17. Hal yang jarang

2.8K 236 6
                                    

Pagi ini matahari bersinar cerah. Cahayanya masuk melalui celah celah jendela kamar para jiwa yang tengah terlelap. Mengusik tidur nyenyak mereka.

Terbukti dengan terdengarnya suara lenguhan lirih seorang remaja yang menyandang status sebagai siswa SMA di suatu sekolah ternama.

Matanya mulai terbuka menyambut mentari pagi di hari Senin.

Hari ini pula, hari pertama Haechan akan kembali bersekolah setelah cuti sakit hari itu.

Meski dengan mata yang masih sayu merasakan kantuk, Haechan memaksakan tubuhnya untuk bangkit dari empuknya ranjang.

Berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menyegarkan pandangan.

---

Setelah selesai melakukan berbagai persiapan untuk sekolah, akhirnya sekarang Haechan sudah siap.

Dengan langkah pasti, Haechan meninggalkan kamarnya. Berjalan menuruni tangga satu per satu, sambil mengingat segala persiapan nya.

Apakah ada yang ketinggalan, atau tidak.

Sampai di ruang makan, kenapa sepi sekali? Hanya ada beberapa potong roti yang tersaji, tapi tidak ada orang.

"Kemana semuanya?" Monolog Haechan.

Tanpa berpikir lebih jauh lagi, Haechan segera mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang biasa ia duduki saat makan.

Mengambil sepotong roti yang tersaji, memilih yang di olesi oleh selai cokelat. Favoritnya.

Setelah melahap rotinya, Haechan kembali beranjak dan pergi meninggalkan rumahnya yang pagi itu nampak sangat sepi. Bagai hanya dirinya yang menghuni.

***

Sampai di sekolah, Haechan langsung masuk ke kelasnya. Duduk di bangkunya, bersebelahan dengan bangku Renjun.

Namun ia belum melihat Renjun, selain hanya tas nya saja tergeletak di bangkunya.

Saat melihat bangku duo J juga, hanya ada tas mereka.

Di mana semua?

Haechan memutuskan untuk menghubungi ketiganya, atau sekedar mengetik pesan bertanya posisi mereka.

Saat mendapat balasan, ternyata Renjun, Jeno dan Jaemin sedang berada di gazebo dekat taman.

Haechan langsung menghampiri.

Tapi, saat melewati lorong, langkahnya di hadang oleh segerombolan siswa. Tepatnya siswa dari kelas IPS XII-5.

Masih ingat dengan Park Jihoon? Ya, itu Jihoon dan kawanannya.

"Ada apa Jihoon-ssi?" Tanya Haechan. Jujur ia tidak mengerti maksud Jihoon menghadangnya.

Jihoon menyeringai, "ada apa?" Dan balik bertanya pada Haechan.

Haechan mengerutkan dahinya, bagaimana sih, ditanya kok balik tanya, pikir Haechan.

"Kemana kau selama ini? Bukankah kau tahu aku membutuhkanmu? Ku beri waktu, bukan berarti kau seenaknya."

Haechan sadar, iya dia belum bicara apapun pada hyung nya.

Ya bagaimana bisa bicara, kalau belum apa apa saja sudah di pukuli, sampai masuk rumah sakit pula.

"Maaf Jihoon. Sepertinya aku tidak bisa." Putus Haechan.

Our Sun || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang