papa tau? Kak Heeseung orang yang kalian bilang hamil anak Sunghoon."
Braakkk
Tuan Park menendang kursi disebelahnya, menatap nyalang Sunghoon, gila ini gila untuknya dan seluruh keluarga.
"Ini salah Sunghoon, maaf Sunghoon gak bakalan tanggung jawab, pertama kita saudara kedua itu belum tentu anak Sunghoon."
Setelah kejadian itu Sunghoon pergi hidup mandiri sampai lulus kuliah lalu tiba-tiba sang ayah mempercayakan perusahaannya pada Sunghoon dan kadang memaksanya pulang untuk bicara.
.
Maaf gak jelas, aku ngerasa aneh banget sama tulisanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
AléatoireEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."