Siang itu, keempat remaja putih abu abu tengah duduk di salah satu bangku taman yang di cat menyerupai potongan-potongan kayu besar.
Nuansa taman dengan cuaca cerah, namun tidak panas. Bunga warna warni tampak mekar indah menghiasi taman kota yang tak terlalu ramai siang itu.
Dengan segelas minuman favorit masing masing, keempatnya bertukar cerita atau sekedar lelucon. Yang pastinya perdebatan kecil tak terhindarkan.
Salah satunya memandang sebuah kedai yang baru di buka, secara tak sengaja.
"Dulu.. Yangyang sangat suka itu." Celetuknya sembari mengingat momentum di masa lalu terkait temannya.
Yang lain mengerutkan dahi, Yangyang? Suka apa? Dalam pikiran mereka tersirat begitu.
Lalu si pemilik eye smile mengikuti arah pandang Jaemin.
Tatapan tersirat masih kebingungan, tapi saat sudah lamat melihat, ia akhirnya tersadar.
"Kau benar, Yangyang sangat suka itu." Setujunya.
"Apa sih? Yangyang suka apa?" Tanya Haechan.
"Itu Chan, ice cream paletas!" Seru Jaemin.
"OHH BENAR! Yangyang suka itu!" Heboh Renjun.
"Ahh benar.."
Mereka semua memandangi dengan seksama bagaimana pegawai kedai di seberang sedang melayani pelanggan yang terus berdatangan. Padahal baru buka.
Memang, ice cream khas Mexico yang disebut paletas itu sangat terkenal sejak dulu.
Meski bentuknya seperti ice cream stik pada umumnya, tapi banyak yang menggemari ice cream Mexico di kedai itu. Contohnya Yangyang.
Yangyang sangat menyukainya, entahlah menurut mereka sebenarnya rasanya sama saja.. tapi Yangyang sangat suka.
Setiap hari mampir taman untuk membeli ice cream itu. Tak boleh terlewat sehari pun.
Bahkan sampai flu karena tak pernah henti memakan ice cream.
"Mau beli tidak?" Tawar Haechan.
Tanpa pikir yang lainnya menyetujui. "Ayo! Sudah lama juga tidak makan paletas."
"Ya sudah Njun, kau yang berangkat ya?" Renjun mengangguk.
"Jaem ayo ikut aku"
"Tidak ahh, malas!" Tolak Jaemin. Renjun menarik nafasnya dalam mendengar itu.
"Aku akan traktir kalau kau ikut!"
"Benar ya?!" Ujar Jaemin semangat mendengar kata traktir dari Renjun. Tubuhnya langsung berdiri dan menggandeng Renjun menuju kedai ice cream.
---
Dua insan yang tersisa sedang berhadapan di bangku taman. Haechan menyedot minumannya yang tersisa setengah.
"Haechan, kau ok?" Haechan tidak paham atas pertanyaan Jeno. Apa maksudnya?
"Aku.. ok Jen, kenapa?"
"Hhh.. memang ya, semua anak om Kyuhyun pintar berbohong."
"Jen? Apa maksudnya?" Tanya Haechan, ia kesulitan menangkap maksud Jeno.
Hyung dan ayahnya di bawa-bawa pula.
Haechan kan bingung."Kau pikir aku tidak tahu.."
"Kalau ngomong jangan di potong-potong, Jen! Aku tidak paham."
"Kau sedang perang dingin dengan Johnny hyung kan?" Haechan tersentak. Bagaimana Jeno bisa tahu? "Ahh, aku salah ya?"
Haechan masih diam, ia memikirkan segala kemungkinan bagaimana Jeno bisa tahu kalau dirinya sedang perang dingin dengan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sun || Haechan
Fanfictiondianggap pembawa sial, tak berguna, bodoh dan yang lebih parah nya anak pungut? bagaimana jika kalian berada di posisi nya? marah? sedih? atau akan tetap bertahan? dia, Lee Haechan menanggung semua rasa itu, rasa sakit, sedih, marah, tapi tak bisa m...