Wajah Arcilla sudah terlihat kesal diboncengan Arka. Sebab sedari tadi Arka tidak menghentikan motornya, setiap ditanya mau kemana Arka jawabnya.
"udah jalan dulu aja."
Bukannya Arcilla tidak senang berboncengan dengan Arka, tetapi Jakarta sedang panas-panasnya. Tentunya sudah 3 jam perjalanan tidak ada asupan minuman atau makanan untuk perut Arcilla.
Kerongkongannya jelas sudah kering.
"Aga, kita mau kemana sih? Gue haus nih, mana panas bener lagi Jakarta."
Arka yang baru tersadar, akhirnya meminggirkan motornya di outlet boba pinggir jalan.
"ya udah beli minum dulu deh." Arcilla turun sambil menghentakan kakinya.
Setelah memesan, Arka dan Arcilla duduk di depan outlet. Karena outlet boba ini cukup kecil jadi biasanya pelanggannya take away.
"ngambek mulu lo! Gak seneng lo pergi bareng gue?!" Arka gemas mencubit hidung Arcilla yang masih cemberut.
"lagian elo gak jelas banget. Mau kemana sih?"
"bogor aja yuk" mata Arka berbinar.
"HAH? Jauuuuhh.."
"gak jauh. ini elo kira bukan jalan ke Bogor? Dikit lagi sampe."
Arcilla yang tidak tahu jalan hanya mengangguk.
"di Bogor mau ngapain?"
"makan soto kuning, abis itu gue beliin asinan deh. Sekalian buat Tante sama Bunda." Seketika senyum mengembang di bibir Arcilla. Asinan adalah salah satu favoritnya.
"asiiiiikkk!! Yuk...yuk...baek deh Aga." Mata Arcilla menggoda sambil menjawil dagu Arka.
"disogok makanan aja langsung adem."
"boleh gak gue minta 2 porsi asinannya buat gue sendiri. Tapi Mama elo beliin sendiri juga. Yah...yah...yah..." Arcilla menarik-narik kaos Arka.
"iya deh. Duit gue masih banyak belom abis."
"YESS!! Aga cakep deh!" dalam hari Arka senang bisa melihat senyum di wajah Arcilla. Ada rasa puas.
"jelas!"
"iya in deh biar cepet."
Setelah boba sudah di tangan mereka, mereka beristirahat sebentar sambil menikmati boba masing-masing.
Arcilla sekilas melirik Arka. Semakin dia menelisik hatinya semakin yakin dia sudah mencintai sahabatnya ini. Tapi ada rasa sedih, mungkinkah Arka mempunyai rasa yang sama. Selama ini perlakuannya memang manis tapi dirasa masih dalam 'batas aman' teman.
Memang Arcilla tidak sedang berusaha meemilik hati Arka. Dia benar-benar hanya mengikuti garis tangan yag sudah dituliskan Tuhan. Segala harap dan mimpipun takut-takut dia hadirkan. Setiap angannya mulai melambung tinggi, Arcilla selalu memutusnya dan menapaki kembali ke kenyataan.
Sedangkan Arka di sebelahnya menatap lucu Arcilla. Maksudnya disini Arcilla terlihat lucu. Walaupun umurnya sudah beranjak akhir remaja tapi kadang kepolosannya masih murni. Kadang Arka sampai dibuat gemas, di lubuk hatinya selalu ingin berdekatan dengan Arcilla. Rasanya kalau dekat dengannya ada euphoria tersendiri. Perasaan yang Arka definiskan BUKAN cinta. Sebab cinta yang dia rasakan adalah rasa seperti yang hadir ketika melihat atau sekedar memikirkan peri kecilnya. Entah apa nama perasaannya ke Arcilla.
"ngapain lo ngeliatin gue? Suka lo sama gue?" Hardik Arcilla yang mendapati Arka bengong menatapnya.
"gak usah geer Cil!" Arka menjitak kepala Arcilla. Sebenarnya ada perasaan hati yang retak ketika Arka menjawab seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREUND
FanfictionFreund/freunde berasal dari bahasa Jerman yang berarti teman/sahabat (secara umum). Adalah sepasang sahabat yang sudah menjalin hubungannya lebih dari 3 tahun. Arcilla dan Arkatama. Keduanya sering sekali menghabiskan waktu bersama, sekolah bersama...