14

12.2K 1.6K 43
                                    

.
.

"Saat itu kakak lagi punya masalah sama suami kakak, kak Kei pulang ke Jepang tanpa pamit setelah kakak bilang hamil, frustasinya kakak sampai minta kamu yang tanggung jawab." Heeseung mengelus tangan besar Sunghoon.

Tatapan penuh rasa bersalah terlihat jelas dari Heeseung bagaimana pun dia adalah pembuat masalah sampai Sunghoon pergi dari rumah, belum lagi Heeseung semakin berdosa melihat ibunya sedih saat mengingat Sunghoon mulai dewasa tanpa mamanya.

"Kita saudara, disini kesalahpahaman terjadi kita sama sekali gak berhubungan badan Sunghoon saat kamu mabuk kakak cuma bantu kamu muntah, dan sekali lagi dia Taki bukan anak kamu tapi anak suami kakak."

"Hey liat kakak, jangan diam aja kita saudara kakak minta maaf kelakuan kakak bikin kita pecah belah, biar kakak tanggung semua dosanya," tanpa aba-aba Sunghoon memeluk Heeseung.

Sunghoon sebenarnya tidak pernah mencintai Heeseung dulu daripada cinta dia lebih kagum serta kasihan pada Heeseung seorang anak sebatang kara mendapat beasiswa karena begitu pintar dan berbakat diseluruh bidang, semua orang mengenal Heeseung masa itu.

Hati Sunghoon tergerak mendekati Heeseung dan mengajaknya berkencan lalu tinggal bersama.

"Maaf kak," lirih Sunghoon surai rapinya dielus lembut oleh Heeseung matanya berkaca-kaca.

Dulu Heeseung tidak tahu siapa ibunya bahkan sang ayah tidak memberitahunya, disaat dia merasa sendirian didunia Sunghoon datang, Heeseung merasa paling bahagia didunia ini.

Heeseung mencintai Sunghoon tetapi dia juga mencintai salah satu kakak tingkatnya yang menjadi asisten dosen, dan tidak lama mereka dekat sampai menjadi sepasang kekasih walaupun saat itu Heeseung juga kekasih Sunghoon.

Hari itu dimana Heeseung mengatakan kalau dia hamil pada Kei pria itu tidak berekspresi lalu tanpa disangka Kei pergi ke Jepang setelah itu, Heeseung frustasi sampai menyebut Sunghoon adalah ayah dari bayi yang ia kandung.


"Aku yang minta maaf Sunghoon...." mereka berpelukann

Jadi Sunghoon dan Heeseung saudara beda ayah yang tidak pernah bertemu sebelumnya, sampai nyonya Park mencari keberadaan anak dari suami pertamanya.

"Sudah selesai? Giliranku," ucap Kei.

"Dulu aku tahu kalau kau adalah kekasih Heeseung tapi aku tidak peduli, menurutku kalian baru kekasih kapan saja bisa putus, dan saat Heeseung hamil aku kalut takut keluargaku mencelakai Heeseung jadi aku pergi menyelesaikan masalah dengan keluarga sebelum membawa Heeseung bersamaku, maaf karenaku kalian terpecah belah." Sunghoon paham.

"Hmmm.... jadi?" Kening Heeseung bertaut.

"Jadi apa?"

"Ishh..... sudahlah!" Sunghoon melepaskan pelukannya pergi meninggalkan pasangan suami-suami itu.

"Apa ya? Dasar tidak jelas!!" Heeseung setengah berteriak.

"Jadi aku bebas dari itu, dia bukan anakku berarti hanya ada anakku dan Jake jadi anak pertama, yeess!" Gila, iya kalau Jake mau kalau tidak? Kasihan nasib Park ini nanti.



Nyonya Park menangis tersedu-sedu melihat dua anaknya saling berpelukan disamping wanita itu ada Jay sang keponakan yang menggeleng maklum.

"Sunghoon balik lagi ma jadi jangan sedih lagi, juga Jay udah kerjasama bareng Sunghoon proyek impian itu." Bangga Jay.

"Iya deh yang udah kerjasama." Cibir nyonya Park lalu menggandeng tangan Jay.


Jay menyeringai saat teringat sesuatu lalu merapatkan diri pada nyonya Park yang dari tadi masih terharu.

"Sunghoon suka sama sekretarisnya ma, tapi jangan bilang Jay yang kasih tau," mata nyonya Park melotot.

"Hah? Kok kamu gak bilang?! Percuma dong mama jodohin mereka?! Sini mama cubit!" Jay meraung kesakitan cubitan pada pinggangnnya sangat menyakitkan.

"Lagi ma, geprek aja sekalian!!" Sunghoon dari jauh provokator.

Sekretaris Shim [sungjake] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang