Setelah mengetahui jika Haechan berada di rumah sakit kala itu, Renjun, Jaemin dan juga Jeno semakin sering mengunjungi Haechan.
Bahkan setiap hari, setiap pulang sekolah.
Haechan senang sekali setiap hari bisa bertemu ketiga sahabatnya. Keadaannya juga menjadi lebih cepat pulih. Tubuhnya sudah tidak se lemas beberapa waktu lalu.
Luka lebam yang sempat menghiasi pun perlahan pudar, mengembalikan citra wajah Haechan sebenarnya.
Sekarang ia sudah mulai kuat berjalan sendiri, walau tidak jauh.
Luka cambuk di kakinya masih sering nyeri dan perih saat berjalan.
Tak jarang juga, ketiga temannya mengajak Haechan ke taman rumah sakit untuk menghirup udara segar.
Haechan jadi semakin senang dibuatnya.
Di taman, mereka bertemu dengan bocah kecil berusia 7 tahun. Wajah nya selalu ceria dan secerah matahari.
Namun naas, di balik wajah ceria nya tersimpan luka yang mendalam.
Ia adalah seorang anak yang tidak di inginkan oleh orang tuanya, selain itu.. dia juga mengidap VSD, atau yang sering disebut dengan jantung bocor.
Haechan selalu salut kepada anak kecil yang bernama, Jung Ha Joon itu.
Meski tak pernah mendapat pelukan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan mengidap penyakit ia selalu menebar senyum kepada orang sekitarnya.
Ha Joon banyak bercerita kepada Haechan. Tentang dirinya dan Yubi, sebuah boneka kesayangan nya.
Yang saat itu ditinggalkan bersama box bayinya di suatu tempat. Ia yakin ini adalah pemberian orang tuanya saat mendengar kisah ditemukannya dirinya dari seorang yang selalu ia sebut 'malaikat baik hati'.
Ia tak pernah mau memanggil ayah angkatnya dengan sebutan ayah, melainkan 'malaikat baik hati'.
Ia tak pernah marah kepada orang tuanya yang telah membuangnya, ia bersyukur saat di buang malah bertemu dengan 'malaikat baik hati' nya.
Hal itu membuat Haechan dan teman temannya sangat terharu. Bahkan Jaemin dan Renjun sempat menitikkan air matanya saat mendengar cerita Ha Joon.
Sungguh keji seorang yang tega membuang anak cerdas seperti Ha Joon ini.
***
Seperti hari hari sebelumnya, siang ini Haechan bersama Renjun, Jeno, dan Jaemin akan ke taman setelah makan siang.
Oh ya, setelah Haechan sadar hyung nya semakin jarang berkunjung, kecuali Doyoung yang sesekali mampir.
Hanya untuk pencitraan mungkin.
Haechan merasa sedih di sisi lain, namun ia tak apa, karena masih ada tiga temannya yang selalu mengunjunginya.
Ia jadi tidak terlalu memikirkan soal hyung nya.
Sekarang, Jaemin tengah membantu Haechan untuk memakai jaket nya, padahal Haechan bisa sendiri katanya. Tapi Jaemin ngotot untuk membantu.
Sedang Renjun dan Jeno menyiapkan kursi roda yang akan di gunakan Haechan.
Haechan sendiri sudah menolak untuk menggunakan kursi roda. Tapi apalah daya, ketiga temannya memaksa untuk tetap menggunakannya.
Haechan pasrah saja kalau Renjun dan Jaemin sudah berkehendak. Maka yang bisa dilakukan Haechan dan Jeno adalah menurut.
"Nah selesai!" Ujar Renjun riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sun || Haechan
Fanfictiondianggap pembawa sial, tak berguna, bodoh dan yang lebih parah nya anak pungut? bagaimana jika kalian berada di posisi nya? marah? sedih? atau akan tetap bertahan? dia, Lee Haechan menanggung semua rasa itu, rasa sakit, sedih, marah, tapi tak bisa m...