"Terimakasih hyung, aku berangkat. Sampai jumpa nanti" Pamitnya dengan riang.
'Iya, belajar yang benar. Jangan hanya bermain main. Katanya kau ingin sepertiku? Jangan lupa makan siang juga nanti, ingat.. aku selalu mengawasi mu. Berhati hatilah, jika ada yang mengganggumu bilang pada Hyung mu yang keren ini, okay?'
"Hmm, hati hati" Balas Johhny dengan singkat.
Kemana semua kata kata yang selalu dikatakan nya saat mengantar Haechan?
Mengapa hanya sebuah deheman yang terasa tidak ikhlas?
"Apa aku melakukan kesalahan?" Lirihnya, merasakan keanehan yang terjadi pagi ini.
"Ahh mungkin saja hyung sedang sangat buru buru, iya dia mengatakan nya tadi." Pikirnya sambil tersenyum manis.
°°°
"Hoi, Lee Haechan! Kemarilah!" Panggil seorang pemuda bertopi. Dia Na Jaemin, sahabat Haechan sejak junior high school.
"Ohh hai, sebentar"
Haechan segera menaruh tas nya dan bergegas menuju bangku Jaemin.
"Ada apa?" Tanyanya saat sudah berada didepan Jaemin. "Dan mengapa kau mengenakan topi mu itu?"
"Ahh, ini ada yang ingin kutunjukkan padamu." Jawab Jaemin, yang sontak mengundang kerutan di dahi Lee Haechan, seakan mengatakan 'apa itu?'.
Jaemin membuka topinya, menunjukkan hal baru yang dibuatnya.
"Apa apaan ini na?!" Tanyanya terkejut melihat apa yang baru saja ditunjukkan pemuda Na itu.
"HAHAHAHA Lihatlah kelakuan temanmu itu Chan" Renjun yang sejak tadi hanya mengamati mereka berdua akhirnya meledakkan tawanya saat melihat ekspresi terkejut Haechan.
"Bagaimana Chan? Keren kan?" Kata Jaemin, menghiraukan tawa puas Renjun, karena meladeninya akan membuat mood nya turun, pikirnya.
"Kau seperti permen kapas na" jawab Haechan dengan masih terheran heran dengan penampilan rambut pink terbaru Jaemin.
"Huft.. tak apa lah, permen kapas kan artinya manis"
"Tadi ku bilang begitu marah, giliran Haechan yang bilang kau tersenyum seperti bayi polos"
"Sejak kapan kau bilang permen kapas? Kau tadi bilang rambutku seperti kemoceng. Aku tak terima Huang!"
"Sudahlah, kenapa jadi bertengkar? Seperti anak kecil saja" lerai Haechan yang sudah jengah melihat kelakuan dua temannya itu. "Oh ya, dimana Jeno?"
"Entah, aku belum melihatnya dari tadi." Jawab Renjun.
"Kalian membicarakan ku ya?" Tiba tiba seorang laki laki datang menghampiri mereka.
"Oiii, panjang umur kau Jen haha"
"Dari mana kau? Tumben sekali baru datang?"
"Sebenarnya aku sudah sampai dari tadi, hanya saja tadi ada urusan" jawab Jeno.
"Tumben sekali seorang Jeno memiliki urusan"
"Wahh kau ini Chan, kau berkata seperti itu seakan akan hidupku hanya seperti pengangguran"
Setelah itu mereka berempat terlarut dengan obrolan yang unfaedah hingga bel tanda dimulainya pelajaran berbunyi.
Masing masing dari mereka sangat tekun dengan belajar, mereka sebenarnya adalah siswa pintar, hanya saja terkadang tertutupi oleh kelakuan mereka yang seperti abnormal.
***
Saatnya pulang dari sekolah, Haechan sudah menghubungi semua hyung nya untuk menjemput. Tapi semua hyung nya mengatakan bahwa mereka sedang sibuk. Alhasil Haechan akan pulang naik bus hari ini.
Ia berjalan menuju halte bus dengan earphone tersumpal di telinganya, memutar beberapa musik favorit untuk menemani perjalanan nya.
Sesampainya di halte bus, Haechan medudukkan dirinya di sebuah kursi panjang untuk menunggu bus yang akan mengantarkan nya pulang sambil bersenandung kecil mengikuti alunan musik dari earphone nya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya bus yang ditunggu Haechan datang, Haechan segera masuk ke bus dan mengambil tempat duduk yang kosong.
20 menit berlalu, akhirnya bus sampai di pemberhentian tujuan Haechan, pemuda tan itu lantas turun dan berjalan menuju kediamannya yang hanya berjarak tujuh ratus meter dari halte.
Sampai di depan rumahnya, bangunan besar itu tampak sepi dan sunyi.
"Tidak ada orang sama sekali kah?" Gumam Haechan bertanya pada dirinya sendiri. Lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Benar dugaannya, tidak ada orang sama sekali di dalam. Tanpa ambil pusing, Haechan segera beranjak masuk ke dalam kamar dan setelah itu ia merebahkan tubuhnya di kasur empuknya, hingga terlelap tanpa sadar.
__________TBC__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sun || Haechan
Fanfictiondianggap pembawa sial, tak berguna, bodoh dan yang lebih parah nya anak pungut? bagaimana jika kalian berada di posisi nya? marah? sedih? atau akan tetap bertahan? dia, Lee Haechan menanggung semua rasa itu, rasa sakit, sedih, marah, tapi tak bisa m...