*33*

146 32 28
                                    

Keesokan paginya Arka sudah duduk manis di sofa ruang keluarga rumah Arcilla ditemani Falisha.

"Duh anak bontot tante emang kebo banget, kamu beneran gak ada janjian sebelumnya?" tanya Falisha ke Arka yang sudah menunggu 15 menit.

"Enggak sih tan. Dia mungkin masih capek kali." Jawab Arka santai, tidak keberatan sama sekali menunggu Arcilla yang masih tidur.

Ceisya yang mendengar percakapan ibunya dengan Arka di lantai bawah, membuka kamar Arcilla. Disibakkannya tirai yang masih tertutup rapat, lalu dibuka paksanya selimut yang menutupi tubuh Arcilla.

"Bangun lo!"

Arcilla yang masih belum sadar hanya mengerjap-ngerjapkan matanya, sambil mencoba mengambil selimutnya kembali. Tapi usahanya langsung ditepis oleh Ceisya.

"Apa siiih lo mbaaa?? Ya Tuhaaann masih pagi.."

"masih pagi apa? Liat jam berapa?"

Arcilla mencoba melihat jam di kamarnya. Pukul 10.14.

"Yailaaah masih pagi mba."

"Ada Aga di bawah, nungguin dari tadi." Arcilla yang tadinya berniat untuk menutup mukanya dengan bantalpun langsung membolakan matanya.

"Ngapain?"

"Meneketehe.."

Arcilla coba mengingat apa dia punya janji, tapi seingatnya tidak.

"Mandi sana, udah ditungguin mas pacar juga.." Eh, Arcilla ingin memprotes tapi Ceisya sudah keluar kamar tanpa permisi.

Akhirnya Arcilla turun dari Kasur dan dengan terpaksa menuju kamar mandi.

Ceisya turun menemui Falisha dan Arka.

"Udah aku bangunin anaknya." Sambil mengedipkan matanya ke Arka.

"Baru mau mama bangunin, kalo tidur gak inget bangun."

"Elo mau ngajak adek gue kemana Ga?" Ceisya bertanya ke Arka dengan tampangnya yang judes. Bukan, bukan karena dia tidak suka tapi memang begitu pembawaan Ceisya.

"Mau ajak sunmori."

"sunmori apaan jam segini?"

Arka terkekeh.

Tidak menunggu sampai 30 menit Arcilla sudah turun dengan pakaian casual. Arka sebelumnya sudah mengirim pesan ke Arcilla agar berpakaian pergi.

"Duh tuan putri baru bangun. Enak tidurnya putri?" sindir Falisha.

"Nyenyak dong mah, kalo gak karena mba Cei bangunin aku udah mimpi ketemu pangeran itu." Arcilla mencomot roti isi selai kacang yang masih tersisa di meja makan.

"Pangerannya udah dateng ini." Ceisya lagi-lagi menggoda dengan wajah datarnya.

"Dih, pangeran gue pake kuda putih."

"Alaaaah naik kuda lama mending naik motor." Sahut Arka.

"Ngapain sih lo pagi-pagi udah ngejogrok di rumah gue? Emang kita ada janji?" tanya Arcilla dengan wajah songong.

"pagi dari Hongkong?" timpal Arka dengan beranjak berdiri ingin berpamitan, karena Arcilla sudah menghabiskan rotinya.

"Buru Cil!"

"Mau kemana sih?"

"Udah ikut aja.."

"Tante, Mba Cei kita berangkat ya..salam sama Om, nanti hasil pancingannya boleh kali kirim-kirim ke rumah heheee..." Arka berpamitan diikuti Arcilla di belakangnya.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang