*30*

139 31 38
                                    

Naila sudah berpamitan melalui telpon dengan Arka. Pertama dia akan liburan dengan keluarganya ke Bali lalu ke Lombok sekitar 14 hari, setelah itu Naila ijin kepada orang tuanya untuk mengunjungi kekasihnya di Lampung seorang diri. Tentunya orang tua Naila mengijinkan karena memang kedua keluarga ini sudah mengenal cukup baik. Ini juga yang menjadi pertimbangan Naila untuk hubungannya.

Sedangkan Arka yang lagi bersantai di depan TV dikejutkan dengan kedatangan Genta yang duduk dengan kasar di sofa sebelah Arka.

"Mas, ke rumah mba Cilla yuk."

"Ngapain lu tumben?" Arka menyelidik. Sebab memang jarang untuk seorang Genta mengajak ke ruma Arcilla.

"Gue ada titipan dari senior di Kampus." Jawab Genta santai.

"Titipan apaan?"

"Ya gak tau, ini dibungkus kado gitu. Buat mba Cilla."

Arka langsung menegakan duduknya dan menghadap Genta.

"Dari siapa?"

"Dari Kak Doni. Temen seangkatan elo juga kan?" Tentu saja Arka kenal dan ingat Doni. Iya memang Doni pernah menyatakan perasaannya ke Arcilla. Untuk apa dia masih ingin menghubungi Arcilla?

"Sini mana barangnya?" Ucap Arka sinis.

"Masih di kamar. mau gak anterin yuk naik motor gue mager jalan kaki. Panas." Genta mengibas-ngibaskan tangannya.

"Yau dah, ambil sana barangnya." Genta mengambil titipan Doni. Paper bag warna kuning berukuran sedang dengan gambar kelinci putih. Arka langsung mengambil paper bag tersebut dan mencoba mengintip apa isinya. Tapi gagal karena paper bagnya sudah di lem rapat.

"Yuk mas!"

"Kenapa Doni bisa nitipin beginian ke elo?"

Oh iya, Genta sudah masuk kuliah juga semester 2. Berbeda kampus dengan abangnya, dia kuliah di kampus swasta.

"Kan Kak Doni senior gue."

Arka mau tidak mau mengantar Genta ke rumah Arcilla. Perjalanan yang hanya memakan waktu beberapa menit saja.

"Assalamualikum Tante..." Genta menyapa Falisha yang sedang di dapur mengupas mangga.

"Waalaikumsalam...loh loh kok tumben Genta kemari?" Genta mencium tangan Falisha dikuti juga dengan Arka.

"Hehehe...mau main aja tante sama mba Cilla. Ada gak tante?"

"Ada, kamu panggil aja gih di kamarnya."

"Ok tante, aku ke atas ya. Yuk mas." Genta menuju atas diikuti Arka.

Arka mengetuk pintu kamar Arcilla.

Tok... Tok... Tok.

Pintu dibuka. Terpampanglah seorang gadis umur 20 tahunan dengan kaos oversize dan celana selutut juga rambut yang digelung asal.

Arcilla kaget mendapati Genta.

"Loh Genta?" tampang Arcilla yang polos tapi cantik.

"Mba, tampang berantakan gitu tapi kenapa masih cantik sih?!" Genta tanpa permisi masuk ke kamar Arcilla, sedangkan Arcilla menatap Arka yang hanya dibalas Arka dengan mengangkat bahunya juga masuk.

"Eh pada ngapain nih main nyelonong aja masuk?" Arcilla berkacak pinggang sedangkan kedua kakak-adik tersebut menjelajah kamar Arcilla. Khususnya Genta yang baru pertama kali masuk. Arka memutuskan duduk saja di tepi Kasur.

"Mba, wangi kamarnya khas mba banget deh. Gue betah nih disini."

"keluar,keluar...ngapain sih pada?"

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang