'Everywhere I go bring the beat box! Boom.. Chika.. Boom.. Chi—'
Dering panggilan pada ponsel menarik perhatian Jeno, langsung saja di jawabnya tanpa melihat nama si penelepon.
"Yeoboseyo?" Sapanya.
"Halo Jeno" Jawab seseorang di seberang sana.
Sejenak Jeno termanggu mendengar suara itu. Suara yang sudah hampir tiga hari tak di dengarnya dan membuatnya khawatir bukan main. Bukan hanya dirinya, tapi dua temannya yang cukup cerewet itu juga setiap hari uring-uringan, Jeno lelah menghadapi dua orang itu sendiri. Dan sekarang, orang yang membuatnya kelimpungan sendiri itu menyapanya dengan suara riang seperti tidak punya dosa saja? Cih, dasar! Jeno geram sekali dengannya.
Ia melirik sebentar pada ponselnya, dan benar, nama orang itu tertera sedang melakukan panggilan suara dengannya.
"Maaf ini siapa ya?" Tanya Jeno dengan bahasa formal, mengerjainya sedikit mungkin tidak masalah. Anggap saja sebagai hukumannya karena menghilang selama tiga hari dan tidak berkabar.
"JENO?!"
Ugh! Teriakannya cukup untuk memekikkan telinga Jeno hingga ia harus menjauhkan sebentar ponselnya dari telinga. Tapi bibirnya melengkung membentuk kurva yang sangat indah, dirinya senang bisa mengerjai sahabat tan nya yang satu itu.
"Kau lupa denganku?!" Tanya orang itu dengan hebohnya.
"Maaf, bahkan saya tidak mengenal anda. Ini.. dengan siapa ya?"
"Jeno! Sumpah kau keterlaluan, hanya tiga hari aku tidak telepon dan kau sudah melupakanku?! Oh my god! Jeno yang benar saja!" Sekuat tenaga Jeno berusaha menahan tawanya yang akan meledak mendengar seruan Haechan yang begitu hebohnya.
'Heboh sekali sih anak ini?' batin Jeno.
"Maaf, maka dari itu dengan siapa ya?"
"Jeno please! Haechan, aku Lee Haechan teman dan sepupumu, masa tidak ingat sih?! Aku Haechan Jeno. Please ya, kita hanya tiga hari ya tidak bertemu, masa lupa dengan orang yang paling tampan di galaksi ini?!"
Huh! mulai narsisnya, kalau kata Renjun sih pasti begitu.
"Hanya tiga hari katamu?! Kau tidak tahu ya, bagaimana cerewetnya Renjun dan Jaemin saat kau tidak ada kabar, sekarang dengan santainya menelepon dan malah balik memarahiku? Seharusnya aku yang marah!"
"Hehe.. Maaf Jen, handphone ku habis rusak." Ucap Haechan sambil tersenyum lima jari dan mengangkat dua jarinya membentuk piece, ya walaupun Jeno tidak bisa melihatnya sih, tapi diyakini kalau Jeno bisa melihat wajah sok polos yang ditunjukkan Haechan itu pasti kepala malangnya akan mendapat tempelengan kasih sayang dari Jeno.
"Kenapa bisa rusak?"
"Ya kemarin itu jatuh, terus di lindas mobil, mati deh." Jelasnya singkat.
"Sudah di kubur belum?"
"Hah?"
"Mm, lupakan!"
"Hahaha! Kau masih tetap sama Jen, Lee Jenojaem! Haha, sekarang kau lucu."
"Diam Lee Haechan, ku bilang lupakan!"
Tapi gelak tawa Haechan malah terdengar semakin keras di seberang. Baru saja Jeno yang tertawa kemenangan, ya walau dalam hati sih karena berhasil menjahili Haechan, tapi sekarang berbalik dirinya yang di tertawakan.
Apa ini yang di sebut karma instant?
"Aduh Jenooo, perutku sakit! Hahahaha!"
Tut!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sun || Haechan
Fanfictiondianggap pembawa sial, tak berguna, bodoh dan yang lebih parah nya anak pungut? bagaimana jika kalian berada di posisi nya? marah? sedih? atau akan tetap bertahan? dia, Lee Haechan menanggung semua rasa itu, rasa sakit, sedih, marah, tapi tak bisa m...