03. Semua Berubah

4.9K 385 4
                                    

PRANG...

Haechan terlonjak seketika dari tidur pulasnya akibat suara barang jatuh dari arah dapur yang cukup keras.

Dengan masih tertatih dan nyawa yang belum terkumpul penuh, Haechan melangkahkan kakinya ke arah dapur, mencari tahu apa yang terjadi.

Saat sampai di ujung tangga, Haechan membelalakkan matanya melihat keadaan rumah yang seperti kapal pecah. Semuanya berantakan.

Buku buku majalah yang awalnya tertata rapi, kini berserakan di lantai. Ruangan yang biasanya sangat tertata rapi itu sekarang tampak tak berbentuk.

Pyarr..

Lagi, suara dari dapur. Nampaknya sekarang sebuah piring terlempar hingga berubah menjadi kepingan kepingan kecil yang berbahaya.

Haechan merasa was was ketika mendengar itu. Dugaan dugaan buruk pun memenuhi pikirannya.

Dengan berbekalkan tongkat baseball yang ia ambil dari bawah tangga, Haechan mengendap endap menuju dapur.

Keadaan dapur pun tak jauh beda dengan ruang tengah, sangat berantakan. Haechan menatap sekelilingnya nanar, sedikit meringis saat melihat pecahan pecahan beling di lantai yang cukup banyak.

Netranya menangkap seseorang ber jas hitam yang sangat ia kenal, sepertinya laki laki itu sedang berada di puncak emosinya.

Wajahnya memerah, urat uratnya menonjol, dan tangannya terkepal erat dengan sedikit luka di buku buku jarinya.

Pemandangan yang sangat jarang sekali ia lihat. Sejujurnya Haechan takut melihat hyung nya dengan keadaan seperti ini.

"Tae.. Taeyong hyung..?" Takut takut Haechan memanggil sosok itu. Taeyong yang merasa namanya dipanggil pun mendongak. Mendapati Haechan yang menatap dirinya membuat emosi Taeyong semakin meninggi.

"DASAR ANAK SIALAN! TAK TAHU DIRI!"
Sentak Taeyong. Haechan yang mendapat sentakan seperti itu seketika nyalinya makin menciut. Dan mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi.

"A-ada apa.. Hyung?" Tanya Haechan terbata.

"ADA APA?! Masih bertanya ada apa! Sekarang bereskan semua ini! Jangan berani meninggalkan tempat jika semuanya belum beres! Bahkan hanya untuk seteguk air!" Pinta Taeyong dengan emosi yang masih menggebu.

Haechan yang mendengar itu langsung mengerjakan apa yang diminta hyung nya itu.

Melihat Haechan yang sudah bergerak. Taeyong pun beranjak pergi meninggalkan Haechan menyelesaikan pekerjaannya. Sendiri.

°°°

Terhitung tiga jam Haechan membersihkan ruangan demi ruangan yang Taeyong kacaukan. Dan tak kunjung selesai, begitu banyak kekacauan yang Taeyong buat.

Sebenarnya Haechan sangat lelah, namun seperti terhipnotis oleh kata kata Taeyong yang menyentak untuk tidak meninggalkan pekerjaannya, walau hanya untuk seteguk air. Dia melakukannya.

Beberapa saat kemudian, seseorang masuk ke dalam. Haechan melirik sebentar, ternyata adalah Yuta.

Haechan sangat berharap kepada Yuta untuk membantunya walau sedikit. Selama ini Yuta selalu membantu siapapun yang sedang beres beres, tak peduli selelah apapun dirinya.

Karena prinsip Yuta adalah mengerjakan sesuatu bersama akan lebih cepat selesai.

Namun harapannya sirna saat Yuta hanya meliriknya dengan tatapan tajam, lalu pergi menuju kamarnya.

Saat masih menatap Yuta, tak sengaja netranya menangkap eksistensi Taeyong yang menatapnya dengan tajam.

Haechan segera mengalihkan pandangannya dan melanjutkan sisa pekerjaannya.

°°°

Jarum jam menunjuk pada pukul tujuh malam. Sekarang semua kakak Haechan sudah berada di rumah sejak tiga puluh menit yang lalu.

Taeil yang notabene kakak tertua juga sudah menyiapkan makan malam dengan dibantu Doyoung dan Jungwoo.

Semua juga sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malamnya. Namun keadaan sangat hening. Tak ada satu pun dari sembilan orang disana yang bersuara.

Suasana ini sangat aneh memang, karena biasanya saat seperti ini selain makan mereka juga bercanda ria. Melontarkan candaan candaan dan curhatan kecil masing masing.

Haechan yang merasa ini semua sangat aneh memberanikan diri untuk sedikit mendongak melihat wajah hyung nya satu persatu.

Namun yang ia dapati hanya tatapan tak mengenakkan dari semua hyung nya.

"Makan."

Tepat saat itu, suara tajam dan dingin Jaehyun menginterupsi nya. Tak ingin membantah Haechan segera menyelesaikan acara makannya.

Selang beberapa menit satu persatu dari mereka mulai meninggalkan tempatnya menuju kamar masing masing. Sampai hanya tinggal Johnny dan Haechan disana.

Haechan yang melihat begitu banyak piring dan alat alat masak yang harus Johhny cuci menawarkan bantuannya.

"Tak perlu, sekarang pergi ke kamarmu dan belajar." Jawab Johnny ketus atas tawaran Haechan.

Mendengar jawaban Johhny yang lebih terdengar seperti perintah, Haechan menurut.

"Baik hyung, aku permisi" Haechan membungkuk sedikit lalu beranjak menuju kamarnya.

Sampai di kamar, Haechan mendudukkan diri di kursi meja belajar. Membuka beberapa bukunya dan mengerjakan tugas.

Tak sampai larut, Haechan sudah menyelesaikan semua tugasnya.

Merebahkan dirinya di kasur lagi setelah mengerjakan pekerjaan melelahkan yang diperintahkan Taeyong untuknya.

"Mengapa hari ini sangat aneh? Semua hyung bersikap sangat dingin. Bahkan Taeyong hyung membentakku sangat keras tadi, sebenernya ada apa sih?!" Monolog Haechan yang merasakan keanehan pada semua hyung nya hari ini.

Tak ingin ambil pusing lagi, Haechan mengalihkan pikirannya dengan hal lain.

Membuka ponsel sebentar, mendapati beberapa pesan dari grub chat teman temannya. Lalu menimpali sedikit chat di grub yang berisi dirinya, Renjun, Jeno juga Jaemin. Dan hanya membaca sedikit chat informasi dari grub angkatan.

Setelahnya ia bersiap tidur, mengistirahatkan tubuhnya. Ia merasa lelah, sangat lelah. Lelah fisik juga lelah pikiran.

Biarkan dia istirahat nyenyak malam ini.

__________TBC__________

Our Sun || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang