Pukul 18.45 Jake duduk di sofa ruangan Sunghoon sambil memainkan tablet hitam untuk mengecek juga mengatur jadwal kegiatan boss-nya itu satu bulan ke depan, namun ada yang berbeda dari raut wajah si manis ini Sunghoon perhatikan sekretaris yang akan menjadi pendamping hidupnya itu tampak judes sekali, contoh.
Sunghoon berdehem, "Apa?" Singkat padat matanya lurus menatapnya.
Kemudian Sunghoon sengaja menjatuhkan gelasnya, "Kenapa sih pak? Gitu aja jatoh!" Boss muda itu meringis karena Jake terlihat menakutkan.
"Pak ini proyek bersama pak Jay, ada kendala kata pak Jung anda mau saya buatkan jadwal pertemuan dengan pak Jung?" Bicaranya biasa saja tapi alis pria cantik itu naik satu, yang spontan membuat Sunghoon mengangguk kaku.
Jake diam setelahnya kembali fokus pada barisan kata yang sudah menjadi pekerjaan lumayan lama, jujur Jake merasa badannya lelah sekali apa lagi selesai rapat tadi dia sibuk mondar mandir dari ruangan satu ke ruangan lainnya.
Ranjang itulah satu kata paling indah baginya sekarang, Jake begitu cepat mengerjakan semua pekerjaannya hanya tinggal menunggu Sunghoon pulang maka dia juga akan pulang, Jake bersandar nyaman pada sofa matanya menatap lamat boss tampannya yang terlihat jarinya sibuk menari di keyboard.
Entah kenapa Jake merasa sesak melihat wajah Sunghoon, setelah rapat tadi mendadak hatinya tidak menentu.
Sedangkan Sunghoon jadi geer ditatap sedemikian rupa oleh Jake, "Saya emang tampan Shim, jangan di tatap gitu nanti ayang saya marah," niatnya bercanda tapi justru Jake berdiri dan keluar ruangan tanpa banyak kata.
"Apa sih pak Sunghoon itu?" Jake menggerutu dia memilih duduk di bangku tunggu depan ruangan sang CEO.
Airmata Jake mengalir sendiri, "Ish kenapa sih! Aku kan gak sedih hikss..... ayah .... " aku ditinggal nikah ...
Jake buru-buru menggeleng itu batinnya bicara sendiri dia tidak berkehendak sama sekali, sumpah!
Sunghoon menepuk jidatnya memang polos dan bodoh itu beda tipis, tapi gak papa makin cinta malah Sunghoon sama Jake soalnya sekretaris itu limited edition.
"Berarti kamu cinta saya Shim."
TOK TOK TOK TOK TOK TOK
"Udah selesai belum pak! Saya mau pulang nih atau saya duluan ya?"
Jake sengaja mengetuk pintu tidak sopan dan menyembulkan sedikit kepala.
"TUNGGU!" Sunghoon kelabakan mematikan komputernya, lalu mengambil langkah lebar begitu tergesa ketika Jake tidak terlihat lagi.
Sunghoon berlari kecil lalu menarik kerah kemeja si cantik yang berjalan cepat, "Saya bilang tunggu! Kamu mau saya potong gaji gara-gara pulang tanpa saya?!" Jake mengangguk malas.
"Di pecat juga gak papa pak, kebetulan perusahaan pak Jay buka lowongan pekerjaan."
"Gak ada. Gaji di sana murah. "
.
Hai!! Maaf baru update, ada kah yang rindu sama aku☹
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."