*23*

119 34 8
                                    

Akhirnya hari ini adalah hari terakhir mereka di Yogyakarta. Setelah 10 hari menginap di rumah Eyangnya Nadya, pukul 8 malam ini mereka harus bertolak ke stasiun Tugu untuk kembali pulang ke Ibukota dengan segala kesibukan yang menunggu.

"Mbok Inah matur sembah nuwun ya ... Kita disini di masakain, dicuciin baju. Masakannya enak semua Mbok," ujar Arcilla sambil menggenggam tangan Mbok Inah sambil berpamitan.

"Iya Mbok minta maaf kalau selalu ngerepotin sama bikin berantakan." Alex menyalami Mbok Inah diikuti semua temannya.

"Sami-sami Mbak, Mas semua, saya juga minta maaf kalau perlakuan saya ada yang tidak berkenan." Mbok Inah memang paham dan lancar berbahasa Indonesia tentunya dengan logat Jawa yang kental.

Setelah berpamitan, Reno dan Bagas lagi-lagi bertugas mengantar mereka. Seperti semula di mobil Reno sudah ada Nadya, Alex, Melia, Adnan dan sekarang ditambah Satria. Sedangkan di mobil Bagas posisi masih sama.

"Mas Bagas, jaketnya udah di cuci sama Mbok Inah. Makasih banyak ya Mas, ini aku taro disini gapapa?" Arcilla meletakan paperbag berisi jaket Bagas di jok tengah.

"Sami-sami Arci." Bagas tersenyum manis melihat Arcilla dari kaca tengah.

"Kalo kamu mau bawa juga boleh, siapa tau kamu kangen kan sama aku hehehee..." Arka yang duduk paling belakang bersama Bima memajukan badan, tidak percaya Bagas bisa juga menggombali Arcilla.

"Mas Bagas mulai ngegas nih," sambar Ambar. Sedangkan Arcilla hanya tersenyum kaku.

"Arci, boleh Mas Bagas minta kontak kamu?" Wow benar ngegas ternyata. Arka menukikkan alisnya.

"Oh ... oh boleh mas."

"Aku ada mas, nih aku kirim ya." Naila langsung mengutak-atik ponselnya. "Udah ya mas."

"Makasih ya Ci, Nai." Arcilla dan Naila mengangguk berbarengan.

"Nambah lagi aja fanboy nya Arci," lirih Bima tapi terdengar oleh Arka.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sekarang sudah di stasiun Tugu. Semua berpamitan kepada Reno dan Bagas, mengucapkan terima kasih.

"Ci, kalo kamu mau konsultasi aku 24/7 siap ya." Bagas mengedipkan satu matanya. Sedangkan Arcilla jadi salah tingkah, dan itu tertangkap oleh Arka. Nadya disikut Ambar supaya paham.

"Heheee ... emangnya mekdi mas 24 jam," jawab Arcilla membuat Bagas tertawa.

"Kamu lucu juga ya." Nadya dan Ambar memeprhatikan interaksi ini.

"Eh mas Bagas kok berani sih gombalin temenku, ntar ketauan pacarnya diomelin loh," serobot Nadya.

"Aku gak punya pacar. Available, single ready to double." Benar-benar si Bagas ini terlihat sekali menyukai Arcilla.

Satria dibantu Adnan mencetak tiket dan sudah kembali. Saatnya boarding.

Setelah berdadah-dadah akhirnya kesepuluh remaja ini memasuki peron menunggu kereta datang.

Sambil menunggu, ada beberapa yang duduk dan beberapa berdiri karena memang situasi stasiun yang cukup ramai.

"Berhubung kita udah genap jadi semua ada pasangannya ya. Gimana nih nentuinnya?" Semua memperhatikan Adnan.

"Kalo gue sama Alex boleh gak?" Nadya malu-malu bertanya.

"Terserah Nad," jawab Ambar. Nadya ber yes ria.

"kalo gitu gue sama Ambar boleh juga dong?" Bima menginterupsi. Sedangkan Ambar sedikit keberatan, dia tahu pasti Arcilla juga keberatan dari matanya juga.

FREUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang