*32*

160 34 48
                                    

Arcilla sudah menghabiskan waktu 12 hari di Yogya. Tentunya dia sangat senang, banyak tempat yang sebelumnya belum pernah dia kunjungi dan dengan kesempatan kali ini Arcilla bisa menjelajah dengan sangat puas.

Tentunya Arcilla tidak sendiri, kadang ditemani oleh adik sepupunya dan juga Bagas. Arcilla dan Bagas bertambah dekat. Setengah waktu Arcilla di Yogya dihabiskan dengan Bagas. Selain dewasa Bagas merupakan sosok yang friendly alhasil Arcilla merasa nyaman dengannya.

Esok hari Arcilla harus balik ke Ibu kota. Kali ini dia lagi-lagi menggunakan jasa kereta. Jadwal keretanya sekitar pukul 9 pagi. Dan dengan senang hati Bagas menawarkan diri mengantarkan Arcilla ke Stasiun Tugu.

Arcilla juga sudah mengirim pesan ke Kakaknya, Ceisya, untuk menjemput di stasiun sekitar pukul 4 sore. Ceisya pun tidak keberatan memenuhi permintaan adiknya.

Sedangkan di kamar berukuran 5 x 6 di kediaman Arka, lelaki muda ini merasa senang. Kabar kepulangan Arcilla membuat senyumnya pagi ini terlihat manis. Rindu yang sempat disembunyikan dan disangkal akhirnya mengalahkan rasa gengsi.

Arka sudah mendapat kabar kepulangan Arcilla juga Ceisya yang akan menjemputnya. Dengan inisiatifnya Arka menelpon Ceisya untuk menawarkan sesuatu.

"Halo, Mba Cei.."

"Iya Ga, ada apa? Tumben.."

"Hehehee..Mba besok jemput Cilla jam berapa?"

"dia sampe jam 4, gue meluncur jam 3.30 kayaknya. kenapa? Mau gantiin gue?" Ceisya dengan cerdasnya menangkap maksud Arka.

"Wah kok tau mba? Mba Cei cenayang ya?"

"Alaaaah, elo mah kebanyakan basa-basi busuk."

Arka tertawa.

"Ya udah berarti gue aja ya mba yang jemput Cilla?"

"Ya udah, jangan sampe telat ya."

"Ok mba.. eh tapi jangan bilang anaknya kalo gue yang jemput ya."

"iyeeeee... sok surprise lagi bocah."

"hehee..makasih mba Cei."

"iya sama-sama Aga."

Arka mematikan telponnya. Besok dia akan menjemput gadis yang 12 hari ini membuat hidupnya kocar-kacir. Baru kali ini Arka ditinggal lama oleh Arcilla. Kebiasaan mereka yang setiap hari selalu bertemu membuat dirinya merindukan gadis manis itu.

Sungguh Arka sudah meyakini perasaannya kali ini. Dia menyadari kalau selama ini hatinya ternyata untuk sahabatnya itu, bukan untuk Naila. Harusnya Arka berterima kasih kepada 3 sahabat cowoknya itu yang menyadarkannya.

Bagaimana dengan Naila? Dia sepertinya juga sedang asik dengan dunianya. Naila berencana pulang Lusa, 1 hari setelah kepulangan Arcilla. Dia hanya mengirim pesan ke Arka mengabari kepulangannya dan Arka membalasnya singkat.

***

"Mas Bagas makasih banyak ya udah nemenin aku selama disini." Arcilla sudah sampai di stasiun ditemani Bagas.

"Terima kasih kembali Arci, aku seneng kok." Bagas memamerkan senyum manisnya. Sungguh memang dia tidak keberatan, malah senang bisa menghabiskan waktu dengan gadis menggemaskan ini.

"Aku masuk dulu mas." Arcilla membawa koper berukuran kecil dan totebag sedang serta kantong plastic berisi oleh-oleh.

"Hati-hati ya Ci, kabarin aku kalo udah sampe." Arcilla mengangguk dan memasuki stasiun untuk boarding.

Arcilla beruntung, kereta sudah datang dan dia langsung memasuki gerbong 4. Setelah mencari kursi yang sudah dipesan, akhirnya dia bisa mendudukan diri di kursi dekat jendela.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang