*19*

116 27 4
                                    

Hari kedua di Yogya.

Lima buah motor bertransmisi automatic sudah terparkir di pekarangan rumah eyang. Sedangkan kesembilan muda-mudi baru saja selesai menyantap sarapan yang sudah disediakan oleh Mbok Inah. Hari ini mereka dimanjakan dengan nasi putih, fuyunghay serta tempe+tahu goreng.

Setelah bersiap untuk mulai menjelajah Yogya, mereka berkumpul terlebih dahulu. Berhubung tidak ada yang paham jalanan Yogya dan sekitarnya jadi mereka mengandalkan google map.

"tujuan pertama jadi ke kota aja ya? Masuk keraton, taman sari dan sekitarnya." Alex mengulang rangkuman setelah mereka berdiskusi semalam.

"iya, seharian keliling kota aja. Cari makan juga daerah situ aja. Berhubung hari kayaknya panas jangan lupa pada pake topi sama kaca mata item." Nadya mengingatkan. Memang mereka sebelum berangkat sudah disarankan Nadya untuk membawa topi, kaca mata hitam dan jaket berjaga-jaga kalau nanti menggunakan motor dan saran Nadya ternyata berguna.

"Ci, semalem Mas Bagas udah jadi anter jaket kan?" tanya Nadya. Memang dari semuanya hanya Arcilla yang lupa membawa jaket. Alhasil Nadya berinisiatif meminjam Bagas. Tadi malam setelah pulang kuliah Bagas mampir ke rumah eyang untuk memberi pinjam jaket.

"udah Nad, semalem Mas Bagas nganterin."

"udah siap kan nih? Yuk ah keburu siang." Ajak Bima beranjak keluar rumah.

"Ci, elo yakin sendiri?" Ambar kasihan melihat Arcilla.

"santai Mbar. Kalian jangan pada ngebut ya." Arcilla mengingatkan para cowok-cowok.

"inget ada Rossi KW yang belom jago balapan."

Arka mendekati Arcilla, sebenarnya dia masih keberatan membiarkan Arcilla mengemudi motor seorang diri.

"helmnya diceklekin. Jaketnya dikancing." Arka membenarkan letak helm Arcilla.

"elo jalan di depan gue, jangan ngebut." Tambahnya lagi.

"siap komandan!" Arcilla memberi hormat.

Naila sudah siap juga dengan helmnya dan naik ke jok belakang motor Arka. Tanpa sadar Naila memeluk longgar Arka, itu memang sudah kebiasaannya toh Arka juga yang meminta takut dirinya terjatuh.

"peluk banget Nai?" sindir Adnan dengan seringai tidak suka. Mendengar itu Naila langsung menarik tangannya dan hanya memegang ujung jaket Arka.

Arcilla tersenyum tipis.

"Lex, Nan di depan ya lo. Biar Arci di tengah. Gue sama Arka ngawal di belakangnya." Bima menginstruksi.

Kelima motor itu mulai melaju membelah jalanan Yogya. Arcilla terlihat santai dan tenang. Sedangkan Arka yang tepat di belakangnya harus menahan kekhawatiran.

Sekitar 15 menit mereka sudah sampai pelataran keraton. Alex dan Nadya serta Bima dan Ambar sudah berjalan beriringan. Arcilla terkekeh, dasar seperti pengantin baru saja. Dia ingin menghampiri Arka tapi langkahnya terhenti melihat Arka sedang berjongkok menalikan tali sepatu Naila. Manis sekali pikirnya. Tapi hatinya berucap getir. Dia beralih menuju Melia dan Adnan.

"Nan, elo jangan protes gue gandengan sama Melia." Arcilla mengandeng tangan Melia dan meninggalkan Adnan yang masih terdengar seperti orang mendumel.

Mereka menjelajah keraton Yogya dengan dipandu tour guide. Sesekali mereka juga berfoto. Tidak ada lagi para pasangan ini berjalan berdampingan, yang ada mereka berbaur.

Setelah dari keraton lanjut ke taman sari. Menjelajah tempat pemandian para selir dari Raja pada jaman dulu. Lalu berjalan menyusuri dari gang sempit ke gang sempit lainnya.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang