Arka sedang disibukan dengan menata baju-baju serta perlengkapan pribadinya ke dalam koper. Hari ini adalah hari keberangkatan dirinya selama 1 bulan kedepan untuk melakukan Pendidikan. Pendidikan kali ini diperuntukan untuk calon pegawai baru sebuah BUMN di Indonesia.
Keberuntungan bagi Arka, setelah kurang dari 1 bulan melamar kesana kemari akhirnya datanglah panggilan untuk melakukan tes di salah satu BUMN. Melewati 3 tahap Arka dinyatakan lulus dan diwajibkan melakukan Pendidikan selama 1 bulan. Walaupun tetap di Jakarta tapi Arka tidak diperbolehkan pulang, dia disediakan mess.
Kalau waktu tidak meleset sebelum kepulangan Arcilla, Arka sudah menyelesaikan pendidikannya. Dan itu hal yang sangat ditunggu-tunggu olehnya.
Setelah dirasa sudah lengkap, Arka menutup kopernya lalu mengambil ponsel yang ada di tempat tidur memasukannya ke saku celana. Menggeret kopernya menuju tangga, lalu mengangkat koper yang lumayan berat ketika menuruni tangga.
"Ga, Bunda udah bawain abon, kering kentang sama kripik paru di kantong coklat itu ya." Gista menunjuk paperbag coklat berisi makanan untuk anak sulungnya itu.
"Iya Bun, padahal gak perlu. Aku kan disana dapet makan." Arka meneliti apa saja yang ada di dalam paperbag itu.
"Ya kalo kamu bosen atau mau digado juga gapapa." Gista menyahut.
"Mas, sebulan itu gak bisa pulang sama sekali?" Adik semata wayangnya menghampiri Arka.
"Gak boleh Ta, biar fokus katanya." Genta mengangguk.
"Ayah udah di depan tuh." Gista menginstruksi Arka.
"Ini Bunda sama Genta gak ikut?" mata Arka menatap Bundanya mengiba.
"Maaf sayang. Bunda harus bikin kue pesenan Bu Sekar." Gista mengusap kepala Arka. Karena hobi bikin kue, Gista akhirnya membuka pesanan untuk ibu-ibu komplek rumahnya saja. Tapi itupun dia kewalahan.
"Iya Bunda... Tapi nanti kalo kangen gimana?" Arka memeluk Gista manja.
"Bener ya kata Mba Cilla, Mas Aga kayak bayi." Genta mencibir dan dibalas pelototan dari Arka.
"Sebulan doang cepet kok. Kamu konsentrasi aja pendidikannya. Biar dapet nilai bagus terus posisinya juga bagus." Arka mengangguk sambil melerai pelukannya.
"Bunda, Aga pamit ya. Selalu doain Aga supaya lancar." Arka mencium tangan Bundanya, lalu Gista mencium pipi kanan dan kiri Arka. Dan tidak lupa Arka juga berpamitan dengan adiknya.
"Jangan pulang malem terus, kasian Bunda gak ada temennya." Genta mengangguk cepat saja.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."
Bunda dan Genta mengantar Arka sampai ke pintu gerbang rumah.
***
Bukan hanya Arka yang mulai sibuk merintis karir. Keenam temannya pun sama. Bima sudah diterima di salah satu Bank Pemerintah, Ambar menjadi HRD di salah satu perusahaan swasta.
Sedangkan Nadya mencoba peruntungan dengan berwiraswasta. Dengan modal yang digelontorkan orang tuanya Nadya dipercaya mengelola salon kecantikan+café. Yang melenceng jauh adalah Melia. Karena badan yang termasuk proporsional, juga wajah cantiknya Melia malah sekarang sibuk menjadi artis.
Semua bermula ketika Melia dan Adnan sedang berada di mall. Ada salah satu produser dari agensi besar tertarik dengan Melia dan Adnan. Tidak perlu diragukan visual keduanya. Melihat keduanya sangat serasi berdampingan membuat produser agensi itupun memberanikan diri mendekat dan menawarkan untuk ikut casting.
Melia yang sepertinya ada bakatpun lolos casting iklan. Ya awal karirnya adalah bintang iklan. Kalau Adnan tidak tertarik. Dia lebih tertarik ke music. Jadi penawaran produser tersebut langsung dia tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREUND
FanfictionFreund/freunde berasal dari bahasa Jerman yang berarti teman/sahabat (secara umum). Adalah sepasang sahabat yang sudah menjalin hubungannya lebih dari 3 tahun. Arcilla dan Arkatama. Keduanya sering sekali menghabiskan waktu bersama, sekolah bersama...