Jake datang pagi buta sesuai tuntutan pekerjaannya sampai dikantor langsung memegang Ipad hitam untuk mengatur jadwal Sunghoon kemudian ke pantry membuat kopi rutinitas pagi boss-nya, menghubungkan sambungkan telepon dan terakhir mengecek email miliknya.
Itulah pagi Shim Jake setiap hari masih banyak sebenarnya tapi itu gambaran kecil apa yang dia kerjakan, Jake sibuk pada layar komputer didepannya kacamata anti radiasi sudah terpasang wajah seriusnya sangat indah untuk dilewatkan.
Fokus pada monitor Jake tidak sadar jika Jisung pria tinggi itu memperhatikan sekretaris Shim sambil tersenyum tampan.
Tapi ada seonggok makhluk tampan lagi dibelakang Jisung, CEO petinggi perusahaan itu menatap punggung lebar karyawannya sangat tajam, walaupun tidak melihat ekspresi orang didepannya, tapi Sunghoon tahu kalau Jisung memandangi miliknya penuh kekaguman.
Saat meregangkan tubuhnya Jake terkejut melihat atensi orang lain diambang pintu ruangannya, Jake langsung tersenyum manis, "Pagi Jisung ada yang bisa aku bantu?" Sapa yang indah dipagi yang cerah.
"Pagi juga, hanya berkas yang pak Sunghoon minta revisi sudah selesai bisa sampaikan?" Si tampan itu menyerahkan sebuah dokumen sampul biru pada Jake.
Tangan Jake sudah terulur untuk mengambil sebuah tangan lebih dulu mengambilnya.
"Sudah kembali bekerja!" Jisung tersentak lalu berbalik membungkuk sopan.
"Selamat pagi pak, siap kembali bekerja," Pria itu langsung pergi setelah.
Sedangkan Jake berdiri wajah ayu-nya tampak biasa saja karena bukan Sunghoon kalau tidak galak dan tegas pada pekerjanya sendiri.
"Selamat pagi pak," Sunghoon melemaskan otot wajahnya yang tadi keras.
"Pagi." Kemudian berlalu sambil mengulum senyum.
Jake menaikan sebelah alisnya Sunghoon terlihat kesal namun Jake kembali pada komputernya, "Saya lapar gak disuruh sarapan sama ayank," Jake mendongak Sunghoon berdiri didepan pintu.
"Loh kok anda aneh, emang bapak punya ayank?" Kemudian pria kecil itu terkekeh geli, Sunghoon aneh itu pikirnya.
"Ada ayank kok saya," Sunghoon menatap Jake lamat.
"Oh dah ada ya.... suruh dong ayank bapaknya..." kok Jake merasa sesak dadanya? Ada yang bisa jelaskan?
Sunghoon mendengus sambil memperbaiki kerah kemejanya kemudian berdehem, "Shim saya gak sarapan, lapar," Sunghoon tersenyum tipis saat sekretarisnya ini mengerjap polos.
"Sarapanlah pak, mau saya pesankan?" Jake itu tidak peka atau pura-pura tidak mengerti atau memang bodoh Sunghoon sedikit kesal, jujur.
"Saya sudah disuruh sarapan sama ayank jadi pesan kan saja." Sunghoon pergi keruangannya sendiri setelah itu.
"Sepertinya pak Sunghoon telepati sama ayank-nya," ucap Jake heran.
Bodoh, itulah yang Sunghoon katakan dalam hati memang Jake pintar, cekatan dalam pekerjaan, cantik dan tampan disaat bersamaan tapi sayang sekretarisnya itu punya kekurangan yaitu, kurang peka padahal kode yang Sunghoon berikan cukup jelas sangat jelas malahan, polos juga.
"Sabar Sunghoon si cantik masih belum peka juga."
.
Virus ayank merambat sampai bapakku aja gitu, astaga ngakak banget temen temenku juga gitu. Gara gara ayank ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Shim [sungjake]
RandomEND "Kalau mau nikah bilang saja Shim, saya siap jadi suami siaga."