28. Jenguk

4.6K 272 1
                                    

Hari ini, mereka berempat berkunjung ke rumah sakit tempat Mark di rawat, ya mereka ingin menjenguk Mark.

Kemarin Haechan bertanya pada Doyoung tentang keadaan Mark, dan ia mengatakan bahwa Mark sudah sadar. Lalu Haechan meminta izin untuk menjenguknya bersama Renjun, Jeno, dan Jaemin.

Saat itu Doyoung nampak ragu untuk memberi izin, tapi akhirnya di izinkan juga membuat Haechan lega mendengarnya.

Kini mereka sudah di depan ruang rawat Mark dengan Renjun dan Jaemin yang membawa sekeranjang buah di tangan masing-masing.

Haechan mengetuk pintu sebentar lalu memutar knop pintu dan membuka pintu lebar-lebar agar temannya bisa masuk.

"Selamat siang, Mark hyung." Sapa mereka.

Mark tersenyum, "siang." Balasnya.

"Bagaimana keadaanmu, hyung?"

"Sudah lebih baik, Jen."

"Ohh ya, ini kita bawa buah hyung. Nanti di makan ya!"

"Duh, jadi bikin repot."

"Halah, bukan apa-apa."

"Ohh, kalian sudah datang." Ujar seseorang yang baru saja keluar dari toilet dalam ruang rawat Mark. Yang disana menoleh.

"Iya, hyung" Jawab Jaemin.

"Apa hyung sudah lama di sini?"

"Iya, sejak semalam aku di sini bersama Jaehyun hyung, itu dia sedang tidur sekarang." Jawab jungwoo seraya menunjuk seseorang yang sedang meringkuk di sofa berselimutkan jaket miliknya.

"Mark hyung, maaf.." Lirihan Haechan tunjukkan kepada Mark saat semua orang di sana tengah fokus berbasa-basi dengan Jungwoo.

Mark yang merasa di ajak bicara pun memberikan seluruh atensinya kepada Haechan.

"Maaf aku gagal melindungimu hari itu." Lanjut Haechan.

Mark tak bergeming, ia masih memperhatikan Haechan saja, yang sedang menunduk sambil meminta maaf padanya.

"Andai saat itu aku tidak melawan orang yang akan menikamku, pasti sekarang kau bisa pergi ke kampus, kau tidak akan berada di sini." Sesalnya berandai.

"Maafkan aku hyung.." Ucapnya lalu mengangkat kepala untuk melihat respons Mark.

Ia melihat Mark memperhatikannya, "maaf hyung.. maaf."

Mark masih pada wajah datarnya melihat mimik bersungguh-sungguh Haechan kala memohon maaf padanya, sampai dirinya mengatakan kata singkat yang membuat Haechan bingung.

"Terima kasih."

"Untuk apa..?" Tanya Haechan.

"Terima kasih sudah membantuku hari itu." Jelasnya, "kalau kau tidak ada malam itu, sudah di pastikan aku tidak bisa melihat dunia lagi. Entah apa yang akan mereka lakukan saat berhasil membawaku."

Haechan tersenyum lalu mengangguk, "walau begitu, kau berada di sini adalah kesalahan ku yang lengah saat itu."

Mark menggeleng, "lupakan saja. Aku sudah baik-baik saja."

"Terima kasih, hyung.."

°°°

"Malam itu pasti sangat merepotkan ya?" Ujar Jaemin tiba-tiba, semua bingung kemana arah pembicaraan nya.

"Malam apa?"

"Itu, malam saat kalian berdua melawan preman-preman itu." Jawab Jaemin.

"Ahh, itu.. ya begitu."

"Kenapa membahas itu sih, Jaem?"

"Ya penasaran, pasti sangat merepotkan. Ehh apa mereka juga luka?"

"Tidak, kurasa mereka baik-baik saja."

"Wah curang! Padahal kalian berdua terluka." Ujarnya Jaemin heboh, " Bahkan Mark hyung sampai di rawat, Haechan sampai di jahit kepalanya. Sedangkan mereka baik-baik saja. Wahh sungguh tidak adil!"

Mendengarnya, Mark, Jaehyun, dan Jungwoo nampak terkejut. Seingatnya, hari itu Haechan membawa Mark ke rumah sakit, serta mengabari mereka tidak dengan luka apapun yang mengharuskan dirinya sampai mendapat jahitan, selain luka lebam di wajahnya.

Tapi.. Teman-temannya mengatakan luka jahitan?

"Luka jahit, Chan?" Jaehyun bertanya.

"Ahh bukan apa-apa hyung, hanya luka kecil biasa."

"Ikut aku sebentar, Lee Haechan." Ajaknya.

Haechan menurut lalu mengikuti langkah Jaehyun ke luar ruangan Mark.

Setelah sedikit lebih jauh dari ruangan Mark dan berada di tempat yang lumayan sepi, Jaehyun mulai mempertanyakan tentang luka yang Jaemin maksud tadi.

"Tunjukkan lukamu padaku, Chan." Pintanya. Lagi-lagi Haechan hanya menurut saja, melepas tudung hoodienya dan memutar tubuhnya memperlihatkan bagian belakang kepalanya yang masih tertutup perban.

"Ini, hyung." Tunjuknya.

"Siapa?" Haechan mengernyit, memutar kembali tubuhnya.

"Apanya yang siapa, hyung?"

"Luka itu, siapa? Malam itu bahkan kau tidak terluka sedikitpun terkecuali luka lebam itu."

"Ahh ini, saat itu memang tidak terlihat, hyung." Bohongnya.

"Kau pikir aku bisa di bodohi orang bodoh sepertimu?" Sarkasnya, "Taeyong hyung?" Jaehyun menebak, namun tebakannya benar, bukan begitu?

"Ya?" Tanya Haechan bingung saat tiba-tiba Jaehyun menyebut nama Taeyong.

"Luka itu, Taeyong hyung kan?"

"Tidak, hyu—"

"Hari itu aku pulang, dan ada pecahan vas, juga darah, itu milikmu kan?"

Haechan sudah tidak bisa lagi mengelak, membohongi Jaehyun itu sulit sekali. Tidak ada cara lain, dia sudah ketahuan.

"I-iya, itu milikku."

Setelah mendengar pengakuan Haechan, Jaehyun tampak mengangguk samar lalu pergi meninggalkan Haechan.

Lalu Haechan juga meninggalkan tempat itu untuk kembali ke ruangan Mark.

---

"Hyung, kita pulang ya! Besok mungkin akan ke sini lagi, cepat sembuh Mark hyung!"

Mark mengangguk, "iya Jaemin, Terima kasih kalian sudah datang."

"Hyung, aku pamit dulu ya." Pamit Haechan, Mark hanya mengangguk menanggapi.

Mereka meninggalkan ruangan Haechan, meninggalkan Mark bersama Yuta yang tadi datang setelah setengah hari bekerja. Yuta bilang, dia akan menjaga Mark sampai besok, ya sudah Jungwoo pulang saja. Dan Jaehyun.. entah, tadi setelah bicara dan meninggalkan Haechan ternyata ia tidak kembali ke ruangan Mark, mereka tidak tahu.

"Chan pulang nanti kau langsung istirahat ya, supaya besok bisa sekolah lagi." Nasehat Renjun.

"Iyaa."



—————TBC—————

Segini dulu deh ya,
Ini bakal jadi kaya cuma
selingan aja sih tapi..

Our Sun || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang