8

12.6K 1.8K 66
                                    

Tuan besar Park datang bersama nyonya besar dengan rahang mengeras semua karyawan yang kebetulan berpapasan menunduk dalam penuh hormat pada pemimpin perusahaan terdahulu.

Tok tok tok

Pria paruh baya itu mengetuk ruangan Jake, Jake yang sedang mengurus jadwal Sunghoon beberapa bulan kedepan terkejut melihat pintu ruangannya dibuka oleh orang berpengaruh untuk perekonomian negera mereka.

"T-tuan ada yang bisa saya bantu?, saya akan panggilkan pak Sunghoon yang rapat, tuan dan nyonya masuk dulu." Dua orang itu mengangguk.

Jake berlari menuju lift untuk kelantai 13 tempat ruangan rapat perusahaan.

"Eeh....kamu antarkan dua teh kemanisan sedang keruangan pak Sunghoon jangan pakai lama." Sebelum lift tertutup Jake menyampaikan pesan pada office girl yang mengepel lantai dekat lift.

Entah perasaan Jake saja kenapa lift bergerak lambat Jake jadi kebelet karena gereget.

"Kalau begini lebih baik pakai tangga saja." Padahal ruangan Sunghoon berada dilantai 20, ada-ada saja Jake.

Ting

Buru-buru Jake berlari keluar lift sampai beberapa karyawan yang melihat panik, dan ikut berlari mengikuti Jake.

"Kenapa anda lari sekretaris Shim?." Saat Jake berhenti salah satu karyawan yang ikut berlari bertanya panik pada Jake.

Di depan pintu ruangan rapat Jake dengar suara lantang Sunghoon menjelaskan entah apa, dan Jake berbalik dengan nafas terengah menatap bingung mereka semua.

"Kenapa aku lari?, tidak papa olahraga soalnya aku belum sempat ke gym." Jake tersenyum manis.

"Maaf sekretaris Shim kami pikir darurat." Mereka bubar.

Tok tok tok tok tok tok

Panik Jake mengetuk brutal pintu dan membukanya sedikit menyembulkan kepalanya sedikit disela pintu.

"Maaf mengganggu pak, ada yang ingin saya sampaikan penting." Jake merasa malu apalagi mereka yang rapat melihatnya seakan ingin memakan bulat-bulat tidak terkecuali Sunghoon.

"Apa?." Suara datar Sunghoon membuat Jake meneguk kasar ludahnya.

Jake berjalan kikuk masuk ruangan rapat tapi saat masuk beberapa karyawan tersenyum padanya dan memberikan jempol pada Jake.

Lalu Jake mendekati Sunghoon berjinjit untuk membisikkan perihal kedatangan tuan besar, Sunghoon mengangguk setelah Jake mengatakan semuanya.

"Rapat sampai sini dulu, esok kalau masih ada keliru pada laporan kalian semua tahu akibat dan kau tuan Shin anda bisa turun jawaban untuk laporan tidak mendasar ini." Sunghoon keluar mendahului Jake ditangannya membawa map hijau.

Hening sepanjang di lift Jake menebak mungkin tuan besar datang karena masalah jadwal yang Sunghoon batalkan, dan mungkin ada sangkut pautnya pada keluarga Park.

"Tunggu saya dekat pintu nanti." Jake mengangguk saat mengatakannya keluar lift.

"Dan jangan kemana pun, ingat?."

"Iya pak."

Klek

Tuan dan nyonya besar duduk disopa dengan wajah serius, Jake berdiri didekat pintu sambil menunduk tangannya bertaut di atas perut.

"Hoon mama bilang jangan hindari masalah!!." Nyonya besar membentak Sunghoon.

Sunghoon menatap kosong kedua orang tuanya, Jake merasa berdosa melihat masalah pribadi boss-nya itu, dan Jake makin menunduk dalam.

"Papa tanya sampai kapan mau jadi pengecut." Dalam hati Jake bertanya-tanya pengecut apa maksudnya.

"4 tahun kamu lari Sunghoon, dia mau luruskan semuanya tapi anak pengecut ini hah....papa bingung." Boss Jake itu mengepalkan tangannya disamping tubuh.

Jake melihat kebelakang ada beberapa karyawati sedang menyuping dan langsung saja tangan Jake berkibas.

'Dasar wanita penggosip.' Perlahan Jake menutup pintu.

"Mama mau kamu hadir kita semua perlu kejelasan, biar tuntas semuanya." Sunghoon bergeming.

Tuan besar Park berdiri dihadapan Sunghoon tangannya naik keatas lalu...

Plaaakk

Plak

Plak

"Ayah mendidikmu bukan untuk jadi pecundang."

Tubuh Jake terjengit kaget, kemudian mengangkat kepalanya tatapannya bersibobrok dengan dua paruh baya itu.

"Kamu!! Beritahu anak bodoh ini, mama bosan menasihati kepala batu ini." Mata Jake membulat, apa Jake tidak salah dengar wanita cantik diumur senja itu menyebut dirinya untuk Jake.

Tuan besar menatap lembut Jake lalu menghampirinya, dan kepala pria cantik dielus lembut tuan besar disusul nyonya Park.

"Kamu bicara pelan-pelan mungkin pengecut itu mengerti." Mereka berlalu setelahnya.

Sekretaris Shim [sungjake] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang