*5*

114 28 0
                                    

Arka sudah melangkahkan kaki menuju kantin ditemani Adnan dan Bima. Perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi karena istirahat pertama mereka bertiga harus latihan di studio musik.

"mau pada beli apa lo?" tanya Adnan, dia bersedia sukarela memesankan untuk kedua temennya.

"gue nasi+ayam bakar, minum es teh aja." Sahut Bima.

"gue samain aja deh Nan." Pinta Arka.

Adnan berjalan ke kios ujung untuk memesan ayam bakar, sepertinya dia juga memesan makan yang sama. Tidak lama Adnan sudah bergabung dengan Arka dan Bima.

"kita jadi diundang di SMA Bakti Muda tanggal 14 atau 21 sih?" tanya Arka sambil memainkan ponsel.

"belum ada kabar pastinya, tapi minggu depan mereka bakal ngabarin katanya." Jawab Adnan.

"Ka kemaren elo jalan lagi sama Arci?" tanya Bima yang diangguki Arka.

"kemana?"

"ke Bogor."

"ngapain?" kali ini Adnan.

"jalan aja, gabut jadi gue ajak dia deh."

"ck, anak orang udah dibawa pergi-pergi mulu gak buru-buru dihalalin."

Arka mencubit mulut Bima.

"mulutnyeee..emang gue apain anak orang? Lagian masih sekolah udah suruh halalin aja."

"elo baperin!" jawab Adnan yang sudah dihadiahi pelototan Arka.

"siapa yang baper? Cilla gak mungkin baper, gue udah lama deket sama dia."

"susah Nan ngomong sama makhluk sebelah elo. Dia sendiri gak ngakuin kalo suka, yang ceweknya juga adem aja dimodusin mulu."sahut Bima.

"gue gak modusin ya kampret."

"iya elo gak sadar." Dari arah kiri terlihat orang yang sedang dibicarakan ketiganya. Arcilla melenggang dengan senyum tipisnya menuju kantin. Tapi tidak diikuti ketiga temannya.

"tuh..SAHABAT elo Ka." Keduanya mengikuti arah mata Adnan.

"ARCIIIIII!!!!" Bima sudah memanggil Arcilla, dari tempatnya Arcilla mencari sumber suara dan ketika melihat ketiga temannya dia langsung melambaikan tangan. Dari gerak bibirnya terlihat dia ingin membeli minum dulu. Setelah jus manga sudah ditangan Arcilla hendak menuju meja Arka tapi tiba-tiba dihadang seseorang. Ketiganya menyipit ingin melihat siapa orang tersebut.

Setelah berbincang sebentar, Arcilla menghampiri meja Arka diikuti cowok yang ada di belakangnya. Ternyata dia Satria. Langsung saja wajah Arka berubah.

"Hei, laper banget kayaknya bro. Alex mana?" Arcilla tetap berdiri, sepertinya dia hanya ingin menyapa saja.

"Alex dibawain roti sama Nadya jadi gak ikut makan." Begitu jawan Adnan.

"ya udah gue balik dulu ya..daaahh." Arcilla melenggang pergi diekori juga oleh Satria. Di ujung jalan Satria menyamakan langkahnya dengan Arcilla dan mereka terlibat obrolan.

"si Arci ngapain sama Satria?" tanya Bima, matanya menuju Arka.

"mana gue tau!" Arka menunduk memainkan sedotan minumannya.

"waaahh..laku banget sih tu anak. Perasaan di kelas 12 aja udah ada 3 cowok yang nembak. Bentar lagi gue jamin Satria bakal nembak." Nada Bima membuat sesuatu seperti terbakar di hati Arka. Tentunya Bima mengucapkan itu dengan sengaja alias ingin memanasi Arka.

"diliat-liat Satria ok juga." Tambah Adnan sambil memainkan mata ke Bima, tanda mereka sedang bekerjasama. Sedangkan Arka masih mengaduk minumannya.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang