*6*

132 27 3
                                    

Tak terasa Ujian Nasional akan berlangsung 2 minggu lagi. Semua sudah bersiap, begitupun dengan Arcilla dan teman-teman. Mereka benar-benar fokus, hampir setiap hari melakukan belajar bersama kecuali Alex. Alex saat ini lebih memilih belajar bersama teman-teman satu jurusannya. Hubungannya dengan Nadya juga sementara ditahan dulu, keduanya setuju demi masa depan lebih baik.

Sisa 1 minggu lagi minggu tenang. Di minggu tenang ini juga mereka merencanakan dalam waktu 5 hari belajar bersama, dan 2 hari sisanya untuk beristirahat, supaya lebih rileks.

Memang selama ini tempat favorit untuk belajar di rumah Arcilla. Selain memang sudah menjadikan mereka tempat berkumpul, adanya Ceisya merupakan hal yang menguntungkan.

Semuanya terlihat serius dan bekerja keras. Tidak ada acara keluar untuk main, sebisa mungkin mereka belajar dan beristirahat.

"Nad gimana udah lama gak berduaan sama Alex?" celoteh Ambar dikala mereka istirahat di rumah Arcilla sehabis belajar Math.

"gak papa Mbar, kita kan komit sekolah nomer 1. Jadi ya sekarang fokus UN. Pokoknya kita harus bisa lulus abis itu masuk universitas negri."

"kita semua pilihan pertama UI kan?" tanya Adnan. Semua mengangguk.

Memang itulah impian kedelapan anak SMA ini. Meskipun jurusan yang diambil berbeda. Mereka memilih Universitas Indonesia bukan dengan alasan utama agar bisa terus bersama. Tapi memang mereka masih mau tinggal di Jakarta. Jurusan yang mereka pilihpun ada di UI jadi kenapa harus keluar kota.

"elo ambil apa Nan?" tanya Melia. "arsitek." Jawabnya.

"gue ambil HI sama Komunikasi. Kalo Alex tetep Akuntansi. Elo pada apa?" Ucap Nadya tanpa ditanya.

"gue Farmasi, sama pilihan kedua Komunikasi kayaknya. Gak nyambung ya heheee..." jawab Melia.

"gue Psikologi sama Kesehatan Masyarakat. Mbar elo jadi ambil hukum? Lagian kenapa gak masuk IPS aja elo harusnya." Ucap Arcilla.

"iya hukum, gue masuk IPA karena gak suka akuntansi. Gak pernah balance kalo itung neraca-neracaan."

"gue sama Arka sama nih kayaknya, ngambil Teknik Informatika. Iya kan Ka?" ucap Bima, Arka pun mengangguk.

Ketujuh sahabat ini seperti tertarik ke satu titik membuat semuanya berpikir sejenak. Memikirkan kemungkinan lulus seleksi perguruan tinggi negri. Bagaimana kemungkinan kelulusan mereka, bagaimana kemungkinan mereka bisa 1 kampus. Walaupun alasan utama mereka bukan itu tapi tidak dipungkiri keinginan itu juga begitu kuat.

"guys, kita gak ada pilihan gagal loh. Pokoknya kita harus usaha keras biar bisa masuk UI." Ambar keluar sudah sisi ambisiusnya membakar semangat teman-temannya.

"selain usaha belajar jangan lupa berdoa ya. Minta sama Allah kita diijinin dapet apa yang kita mau dan tetep sama-sama." Ucap Bima bijak, sedangkan lainnya tertegun mendengar ucapan Bima.

"bangga gue sama elo Bim." Arka menepuk-nepuk pundak Bima.

"tapi bener loh kata Bima. Kita saling bantu doa juga ya. Solatnya jangan pada bolong-bolong lagi." Arcilla mengingatkan.

"komit ya guys, kita belajar lebih giat sama berdoa lebih giat." Ucap Melia dari posisi duduk menjadi berdiri menandakan dia bersemangat.

Melihat itu teman-temannya ikut berdiri. "SEMANGAATTT!!!" ucap mereka berbarengan.

"eh Nad nanti Alex jadi juniornya Mba Cei dong di akuntansi." Ucap Arka.

"oh iya bener Nad...biarin dijagain kakak gue kalo Alex macem-macem."

"iih gampang gue mah kalo dia macem-macem tinggal gue aduin ke emaknya. Secara emaknya lebih deket sama gue heheeee..."

"waaaah udah dapet restu camer lo..." sahut Adnan.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang