23

10.7K 1.3K 42
                                    


.
.

Sudah seminggu berlalu Jake dipecat pria itu belum menemukan pekerjaan lagi karena hampir semua perusahaan belum memanggilnya untuk tahap interview.

Masalah Sunghoon dalam proses melupakan kalau kata Jake, sekarang Jake tinggal bersama ayahnya yang baru saja datang dari Australia.

Ada yang janggal dengan kedatangan ayahnya ini padahal biasanya Jake yang dipaksa ke Australia karena beliau malas berterbangan.

"Sudah ada panggilan?" Ayah Jake bertanya sambil tersenyum geli.

"Belum. Ayah kita pulang ke Aussie ya? Siapa tau disana ada lowongan pekerjaan," Jake memelas pada sang ayah.

"Boleh? Tapi tunggu beberapa hari lagi, soalnya ayah ada janji temu sama teman lama ayah, kamu ikut ya?"

"Eem teman ayah yang mana?"

"Ckk banyak tanya kamu, ikut aja yang penting."






Jake melamun dibalkon kamarnya sambil menikmati semilir angin serta pemandangan gemerlap kota yang begitu padat, malam ini Jake kembali teringat pria itu lagi.

Ada satu janji Sunghoon padanya yang Jake anggap serius sebagai ucapan laki-laki, Jake ingin menagihnya, tapi dia tidak sejahat itu menghancurkan pernikahan orang lain menuju hari h.

"Kasian calon istri pak Sunghoon, nanti aku masuk tv lagi gara gara jadi pelakor."








Dilain tempat Sunghoon sedang sibuk mengatur pesta pernikahan supaya begitu berkesan dan juga semewah mungkin. Jake pasti akan bangga padanya dan mencium wajahnya, membayangkan hal itu Sunghoon jadi tersenyum sendiri.

Puk

"Hoon sebentar lagi lo mau nikah jangan jadi orang gila dulu," Jay menepuk punggung Sunghoon, sepupu Sunghoon itu tampak prihatin.

"Sana urus panggungnya! Awas belum beres gue bilangin mama lo yang rusakin janda bolongnya!"

"Yeu .... ngancam terus pak boss! Gue juga boss kok mau lo babuin gini?!"

Sunghoon menghiraukan Jay, dia memilih mengelilingi tempat memastikan semua sesuai keinginannya, sebenarnya ini adalah pesta impian Jake jadi Sunghoon memadukan dengan apa yang dia inginkan, dan semua selaras sangat cocok satu sama lain.

"Hoon! Kue pernikahan kamu udah selesai! " Heeseung berteriak dari jauh sambil menggendong Taki.

"Mana? Sini liat dulu!"

Heeseung menghampiri Sunghoon dan menunjukan foto kue pesanan pria itu, Sunghoon beberapa kali terlihat menimbang.

"Ini cocok kan sama tema gedungnya?" Sunghoon perlu pendapat orang disekitarnya.

"Iya cocok banget malah, ini udah kue tingkat 3 sesuai permintaan kamu, astaga tata jangan gerak dulu."



"Tuxedo juga udah selesai, mama tadi bilang sekarang mama sama papa lagi ambil tuxedonya, oh satu lagi! Catering juga rangkum, surat surat penting juga selesai tinggal tanda tangan." Heeseung menyebut semuanya pada Sunghoon dengan semangat.

"Kak makasih mau bantu," ucap Sunghoon tiba-tiba, "Eh? Kok malah sedih sedih gini? Kakak bantu kamu karena kamu saudara kakak, Jay juga semua bantu kamu, kakak juga terima kasih mau pulang dan buat papa sama mama senyum lagi."

Sunghoon memeluk erat Heeseung yang masih menggendong Taki, Heeseung tertawa bahagia inilah yang dia inginkan keluarga hangat penuh kebahagiaan.

"Oh gak ngajak gue!"

Greep

Jay ikut memeluk tiga orang itu tak kalah erat dan mereka menangis bersama.

"Ih tata sesak! Uncle janan peluk telus!"





Sekretaris Shim [sungjake] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang