Pagi ini Haechan merasa sudah jauh lebih segar dan lebih sehat daripada hari kemarin.
Ya meski masih ada bekas luka dan lebam yang belum hilang, tapi tak masalah.
Karena Haechan sudah tidak merasakan sakit lagi. Sepertinya tubuhnya sudah kembali seperti semula lagi.
Tak merasakan sakit sedikit pun.
Hari ini juga hari Minggu, ia tak menyangka teman temannya akan datang sepagi ini.
Pagi sekali, bahkan sekarang masih pukul tujuh pagi. Tapi ketiga temannya itu sudah merusuh di ruangan Haechan sejak tiga puluh menit yang lalu.
Hingga yang tadinya Haechan masih tertidur pulas, harus terpaksa bangun akibat ketiganya.
Yang lebih menyebalkan lagi bagi Haechan. Ketiganya tak merasa bersalah sama sekali telah membangunkan paksa Haechan. Dan hanya cengar-cengir saja, meminta maaf dengan wajah sok polos nya mereka.
Jujur Haechan senang mereka datang pagi, jadi Haechan tidak terlalu bosan.
Tapi, apa perlu merusuh saat mengunjungi orang di rumah sakit?
Setelah itu meminta maaf dengan wajah tidak berdosa lagi, kan menjengkelkan.
"Kalian apa tidak bisa berhenti membuat keributan?"
Seketika ketiganya terdiam. Mereka tadi sedang ribut meributkan 'pantat ada berapa?'
Huh, random sekali.
"Oh iya Chan, pantat itu ada berapa?" Tanya Renjun.
"Satu" jawabnya cepat.
"Hei! Mana bisa, pantat itu ada dua tau!" Sela Jaemin.
"Benar, pantat itu ada dua! Kenapa jadi satu?"
"Pantat itu ya satu, tapi mereka terbelah!"
"Dua lah!" Ujar Jaemin Renjun bersamaan.
"Satu!" Lalu di balas juga dengan Jeno Haechan yang bersamaan.
"Dengar! Dengar, kalau pantat ada dua, pasti kita sebutnya pantat-pantat kan? Tapi kita cuma menyebut pantat saja, itu artinya cuma satu!" Jelas Haechan.
"Tidak bisa begitu!" Sentak Jaemin.
"Dengar sini! Mata kamu ada berapa?"
"Dua" jawab Haechan.
"Lalu kenapa tidak kita sebut mata-mata? Kita kan juga cuma menyebut dengan mata saja. Dan itu berlaku pula untuk pantat!"
"Tidak begitu!"
Lelah tidak? Mendengar mereka meributkan persoalan ini terus menerus.
Haechan yang tadinya memperingati pun malah jadi ikut serta dalam pertempuran menghitung jumlah pantat.
Memang random, jadi biarkan mereka larut dalam keributannya.
Hingga seorang ber jas putih rapi memasuki ruangan. Kata pertama yang muncul dalam benaknya adalah 'kenapa berisik sekali.'
Dan seketika dokter Jun meringis mendengar topik mereka. Benar benar random, pikirnya.
"Permisi!" Ujar nya sedikit menaikkan oktaf suaranya.
Keempatnya terdiam dan seketika menoleh.
"Hehe.. dokter Jun sudah masuk?" Tanya Haechan tidak masuk akal.
"Kenapa ribut sekali di sini? Haechan sudah sangat baik ya?"
"Maaf dok, mereka memang berisikー
"Kami!" Ujar Jeno, Renjun, dan Jaemin bersamaan kala tak setuju dengan pemilihan kata 'mereka' untuk menunjukkan siapa yang berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sun || Haechan
Fanfictiondianggap pembawa sial, tak berguna, bodoh dan yang lebih parah nya anak pungut? bagaimana jika kalian berada di posisi nya? marah? sedih? atau akan tetap bertahan? dia, Lee Haechan menanggung semua rasa itu, rasa sakit, sedih, marah, tapi tak bisa m...